Untuk pertama kali, lini serang Arsenal diisi trio Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette, dan Nicolas Pepe saat bermain imbang 2-2 melawan rival sekota, Tottenham Hotspur, di Stadion Emirates, London, Minggu (1/9/2019).
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Untuk pertama kali, lini serang Arsenal diisi trio Pierre-Emerick Aubameyang, Alexandre Lacazette, dan Nicolas Pepe saat bermain imbang 2-2 melawan rival sekota, Tottenham Hotspur, di Stadion Emirates, London, Minggu (1/9/2019).
Meskipun belum memberikan kemenangan, mereka cukup menjanjikan untuk menjadi andalan lini serang ”The Gunners” musim ini.
Pepe yang direkrut Arsenal dari Lille senilai 80 juta euro (Rp 1,2 triliun) pada musim ini diharapkan dapat menambah kegarangan lini serang Arsenal yang sudah diisi Aubameyang dan Lacazette. Jika ditotal, musim lalu ketiganya mencetak 73 gol dan 33 asis di semua kompetisi.
Dari catatan itu, pendukung Arsenal pun ingin segera melihat ketiganya tampil bersama. Namun, Manajer Arsenal Unai Emery baru menurunkannya di pekan keempat. Hasilnya cukup mengejutkan meskipun belum memberikan tiga poin.
Lacazette dan Aubameyang mampu mencetak gol balasan setelah Arsenal tertinggal dua gol dari Christian Eriksen serta Harry Kane. Adapun Pepe bisa mencetak satu asis setelah memberikan umpan matang kepada Lacazette.
Dengan kaki kiri luarnya, Pepe menyontek bola ke depan gawang Spurs yang dipenuhi pemain bertahan lawan. Ia seperti tahu kemana arah lari Lacazette.
Di sisi lain, Lacazette dapat membaca dengan baik arah bola bergulir dan merangsek ke depan gawang Spurs yang dijaga Hugo Lloris.
Dari gol tersebut, mereka terlihat telah memahami satu sama lain. Hanya saja, beberapa kali ketiganya terlihat bernafsu untuk mencetak gol sehingga peluang yang dimiliki terbuang sia-sia. Dari 26 tembakan yang dilepaskan Arsenal, hanya 8 yang mengarah ke gawang Spurs.
Aubameyang pun mengaku kecewa karena gagal meraih poin penuh di kandang. ”Kami tidak bahagia, tetapi kami bekerja dengan baik. Ini pertandingan yang sulit, tetapi kami bermain bagus. Kita mungkin pantas mendapatkan (poin) lebih banyak malam ini,” ujarnya.
Kedua tim bermain imbang dengan mengandalkan serangan balik cepat. Mereka bermain keras sehingga sering berujung adu mulut di lapangan. Pada babak pertama, Spurs memperoleh momentum yang lebih baik.
Setelah Eriksen mencetak gol di menit ke-10, Spurs memperoleh hadiah penalti setelah kapten Arsenal Granit Xhaka melakukan pelanggaran terhadap Son Heung-min. Kane tidak menyia-nyiakan peluang tersebut.
Akan tetapi, Arsenal mampu bangkit dengan cepat dan Lacazette memperkecil kedudukan di ujung babak pertama. Emery mengaku bangga dengan respons anak asuhnya yang segera bangkit dari ketertinggalan setelah tampak frustrasi di babak pertama.
”Kami bangga dengan respons itu. Suporter juga telah memotivasi kami,” ujar manajer asal Spanyol tersebut.
Arsenal sempat merasa akan memenangi pertandingan ini ketika bek Sokratis Papastathopoulos mencetak gol. Namun, kemenangan tersebut batal karena video wasit (VAR) menunjukkan Sead Kolasinac terlebih dahulu berada pada posisi off-side sebelum memberi umpan kepada Papastathopoulos.
Spurs kembali diuntungkan dengan keberadaan VAR setelah sebelumnya terjadi saat melawan Manchester City.
Bagi Spurs, hasil imbang ini membuat mereka masih tercecer di peringkat ke-9 dengan raihan 5 poin. Manajer Spurs Mauricio Pochettino pun mengaku timnya belum tampil maksimal di awal musim ini.
Pekan lalu, mereka kalah dari Newcastle di kandang sendiri dan Pochettino pun hanya bisa berharap timnya dapat lebih baik. ”Saya optimistis. Dalam tiga pertandingan pertama, tim belum menunjukkan semua kualitas yang kami miliki,” ujar manajer asal Argentina tersebut.
Salah satu penyebab belum maksimalnya permainan Spurs pada awal musim ini adalah mereka masih khawatir dengan isu kepindahan dua pemain andalan, Eriksen dan Jan Vertonghen. Pada pertandingan melawan Arsenal, Pochettino mengambil risiko untuk memainkan keduanya sejak menit awal.
Eriksen tetap menunjukkan permainan yang positif melalui gol pembukanya. Ia seperti membungkam orang yang meragukan integritasnya sebelum pertandingan.
Namun, di sisi lain, hal itu menunjukkan Spurs belum bisa lepas dari ketergantungan kepada Eriksen yang masih bisa tampil bagus di awal kompetisi ini.
Melihat bursa transfer liga top Eropa, seperti Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman, akan berakhir pada Senin (2/9/2019), Pochettino pun hanya bisa berharap pemain andalannya tersebut tetap bertahan.
”Saya tidak ingin mengatakan itu tidak mungkin (Eriksen akan pergi). Namun, tidak ada yang mustahil dalam sepak bola, saya optimistis,” ujarnya. (AP/AFP/REUTERS)