Perenang spesialis gaya punggung, I Gede Siman Sudartawa, akan menjalani pemusatan latihan di Amerika Serikat untuk membenahi teknik dan gerakan-gerakan eksplosif. Meskipun belum pulih dari cedera bahu, Siman optimistis, latihan intensif selama 81 hari di Amerika Serikat akan memperbaiki performanya. Siman diandalkan meraih medali emas di SEA Games 2019.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Demi mempertahankan perolehan medali emas pada SEA Games 2019 di Filipina, perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, akan menjalani pemusatan latihan di West Virginia, Amerika Serikat. Perenang sprinter spesialis gaya punggung ini, akan dibimbing oleh pelatih Sergio Lopez Miro yang telah melahirkan perenang elite, seperti Joseph Schooling, Caeleb Remel Dressel, dan Ryan Murphy.
Siman dijadwalkan berangkat ke Amerika Serikat, pada Selasa (3/9/2019) pagi. Selama dua pekan pertama, perenang yang telah mempersembahkan enam medali emas pada SEA Games 2011 hingga 2017 tersebut, akan didampingi oleh pelatih nasional Albert C Sutanto. Setelah itu, Siman akan dilepas untuk berlatih intensif selama tiga bulan hingga menjelang SEA Games yang akan bergulir pada 30 November-11 Desember.
Albert mengatakan, dalam waktu 81 hari latihan, Siman ditantang memperbaiki catatan waktunya dari 25,70 detik menjadi 25,20 detik. ”Dengan waktu yang ada sekarang, Siman menempati peringkat ketiga di Asia Tenggara. Kalau dia bisa latihan maksimal, saya yakin dalam dua, tiga bulan bisa memperbaiki diri,” ujarnya, Senin (2/9).
Berdasarkan tiga kejuaraan terakhir yang diikuti, lanjut Albert, Siman mempunyai beberapa kelemahan, seperti gerakan di bawah air belum maksimal, serta berenang miring karena otot bahu kanan dan kiri tidak seimbang. Di bawah bimbingan Miro, Siman akan dilatih untuk memperbaiki kelemahannya dan melakukan gerakan-gerakan eksplosif yang menunjang penampilan sprinter.
Siman merupakan satu-satunya perenang Indonesia yang menjalani pemusatan latihan di AS. Semula, tim renang berencana mengirim Siman berlatih bersama dengan Farrel Armandio Tangkas. Keduanya mempunyai potensi lolos limit A Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, dengan waktu latihan yang terbatas, akhirnya diputuskan hanya Siman yang berangkat. ”Farrel adalah perenang spesialis jarak menengah. Dengan waktu yang terbatas, rasanya kurang efektif untuk Farrel karena dia membutuhkan waktu adaptasi yang lebih lama,” kata Albert.
Ditemui saat menjalani sesi latihan terakhir di pelatnas renang di Cikini, Jakarta Pusat, Senin pagi, Siman merasa bangga kembali diandalkan untuk memperoleh emas pada pesta olahraga antarnegara se-Asia Tenggara. ”Harapan itu harus saya jawab dengan berlatih maksimal,” ujarnya.
Performa menurun
Perjalanan Siman menuju SEA Games 2019 tidak mudah. Setelah tampil di Asian Games 2018, pemuda asal Bali itu mengalami cedera bahu. Cedera yang pertama kali dirasakan saat tampil di kejuaraan ASEAN University Games di Naypyidaw, Myanmar, pada Desember 2018 itu, memaksa Siman absen berlatih dan membuat jadwal pemusatan latihan di AS mundur empat bulan dari jadwal semula, pada 1 Mei 2019.
Selain itu, penampilan Siman pada tiga kejuaraan yang diikuti setelah Asian Games 2018 juga menurun. Dalam Kejuaraan Universiade di Napoli, Italia, 3–14 Juli, Siman mencatatkan waktu 25,91 detik pada nomor andalannya 50 meter gaya punggung. Catatan waktu ini sangat jauh dari prestasi terbaiknya di Asian Games 2018, yaitu 25,01 detik.
Pada Kejuaraan Dunia 2019 di Gwangju, Korsel, 12–28 Juli, catatan waktu Siman semakin merosot menjadi 26,00 detik. Catatan itu berada di bawah perenang Quah Zheng Wen (Singapura) dengan 25,50 detik, dan Le Paul Nguyen (Vietnam) dengan 25,73 detik. Barulah di Hong Kong Terbuka, pertengahan Agustus, Siman dapat memperbaiki waktunya menjadi 25,70 detik.
Meskipun jadwal pemusatan latihan di Amerika Serikat mundur dari jadwal semula, Siman tidak berkecil hati. Dia juga merasa sudah siap berlatih meski kondisi bahunya belum 100 persen. “Saya sudah membawa peralatan untuk recovery dan massage theraphy. Kalau di Amerika Serikat \'kan massage mahal, jadi saya harus membawa peralatan sendiri,” ujarnya.
Siman yakin, dalam waktu tiga bulan latihan di AS penampilannya akan semakin baik. Apalagi, di AS dia akan dibimbing oleh pelatih profesional yang telah berpengalaman menghasilkan atlet-atlet elite dunia, seperti peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Joseph Schooling (Singapura); peraih dua emas Olimpiade 2016 serta 13 emas Kejuaraan Dunia (2017 dan 2019) Caeleb Remel Dressel; serta peraih tiga emas Ompiade 2016, Ryan Murphy (Amerika Serikat).