Pendidikan model apa pun, termasuk pondok pesantren, mesti berorientasi ke masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan bersifat dinamis sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia unggul.
Oleh
Laksana Agung Saputra
·2 menit baca
BATANG, KOMPAS — Pendidikan model apa pun, termasuk pondok pesantren, mesti berorientasi ke masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan bersifat dinamis sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia unggul yang pada akhirnya membuat negara berdaya saing tinggi.
”Tentu bukan hal yang mudah, tapi makan waktu puluhan tahun untuk mengembangkan pendidikan yang baik (dan modern). Modern itu sangat dinamis. Modern artinya mengikuti zaman atau mendahului zaman,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla saat berpidato di masjid Pondok Modern Tazakka, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).
Kalla hadir dalam rangka Tasyakuran Sewindu Pondok Modern Tazakka sekaligus meresmikan salah satu gedung di kompleks pondok tersebut. Ikut mendampingi Kalla, antara lain, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin serta Bupati Batang Wihaji.
Kalla menekankan pentingnya pendidikan yang berorientasi masa depan. Sebab, pendidikan berperan menciptakan sumber daya manusia unggul di masa depan sehingga berkontribusi pada naiknya daya saing nasional.
Tak ubahnya museum
Jika orientasinya ke belakang dengan hanya melulu mendalami kejayaan masa lampau, menurut Kalla, pendidikan tak ubahnya museum. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah memikirkan tentang cara menjadi bangsa yang maju dengan menjawab berbagai tantangan zaman.
”Pendidikan itu haruslah mendahului zamannya. Beda antara lembaga pendidikan dan museum. Museum melihat ke belakang, pendidikan melihat ke depan. Karena itu, apabila pendidikan selalu melihat hanya ke belakang, dia tidak berbeda dengan museum,” kata Kalla.
Salah satu bentuk orientasi masa depan, Kalla menambahkan, adalah menciptakan iklim pondok yang mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan kepada para santri. Hal ini harus dimulai dengan hal-hal sederhana.
Pada sambutannya, Pemimpin Pondok Modern Tazakka KH Anang Rikza Masyhadi mengatakan, Tazakka, di usianya yang sewindu, berkomitmen untuk terus bergerak maju membangun peradaban masa depan.
Untuk itu, sejumlah usaha ditempuh. Di antaranya meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan mengembangkan fasilitas pondok.
Saat ini, menurut Anang, Tazakka memiliki 130 tenaga pengajar; 100 orang di antaranya memiliki ijazah S-1 dan S-2. Empat tenaga pengajar sedang menempuh pendidikan S-3.
Adapun jumlah santri 800 orang yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan, ada 40 santri asal Afghanistan.