Barcelona dan Real Madrid belum ”panas” dalam tiga laga perdana La Liga musim ini. Atletico Madrid mencoba mengambil kesempatan ini dengan berusaha mempertahankan tren kemenangan.
Oleh
HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, SENIN - Atletico Madrid langsung berlari dengan kecepatan tinggi sejak La Liga musim 2019-2020 dimulai pada pertengahan Agustus lalu. Tim ”Los Rojiblancos” ini pun menjadi satu-satunya tim yang mampu memenangi tiga laga pertama. Mereka hanya butuh napas panjang untuk bisa tetap berlari kencang hingga ke garis finis.
Tanda-tanda Atletico bisa mencuri start dengan baik sudah terlihat sejak tim asuhan pelatih Diego Simeone ini menjalani sejumlah laga pramusim sejak Mei lalu. Dari tujuh laga pramusim, mereka menang enam kali dan kalah satu kali. Kemenangan terbesar diraih ketika mereka mampu melibas Real Madrid 7-3 pada ajang International Champions Cup di Amerika Serikat, akhir Juni.
Hilangnya beberapa pemain kunci saat bursa transfer musim panas seperti striker utama Antoine Griezmann, penyerang sayap Gelson Martins, serta tiga pemain bertahan, Diego Godin, Lucas Hernandez, , dan bek kiri Filipe Luis, tidak membuat Atletico kendur.
Pertahankan irama
Simeone masih bisa mempertahankan irama ketika para pemain baru berdatangan seperti Marcos Llorente, Kieran Trippier, Renan Lodi, dan terutama bintang muda Portugal Joao Felix, yang digadang-gadang sebagai reinkarnasi Cristiano Ronaldo.
Start yang baik pun terlihat pada awal musim ini saat mereka menang atas Getafe 1-0 dan Leganes 1-0. Tren kemenangan beruntun nyaris terputus saat mereka menjamu Eibar di Stadion Wanda Metropolitano, Senin (2/9/2019) dini hari WIB. Eibar mampu unggul lebih dulu melalui gol Charles dan Anaitz Arbilla pada 19 menit pertama.
Namun, Atletico masih punya striker yang sangat memahami karakter tim dan keinginan Simeone, seperti Diego Costa. Melalui umpan silangnya, ia memberikan asisst kepada Felix untuk merayakan gol La Liga pertamanya. Gol pertama inilah yang membuat Atletico kembali merasa percaya diri.
Los Rojiblancos kemudian menambah keunggulan melalui gol dari Vitolo, disusul gol penentu kemenangan yang dicetak pemain cadangan Thomas Partey pada menit ke-90. Atletico menang 3-2 tetapi Simeone melihat masih terlihat kurang puas.
”Jika anda menang dengan skor 3-2, berarti anda membuat banyak kesalahan. Namun, yang terpenting adalah tim bisa merespons terhadap tekanan lawan,” ujar Simeone seperti dikutip AS.
Laga yang berlangsung dramatis ini terjadi juga berkat kejelian Simeone dalam melihat kondisi para pemainnya. Ketika melihat performa Felix yang menurun, pelatih berjuluk ”El Cholo” itu tanpa ragu langsung menariknya dan menggantinya dengan Partey. Beberapa menit kemudian, terbukti keputusannya tepat. Partey mampu mencetak gol penentu kemenangan.
Kejelian yang sama pernah diperlihatkannya ketika Atletico melawan Deportivo La Coruna dan menang 1-0 pada November 2017. Simeone pada waktu itu tidak ragu untuk mengganti Griezmann dengan Partey, dan akhirnya Partey yang mencetak gol kemenangan.
”Saya tahu risiko yang muncul ketika mengganti pemain. Namun, saya melihat Felix kelelahan dan Partey punya tenaga untuk melanjutkan serangan,” ujarnya seperti dikutip Marca.
Menjaga konsistensi
Kemenangan beruntun dalam tiga laga pertama La Liga musim ini merupakan pencapaian terbaik Atletico jika dibandingkan dengan perjalanan mereka pada dua musim terakhir, ketika mereka finis sebagai runner up. Pada tiga laga pertama musim 2017-2018, mereka mendapat dua hasil imbang dan satu kemenangan. Hasil lebih buruk terjadi pada musim berikutnya ketika mereka berturut-turut memetik hasil imbang, menang, dan kalahpada tiga laga awal.
Dengan tiga kemenangan beruntun ini, Atletico untuk sementara berada di puncak klasemen dengan 9 poin. Oleh karena itu, tugas utama Simeone adalah menjaga konsistensi para pemain selagi dua rival besar mereka, yaitu Real Madrid dan Barcelona, sedang menjalani start yang buruk. Barcelona, yang masih menjadi favorit juara, baru mengemas empat poin dari hasil satu kemenangan dan satu kali imbang untuk bertengger di peringkat ke-8.
Adapun Real Madrid juga baru meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang dan mengumpulkan lima poin untuk berada di peringkat ke-5. Real bahkan butuh perjuangan keras untuk bisa mendapat hasil imbang 2-2 saat melawan Villarreal, Senin dini hari WIB. Striker Real, Gareth Bale, yang sempat dikabarkan menjadi pemain yang akan dijual, justru menjadi pahlawan dengan mencetak dua gol.
”Kami memulai laga tanpa intensitas dan tidak tampil baik pada 15 menit pertama. Namun, yang terpenting kami tidak kalah hari ini,” kata pelatih Real Madrid Zinedine Zidane. Ia pun menyoroti masalah pertahanan yang masih rapuh dan dalam tiga laga pertama ini mereka telah kebobolan empat gol.
Villarreal bahkan bisa mencetak gol pertama akibat kesalahan sang kapten Real, Sergio Ramos.
Real dan Barcelona belum bisa menampilkan permainan terbaik karena mereka juga belum tampil dalam kekuatan penuh. Real belum bisa memainkan Eden Hazard yang mengalami cedera, saedangkan Barcelona juga belum menurunkan sang maestro, Lionel Messi. Kedua tim sudah memiliki stok pemain untuk membangun tim yang solid. Mereka hanya butuh waktu untuk mematangkannya.
Jika kedua tim itu sudah ”terjaga”, Atletico harus semakin waspada dan Simeone menyadarinya. Mereka harus memiliki napas panjang jika ingin kembali menjuarai La Liga untuk pertama kalinya sejak musim 2013-2014.
”Ada banyak beban dan tanggung jawab ke depan. Kami harus beradaptasi dengan pemain-pemain baru. Kami ingin menang, menang, dan menang,” ujarnya. (REUTERS)