JAKARTA, KOMPAS--Tranformasi digital menjadi strategi utama pengurus PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Senin (2/9/2019). Perseroan tak hanya membidik usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM, namun usaha yang lebih kecil dari mikro.
Sunarso, yang ditetapkan Direktur Utama BRI dalam RUPSLB, menekankan, transformasi digital merupakan keharusan agar dapat menurunkan biaya dan mempercepat proses. “BRI adalah bank yang DNA-nya adalah bank mikro. Maka, komitmen tim, saya kira tetap konsisten dan akan dominan di UMKM dengan misi BRI harus bisa melayani rakyat sebanyak mungkin dengan harga semurah mungkin. Kuncinya ada di digitalisasi,” katanya.
RUPSLB menetapkan Loeke Larasati Agoestina sebagai komisaris BRI. Sementara, Suprajarto, Osbal Saragi Rumahorbo, R Sophia Alizsa, Mohammad Irfan, dan Sis Apik Wijayanto diberhentikan dengan hormat sebagai direktur. RUPSLB juga mengangkat Catur Budi Harto, Azizatun Azhimah, Herdy Rosadi Harman, Agus Noorsanto, dan Agus Sudiarto menjadi direktur perseroan.
Menurut Sunarso, kondisi internal BRI baik. Hal ini terbukti dari kinerja semester I-2019, dengan laba bersih konsolidasi Rp 16,16 triliun atau tumbuh 8,2 persen secara tahunan.
Melalui digitalisasi, lanjut Sunarso, BRI dapat menyasar segmen mikro dan yang lebih kecil dari segmen tersebut. Segmen pasar yang lebih kecil dari mikro merupakan ceruk pasar yang belum banyak disentuh karena memerlukan lebih banyak biaya. Namun, biaya itu diyakini dapat ditekan melalui digitalisasi.
Sunarso mengakui, di segmen mikro dan segmen lebih kecil dari mikro, BRI akan berkompetisi dengan perusahaan teknologi finansial. Oleh karena itu, transformasi digital BRI dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan memiliki perusahaan teknologi finansial. “Dalam rangka fokus ke UMKM, BRI tidak ada pilihan lain untuk go smaller dan go shorter untuk menjangkau masyarakat seluas-luasnya dengan biaya semurah mungkin. Maka syaratnya adalah mendigitalkan proses bisnis dan dengan digital menemukan bisnis model baru serta menciptakan nilai baru,” ujar Sunarso.
Sunarso tidak menampik bahwa BRI akan berkompetisi dengan perusahaan tekfin di segmen tersebut. Meski demikian, BRI tetap membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan tekfin.
Komisaris Utama BRI Andrinof A Chaniago mengatakan, pergantian pengurus perseroan merupakan hal biasa dan terjadi sepanjang waktu. Pergantian pengurus perusahaan dimaksudkan agar perseroan dapat terus tumbuh. (NAD)