LONDON, SENIN— Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali melakukan manuver politik. Ia mengancam akan memecat para anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berniat menghalangi kebijakan Brexit tanpa kesepakatan. Jika manuver Johnson terganjal di parlemen, ia akan mempercepat pemilu.
Johnson, kemarin, mengancam akan memecat semua anggota Konservatif di parlemen yang menentang Brexit tanpa kesepakatan. ”Jika mereka tidak mendukung rencana pemerintah, berarti mereka menghancurkan posisi pemerintah dalam bernegosiasi. Mereka akan dipecat dan tidak akan menjadi kandidat Konservatif dalam pemilu,” kata Johnson.
Selasa (3/9/2019) ini, parlemen Inggris kembali bersidang seusai reses. Kubu oposisi akan memanfaatkan semua opsi untuk mencegah langkah Johnson. Mayoritas anggota parlemen berpandangan, Brexit tanpa kesepakatan akan berbahaya bagi perekonomian Inggris.
Separuh anggota Partai Konservatif di parlemen juga menolak opsi tanpa kesepakatan sehingga besar kemungkinan Johnson akan kalah dalam voting. Direncanakan, parlemen mengusulkan RUU yang mewajibkan pemerintah memperpanjang tenggat Brexit.
Selain mengancam akan memecat para anggota Konservatif yang membangkang, Johnson juga memainkan kartu ”Jeremy Corbyn”. Ia mengingatkan Konservatif bahwa langkah pembangkangan akan membuat Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn mengontrol parlemen.
Kemungkinan pemilu
Jika aliansi para pembangkang dari Partai Konservatif dan kubu oposisi (Partai Buruh, Partai Liberal Demokrat, dan Partai Nasionalis Skotlandia) berhasil mengegolkan RUU agar pemerintah memperpanjang tenggat Brexit, Johnson kemungkinan mengambil langkah untuk mempercepat pemilu. ”Strategi pemerintah adalah (mengantisipasi) akan kalah di parlemen, dan kemudian melaksanakan pemilu,” kata mantan Menteri Kehakiman, David Gauke.
Lewat pemilu, Johnson berharap Partai Konservatif akan menang dan bisa ”membersihkan” parlemen dari para penentang opsi Brexit tanpa kesepakatan.
Ada tiga opsi yang mungkin terjadi jika pemilu dilaksanakan, yaitu pemerintahan pro Brexit di bawah Johnson, pemerintahan Buruh pimpinan Corbyn, dan pemerintahan koalisi jika salah satu partai tidak menjadi mayoritas mutlak.
Mantan PM, Tony Blair, mengingatkan Partai Buruh akan ”jebakan” Johnson. Menurut Blair, Johnson tahu bahwa dalam isu Brexit tanpa kesepakatan, dia akan kalah. Namun, Johnson mengaitkan itu dengan kemungkinan Corbyn akan menjadi PM. Hal ini akan membuat para pemilih khawatir Partai Buruh memenangi pemilu. (AP/REUTERS/MYR)