Lahan gambut di Kalteng kembali membara. Lokasi bekas terbakar yang belum sepenuhnya padam menjadi pemicu kebakaran di lokasi baru.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Lahan gambut di Kalteng kembali membara. Lokasi bekas terbakar yang belum sepenuhnya padam menjadi pemicu kebakaran di lokasi baru.
Setelah tak ada hujan selama hampir dua minggu, kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi. Di Kelurahan Menteng, tepatnya di Jalan Tampung Penyang, Kota Palangkaraya, Kalteng, kebakaran dipicu oleh lokasi bekas terbakar yang belum padam.
Dari pantauan Kompas, api muncul dan meluas hingga lebih kurang lima hektar di Tampung Penyang. Api merambat begitu cepat dan mendekati pemukiman. Warga pun bahu membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya.
“Ini apinya sudah sampai ke seberang rumah, nanti malam bisa membesar lagi ini. Mungkin kami nanti tidak tidur periksa terus,” ungkap Mardiana, warga Jalan Tampung Penyang Blok A, Kota Palangkaraya, Selasa (3/9/2019).
Setelah menunggu sekitar 30-40 menit, petugas pemadam kebakaran datang dan membantu warga memadamkan api. Mereka melakukan blocking api agar api tidak meluas atau merambat ke pemukiman.
Ini apinya sudah sampai ke seberang rumah, nanti malam bisa membesar lagi ini. Mungkin kami nanti tidak tidur periksa terus,” ungkap Mardiana
Kebakaran juga terjadi di lokasi-lokasi yang pernah terbakar seperti di Jalan Merdeka, Jalan Mahir-Mahar di Kota Palangkaraya. Kebakaran di beberapa jalan itu sudah terjadi sejak Juli lalu.
Tidak pulang
Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Sabaru Danior mengungkapkan, sebelum padam mereka tidak pulang meskipun malam. Paling tidak, lahan sudah basah di sekeliling api.
“Prinsipnya pantang pulang sebelum padam, kami kerja hingga malam hari, mengejar kepala apinya membasahi pinggirannya,” ungkap Danior.
Sampai saat ini data dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Provinsi Kalteng menunjukkan lahan terbakar di Kalteng mencapai 2.727,84 hektar dengan jumlah kejadian kebakaran 707 kali kejadian selama bulan Agustus saja. Namun dalam tahun 2019 ini, tercatat sudah 4.004,64 hektar lahan terbakar di seluruh Kalteng.
Koordinator Sekber Anti Asap Kartika Sari mengungkapkan, upaya pemerintah dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan belum berdampak maksimal. Hal itu terlihat dari kabut asap yang sempat bertahan dan menyelimuti Kota Palangkaraya dan sekitarnya hingga di kategori berbahaya.
“Yang kami amati pemadaman kebakaran saja, tetapi asap masih menyelimuti. Kami hanya mau mengingatkan kembali agar tidak terulang kejadian 2015,” kata Kartika.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri mengungkapkan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan rapat dengan kementerian terkait kebakaran hutan dan lahan. Ia menyampaikan, dalam waktu dekat pihaknya akan meminta tambahan helikopter dan modifikasi cuaca.
“Sampai saat ini status masih siaga darurat, belum ada penurunan kami juga terus lakukan patroli dan pembasahan,” ungkap Fahrizal.