Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendorong lahirnya aneka inovasi digital yang dapat membantu aneka kebutuhan masyarakat dan meringankan tugas pemerintah. Desa diharapkan menjadi basis lahirnya berbagai inovasi.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong lahirnya aneka inovasi digital yang dapat membantu aneka kebutuhan masyarakat dan meringankan tugas pemerintah. Desa diharapkan menjadi basis lahirnya inovasi-inovasi digital tersebut.
Desa dijadikan basis pengembangan inovasi karena setiap desa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Agar menjadi inspirasi bagi desa lainnya, sejumlah inovasi yang lahir dari beberapa desa dipamerkan dalam Festival Kampung Digital di Banyuwangi.
“Saat ini seluruh desa di Banyuwangi yang berjumlah 189 desa sudah tersambung dengan infrasturktur Teknologi Infrmasi berupa fiber optic (serat fiber). Selanjutnya bagaimana infrastruktur itu dimanfaatkan untuk pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan warga desa,” ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Banyuwangi Budi Santoso di sela Festival Kampung Digital di Banyuwangi, Selasa (3/9/2019).
Budi mengapresiasi aneka inovasi berbasis digital yang lahir dari kebutuhan masyarakat. Beberapa inovasi tersebut antara lain Siap Cantik dari Desa Genteng Wetan dan Layanan Mandiri Pengurusan Administrasi dari Desa Genteng Kulon.
Siap Cantik merupakan akronim Sistem Aplikasi Posyandu dengan Pencatatan Elektonik. Aplikasi ini merupakan pengganti Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berupa buku. Seperti halnya KMS, Siap Cantik merekam seluruh data tumbuh kembang anak beserta riwayat pemberian imunisasi.
“Kelebihan Si Cantik ialah adanya fitur informasi nutrisi, pertolongan pertama dan detail tumbuh kembang anak. Sehingga orang tua bisa mengetahui asupan gizi apa yang baik bagi anaknya termasuk bila anaknya memiliki alargi tertentu,” ujar Bidan Desa Genteng Wetan sekaligus admin Siap Cantik Nunuk Sulistyawati.
Kelebihan Si Cantik ialah adanya fitur informasi nutrisi, pertolongan pertama dan detail tumbuh kembang anak. Sehingga orang tua bisa mengetahui asupan gizi apa yang baik bagi anaknya termasuk bila anaknya memiliki alargi tertentu
Fitur pertolongan pertama juga tersedia bila orang tua menemukan gejala sakit pada anak. Misalnya saja apa yang harus dilakukan orang tua bila anaknya tersedak, mimisan, disengat lebah dan lainnya.
Sementara fitur tumbuh kembang anak merupakan indikator kemampuan anak sesuai dengan umurnya. Dengan fitur tersebut orang tua mengetahui di umur tertentu, kemampuan apa saja yang seharusnya sudah mampu dilakukan buah hatinya.
“Unggulan lain dari Siap Cantik ialah fitur Bengkel Sakinah. Ini merupakan fitur tanya jawab antar pengguna dan admin. Ibu-ibu bisa menyakan segala hal tentang pendidikan, psikologi, dan kesehatan anak. Pertanyaan itu akan dijawab oleh orang-orang yang berkompeten misalnya, bidan, dokter, psikolog, dan guru,” ungkap Nunuk.
Aplikasi Siap Cantik lahir dan dikembangkan oleh Puskesmas Desa Genteng Wetan. Programer aplikasi tersebut juga merupakan warga desa tersebut. Aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 100 pengguna Android di Playstore.
Inovasi digital lain yang dipamerkan ialah Layanan Mandiri Pengurusan Administrasi yang lahir dari Desa Genteng Kulon. Inovasi tersebut lantas diadopsi dan disempurnakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Inovasi digital tersebut kemudian diduplikasi ke sejumlah desa. Hingga saat ini ini sudah ada beberapa desa di 5 kecamatan yang memanfaatkan fasilitas tersebut. Aplikasi tersebut dapat diakses melalui telepon pintar atau mesin anjungan yang ada di kantor-kantor desa dan Mall Pelayanan Publik.
Melalui aplikasi dan mesin tersebut, warga atau pemohon dapat mengurus sejumlah dokumen secara mandiri tanpa harus bertatap muka dengan petugas layanan. Terdapat 48 layanan administrasi sudah bisa diakses secara digital.
Beberapa layanan yang bisa diakses di mesin swalayan terdiri atas empat kategori, yaitu perizinan, kesehatan, pendidikan, dan kependudukan. Sementara apabila melalui aplikasi yang diakses menggunakan telepon, pengguna juga dapat melakukan pembayaran, termasuk membayar zakat, infak, dan sedekah.
Layanan digital ini berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Bila menggunakan mesin anjungan, pengguna harus menempelkan KTP-el di mesin pemindai. Sementara apabila menggunakan aplikasi, pengguna harus memfoto KTP-el dan memasukkan NIK miliknya
Layanan digital ini, juga telah dilengkapi dengan fasilitas tanda tangan digital. Sehingga memungkinkan pemegang wewenang dapat kapan saja dan di mana saja melakukan proses persetujuan.
Fasilitas tanda tangan digital tersebut telah melalui verifikasi dan lisensi dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam dokumen yang dilengkapi tanda tangan digital, cap basah dari instansi terkait digantikan dengan kode bar resmi yang terdaftar di BSSN.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya juga terus mendorong digitalisasi ekonomi berbasis desa. Harapannya akan tumbuh ekonomi kreatif dari digitalisasi ekonomi tersebut.
“Pelaku UMKM bisa memasarkan produknya hingga luar provinsi atau bahkan luar negeri berkat inovasi-inovasi digital yang muncul. Desa dipilih agar inovasi yang lahir masif dan memiliki karakteristik yang beragam sesuai dengan kebutuhan desa,” ujarnya.
Anas mengatakan, festival Kampung Digital tidak hanya berhenti pada ekspo inovasi tetapi juga akan ada edukasi tentang ekonomi kreatif. Nantinya para pemuda desa dan pelajar dari berbagai sekolah akan diajari untuk masuk ke dunia ekonomi kreatif dan melihat peluang bisnis dari ekonomi digital. Salah satu yang akan jadi pembicara dalam kelas tersebut ialah pendiri Warung Pintar Harya Putra.