Akhir tahun 2020, warga Surabaya bisa menikmati alun-alun. Uniknya, ruang terbuka ini memiliki basemen sebagai sentra UMKM dan tempat berkumpul.
SURABAYA, KOMPAS Pengembangan kawasan Balai Pemuda menjadi Alun-alun Surabaya ditargetkan tuntas pada akhir 2020. Kawasan yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Surabaya, Jawa Timur, itu dilengkapi ruang publik di bawah tanah.
Saat dihubungi, Senin (2/9/2019), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sedang berada di Vienna, Austria, mengatakan, Alun-alun Surabaya akan menjadi ikon baru pada 2020. Keberadaan alun-alun yang di jantung Kota Surabaya itu akan menambah pilihan ruang publik yang bisa dimanfaatkan warga. ”Surabaya tidak hanya punya taman. Tahun depan ada alun-alun,” katanya.
Alun-alun Surabaya terletak di Jalan Yos Sudarso, depan Balai Kota Surabaya. Kawasan ini pada awalnya adalah Gedung Balai Pemuda, pusat kegiatan seni dan budaya di Surabaya, yang diperluas area dan fungsinya sebagai ruang publik.
Kawasan alun-alun yang dikembangkan Pemerintah Kota Surabaya ini berbeda dengan alun-alun di daerah lain peninggalan kerajaan Jawa karena tidak berbentuk lapangan dengan pohon beringin di tengah serta diapit masjid, pasar, dan gedung pemerintahan.
Pengembangan Alun-alun Surabaya didesain memiliki ruang bawah tanah (basemen) yang terhubung dengan Gedung Balai Pemuda di sisi barat Jalan Yos Sudarso. Basemen berukuran sekitar 1.000 meter persegi itu berada di bawah Jalan Yos Sudarso dan akan difungsikan sebagai akses penyeberangan; sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta tempat berkumpul warga. ”Para pelaku UMKM akan ditata sehingga tidak mengganggu pengunjung di alun-alun,” ucapnya.
Risma menuturkan, pembangunan alun-alun merupakan proyek dua tahun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tahun ini, anggaran yang disiapkan Rp 20 miliar untuk pembangunan bawah tanah. Tahun depan akan dianggarkan Rp 50 miliar untuk memperluas sisi timur Jalan Yos Sudarso.
Namun, pengembangan alun-alun di sisi timur Jalan Yos Sudarso belum bisa dilaksanakan karena tanah seluas 1.800 meter persegi itu masih berstatus tanah sengketa antara Pemkot Surabaya dan PT Maspion. ”Di kawasan ruang terbuka di sisi timur ada diorama perjalanan Kota Surabaya dan di Aun-alun Surabaya seberang Balai Pemuda ada patung Sawunggaling,” ujarnya.
Ditutup enam bulan
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kota Surabaya Iman Kristian menambahkan, saat ini pengembangan Alun-alun Surabaya masuk tahap pembangunan basemen. Karena itu, Jalan Yos Sudarso ditutup selama enam bulan hingga akhir Februari 2020. Ruas jalan yang ditutup 50 meter dari total panjang ruas jalan 200 meter.
Penutupan jalan itu dipastikan tidak mengganggu kegiatan perekonomian di sekitar Jalan Yos Sudarso. Warga masih bisa mengakses hotel, restoran, fasilitas kesehatan, dan gedung perkantoran di sisi utara jalan tersebut. Arus lalu lintas menuju jalan yang ditutup dialihkan melalui Jalan Plaza Boulevard dan Jalan Simpang Dukuh, sekitar 100 meter sebelum ruas jalan yang ditutup.
”Pengerjaan konstruksi basemen berlangsung empat hingga enam bulan. Kami upayakan bisa lebih cepat agar Jalan Yos Sudarso bisa segera kembali dilalui warga,” kata Iman.
Selama pengalihan arus lalu lintas, sekitar 80 petugas dari dinas perhubungan, satpol PP, linmas, dan kepolisian disiagakan untuk membantu kelancaran arus kendaraan. Ia mengatakan, pembangunan sebagian basemen sisi barat sudah selesai sejak Juli. Pada tahap tersebut, pihaknya tidak melakukan penutupan ruas secara utuh karena pengerukan tanah hanya dilakukan di sekitar saluran utilitas.
Saat ini, proyek memasuki tahap pengerukan basemen sisi timur sehingga jalan tersebut harus ditutup. Jika hanya ditutup sebagian dan kendaraan masih melintas di jalan tersebut, dikhawatirkan konstruksi jalan tidak kuat menahan beban karena belum dipasangi dinding penahan.
”Pembangunan selama enam bulan adalah membuat konstruksi basemen yang meliputi penggalian tanah di bawah jalan raya, pembuatan dinding penahan keliling, dan pembuatan atap pelat basemen,” ujar Iman.
Karyawan yang berkantor di salah satu gedung di ruas Jalan Yos Sudarso, Wahyudinata (38), tidak keberatan dengan penutupan jalan tersebut. Pengalihan jalur yang disiapkan Pemkot Surabaya dinilai tidak membuat pengguna jalan terlalu jauh memutar. Dia hanya butuh waktu tambahan sekitar tiga menit untuk memutar jalur dibandingkan saat melewati Jalan Yos Sudarso.
”Banyak petugas dari kepolisian dan Pemkot Surabaya yang mengatur lalu lintas. Saya tidak bingung harus lewat jalan mana,” ujar Mayang Essa (22), konsumen kedai es krim Zangrandi yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso. (SYA/ETA)