Tampil di Piala Dunia menjadi mimpi terbesar tim Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia. Faktor mental pun akan lebih menentukan ketika kedua tim itu bertemu untuk mengadu mimpi.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan panjang dan terjal terbentang di depan Indonesia dan Malaysia untuk mewujudkan mimpi menembus putaran final Piala Dunia Qatar 2022. Kedua tim akan mengawalinya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9/2019) pukul 19.30 WIB. Laga ini diprediksi berjalan sengit karena rivalitas kedua negara.
Persaingan Indonesia dan Malaysia di sepak bola memiliki sejarah panjang dan semakin menarik ketika keduanya masuk Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang memasuki putaran kedua. Grup G juga dihuni tim dari Asia Tenggara lain, seperti Vietnam dan Thailand. Adapun Uni Emirat Arab menjadi tim terfavorit untuk lolos dari grup ini.
Kehadiran UEA memaksa empat tim Asia Tenggara ini bertarung untuk memperebutkan peringkat kedua klasemen. Juara dari setiap grup otomatis lolos ke putaran ketiga kualifikasi. Empat tiket tersisa bagi empat runner-up terbaik dari delapan grup yang ada.
Bagi Indonesia dan Malaysia, untuk lolos ke putaran ketiga saja sudah cukup berat. Indonesia bahkan tidak lolos fase grup Piala AFF 2018. Pada ajang yang sama, Malaysia maju ke final, tetapi takluk di tangan Vietnam. Mengacu kompetisi tersebut, untuk menjadi tim terbaik Asia Tenggara saja, keduanya belum mampu, apalagi menjadi yang terbaik mewakili Asia di Piala Dunia.
Wajar apabila koresponden The Guardian, John Duerden, dalam artikelnya dengan berani menyebut dua negara bertetangga ini tidak akan melaju ke Qatar. ”Namun, jika ada perebutan trofi untuk atmosfer sepak bola terbaik pekan ini, atmosfer di stadion tua nan kondang di Jakarta itulah pemenangnya,” tulisnya.
Misi jangka panjang
Pelatih tim nasional Indonesia Simon McMenemy sangat memahami situasi ini. Dalam wawancaranya di laman PSSI, Juli lalu, pelatih asal Skotlandia itu mengaku jantungnya bergetar memikirkan peluang Indonesia menembus Piala Dunia. Oleh karena itu, ia mengemban misi lebih realistis dan bersifat jangka panjang, yakni memperbaiki sepak bola Indonesia dengan meningkatkan kemampuan timnas.
Dengan misi besar tersebut, McMenemy mengaku kurang puas dengan hasil undian kualifikasi Piala Dunia ini. ”Jujur saja, laga ini bukan laga yang saya inginkan. Mendapat lawan dari Asia Tenggara sama saja seperti pemanasan Piala AFF,” ujarnya, Rabu (4/9/2019).
McMenemy lebih suka jika Indonesia langsung mendapat lawan tangguh dari luar Asia Tenggara. Dengan demikian, tim ”Garuda” mendapat pelajaran lebih banyak dan bagus untuk pengembangan tim. Indonesia akan lebih teruji karena ini adalah kualifikasi untuk kompetisi level dunia.
Namun, bukan berarti McMenemy memandang remeh Malaysia dan tim Asia Tenggara lainnya. Laga kontra Malaysia tetaplah laga yang sulit karena faktor psikologi sangat menentukan. ”Pertanyaannya adalah bagaimana kami bisa menjaga fokus dan mentalitas selama 90 menit atau lebih,” ujarnya.
Untuk menghadapi kualifikasi ini, tim Garuda menjalani pemusatan latihan mulai 21 Agustus 2019 dan dua laga uji coba tertutup melawan Persika Karawang dan Bhayangkara FC. Mereka memenangi kedua laga uji coba tersebut.
Kapten timnas Indonesia Andritany Ardhiyasa mengatakan, laga perdana ini menjadi alasan utama dari kerja keras mereka selama ini. ”Harus bisa dapat hasil yang baik karena ini menyangkut peringkat FIFA dan terutama peluang lolos ke Piala Dunia. Saya harap suporter bisa penuhi GBK,” katanya.
Kiper Persija Jakarta itu berharap demikian karena GBK menjadi tempat yang ”angker” bagi Malaysia. Terakhir kali tim ”Harimau Malaya” mengalahkan Indonesia di GBK adalah laga pertama semifinal Piala AFF 2004. Malaysia menang 2-1. ”Tidak perlu memandang masa lalu dan kami harus membuka lembaran sejarah baru,” kata Pelatih timnas Malaysia Tan Cheng Ho.
Kiper Malaysia, Farizal Marlias, mengatakan, ia dan rekan-rekannya sudah terlatih untuk menghadapi tekanan besar. ”Banyaknya dukungan suporter Indonesia pada laga nanti itu bukan masalah besar bagi kami,” katanya.
Sama seperti Indonesia, Malaysia menganggap keberhasilan menjaga fokus dan mental menjadi penentu kemenangan pada laga ini. Dari segi permainan, Malaysia sudah mendapat pelajaran ketika menelan kekalahan 0-1 dari Jordania pada laga uji coba akhir Agustus lalu. McMenemy juga melihat langsung laga tersebut. (DEN)