Tranmere Rovers Ingin Kembangkan Pasar di Indonesia
Tranmere berani untuk melepaskan saham kepada investor asing untuk memperkuat finansial dan mengembangkan potensi bisnis. Lukito Wanandi akan duduk di dewan perusahaan dengan Mark dan Nicola menjalankan operasional klub
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Klub Inggris yang berbasis di Birkenhead, Tranmere Rovers, telah resmi bekerja sama dengan salah satu perusahaan asal Indonesa, Santini Group, pada Selasa (3/9/2019). Salah satu tujuan dari kerja sama ini untuk mengembangkan pasar ke tingkat internasional, salah satunya kawasan Asia seperti Indonesia.
Kerja sama ini tak lepas dari peran salah satu pengusaha Indonesia, Simon Nainggolan, yang mengenal pemilik Tranmere yakni Mark Palios dan Nicola Palios. Saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/9/2019), Simon menceritakan alasan Tranmere memutuskan melepaskan sebagian sahamnya ke investor asing.
Agar lebih dikenal di Indonesia, Tranmere pun mengajak Santini Group untuk bekerja sama. Alhasil, kelompok usaha terkemuka yang yang bergerak di lini bisnis perangkat otomotif, properti, infrastruktur, distributor, dan manajemen jasa, tersebut, kini memiliki saham minoritas di Tranmere.
“Ketika saya bertemu dengan pemilik Tranmere, mereka menceritakan program jangka panjang untuk mengembangkan bisnis baru, tetapi tidak mengganggu klub dalam berkompetisi,” kata Simon.
Ia menjelaskan, Tranmere menginginkan investor baru yang dapat mendukung perkembangan akademi dan klub. Selain itu, pemilik Tranmere ingin klubnya dikenal di tingkat internasional, salah satunya Indonesia. Lantas, Simon pun menceritakan program tersebut kepada pemilik Santini Group yakni Wandi Wanandi, Lukito Wanandi, dan Paulus Wanandi.
Berhasil promosi liga
Mereka pun tertarik dengan program yang dimiliki Tranmere. Apalagi, dalam dua tahun terakhir, prestasi klub tetangga Liverpool tersebut cukup stabil dan ada peningkatan. Mereka berhasil promosi ke Liga One atau kasta ketiga Liga Inggris. Adapun Lukito dan Wandi juga gemar dengan sepakbola sehingga menyambut dengan senang hati rencana tersebut.
Simon pun beberapa kali mengajak pemilik Tranmere melihat potensi sepakbola di Indonesia sehingga mereka semakin yakin untuk bekerja sama dengan perusahaan Indonesia. Proses pengambilan keputusan pun berjalan sekitar 8 bulan sebelum kedua belah pihak bersedia bekerja sama.
Dalam keterangan di situs resmi klub, Tranmere berani untuk melepaskan saham kepada investor asing untuk memperkuat finansial dan mengembangkan potensi bisnis. Mark mengakui, keputusan untuk melepas saham baru merupakan langkah awal demi membangun ketahanan finansial. Dengan kerja sama ini, Lukito akan duduk di dewan perusahaan, sedangkan Mark dan Nicola akan melanjutkan operasional sehari-hari.
Ia bertekad membawa Tranmere promosi ke Liga Championship atau kasta kedua kompetisi Liga Inggris. “Suntikan dana ini bakal membantu kami untuk mewujudkan sejumlah proyek yang mengembangkan komunitas dan tawaran komersial,” kata Mark.
Mark juga mengucapkan terima kasih kepada Simon yang telah berjasa dalam menjembatani pertemuannya dengan Santini Group. “Simon akan menjadi pengunjung tetap Prenton Park (kandang Tranmere Rovers) dan dia akan menjembatani pihak klub dengan dunia bisnis internasional,” ujarnya.