Italia dan Spanyol berusaha menjaga kesempurnaan saat laga kualifikasi Piala Eropa 2020 kembali bergulir. Italia akan bertandang ke Armenia, sedangkan Spanyol menjalani laga tandang melawan Romania.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
YEREVAN, RABU — Italia dan Spanyol adalah dua tim yang berusaha menjaga kesempurnaan ketika laga kualifikasi Piala Eropa kembali bergulir mulai Kamis (5/9/2019). Dalam empat laga terakhir, kedua tim tersebut selalu menang.
Italia di Grup J sudah mengalahkan Finlandia, Liechtenstein, Yunani, dan Bosnia-Herzegovina. Tim ”Gli Azzurri” berada di puncak klasemen dengan 12 poin dan mengemas 13 gol serta baru kebobolan satu gol. Mereka akan mempertahankan tren kemenangan ini di Stadion Vazgen Sargsyan, kandang Armenia, Kamis (5/9/2019) pukul 23.00 WIB.
Spanyol pun menyamai langkah Italia dengan meraih empat kemenangan dan mengumpulkan 12 poin untuk menduduki puncak klasemen Grup F. Mereka telah mengalahkan Norwegia, Malta, Kepulauan Faroe, dan Swedia. Namun, produktivitas gol mereka sedikit di bawah Italia, yakni 11 gol dan kebobolan dua gol. Mereka akan bertandang menghadapi Romania, Jumat (6/9/2019) dini hari WIB.
Bagi Italia, misi untuk tetap berada di jalur kemenangan ini juga tidak mudah. Pelatih Italia Roberto Mancini kehilangan banyak pemain kunci seperti Giorgio Chiellini dan Lorenzo Insigne yang cedera. Chiellini bahkan harus beristirahat selama enam bulan karena menjalani operasi lutut.
Tekad untuk mendisiplinkan pemain muda juga menyebabkan Mancini kehilangan Moise Kean dan Nicolo Zaniolo. Kedua pemain muda berbakat itu terpaksa dicoret karena terlambat datang latihan saat mengikuti Piala Eropa U-21.
”Mereka masih sangat muda dan kami sudah memberikan kesempatan tampil di tim nasional. Mereka harus paham bahwa mereka wajib berperilaku baik,” kata Mancini seperti dikutip La Reppublica.
Tantangan menjadi lebih berat karena Armenia juga berusaha untuk setidaknya finis di peringkat kedua klasemen. Saat ini mereka berada di peringkat ketiga dengan enam poin, tertinggal tiga poin dari Finlandia di posisi kedua. Tampil di kandang membuat Armenia lebih percaya diri.
Mancini mengaku bahwa laga tersebut tidak akan mudah karena para pemain Armenia jauh lebih bugar. ”Namun, kami punya kemampuan teknis lebih baik. Kami akan berjuang sampai menit terakhir,” ujarnya pada laman Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Hal yang sama diungkapkan gelandang Italia, Stefano Sensi. ”Kami tidak boleh meremehkan Armenia karena dalam sepak bola, apa pun bisa terjadi. Jika kami bisa menjaga fokus dan konsentrasi, kami akan bisa meraih tiga poin,” ujarnya.
Tanpa konsentrasi penuh, Italia akan menanggung risikonya karena Armenia memiliki lini tengah kuat dengan adanya Henrikh Mkhitaryan. Pemain yang baru saja pindah dari Arsenal ke AS Roma itu merupakan tipikal gelandang yang bisa menjaga efektivitas transisi serangan.
Perbaiki pertahanan
Adapun Spanyol akan kesulitan mempertahankan tren kemenangan apabila tidak segera memperbaiki lini pertahanan. Sang kapten sekaligus bek Spanyol, Sergio Ramos, sedang menurun penampilannya dan mendapat banyak kritik.
”Ramos akan tetap bermain. Namun, saya ingin dia berpikir bahwa dia tidak akan bisa tampil jika penampilannya buruk,” kata Pelatih Spanyol Robert Moreno, seperti dikutip Marca.
Pelatih yang menggantikan posisi Luis Enrique itu mengingatkan, nama besar saja tidak cukup menjadi jaminan utama untuk tetap berada di dalam skuad.
Tantangan lainnya bagi Moreno adalah menentukan kiper utama, yaitu penjaga gawang Chelsea, Kepa Arrizabalaga, atau kiper Manchester United, David de Gea. ”Ini kompetisi yang bagus (untuk Kepa dan De Gea). Saya rasa tidak akan ada kiper nomor satu di skuad ini,” ujar Moreno. (AFP/REUTERS)