Keriuhan Saat Ibu Negara Berbelanja di Pasar Beringharjo
Keriuhan warga dan pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, menyambut Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo saat istri Presiden Joko Widodo itu berkunjung ke pasar tersebut untuk berbelanja, Jumat (6/9/2019).
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo berkunjung ke Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Jumat (6/9/2019) pagi. Kunjungan itu bukan dalam rangka acara resmi, melainkan hanya untuk berbelanja sejumlah pakaian. Meski begitu, sepanjang kunjungan tersebut tampak keriuhan warga dan pedagang yang antusias menyambut istri Presiden Joko Widodo tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas, Ibu Negara tiba di Pasar Beringharjo sekitar pukul 09.00 setelah berjalan kaki dari Istana Kepresidenan Yogyakarta atau biasa disebut Gedung Agung. Dalam kesempatan itu, Ibu Negara didampingi oleh Nyonya Mufidah Jusuf Kalla beserta sejumlah istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK).
Dalam perjalanan dari Gedung Agung ke Pasar Beringharjo yang hanya berjarak beberapa ratus meter itu, Ibu Negara sempat mampir di kios pedagang kaki lima (PKL) kawasan wisata Malioboro. Di tempat itu, Iriana sempat membeli sejumlah pakaian.
Begitu tiba di Beringharjo, Ibu Negara dan rombongan langsung disambut oleh keriuhan warga dan pedagang yang telah menunggu di pasar.
Setelah itu, Iriana langsung menuju pasar ikonik Yogyakarta tersebut. Begitu tiba di Beringharjo, Ibu Negara dan rombongan langsung disambut oleh keriuhan warga dan pedagang yang telah menunggu.
Dengan kawalan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Ibu Negara dan rombongan berjalan-jalan di Beringharjo, terutama di bagian kios-kios yang menjual pakaian. Saat berjalan-jalan itu, Ibu Negara berhenti di beberapa kios dan membeli sejumlah pakaian.
Di salah satu kios, Iriana tampak berhenti cukup lama untuk melihat-lihat pakaian yang akan dibelinya. Sementara warga dan pedagang berkerumun di berbagai titik dengan harapan bisa melihat, berfoto, atau bersalaman dengan Ibu Negara. Mereka berdesak-desakan di lorong-lorong sempit pasar di jantung Yogyakarta tersebut. Namun, karena berbagai sebab, tak semua harapan itu bisa tercapai.
Sekitar pukul 09.35, Ibu Negara dan rombongan tampak keluar dari Pasar Beringharjo. Mereka berjalan kaki menuju bus yang terparkir di Jalan Malioboro. Sebelum naik bus, Iriana dan Mufidah melambaikan tangan kepada warga dan wartawan yang menunggunya.
Selain itu, Ibu Negara juga sempat memberikan pernyataan pendek kepada para wartawan. ”Beli kaus dan baju,” kata Ibu Negara saat ditanya berbelanja apa saja di Pasar Beringharjo.
Salah seorang pedagang pakaian di Beringharjo, Eni (35), menuturkan, Ibu Negara membeli celana panjang motif batik di kiosnya. Celana seharga Rp 50.000 itu memiliki motif batik salur. ”Saya memang menawari beliau tadi. Monggo (silakan) beli celananya, Bu,” kata Eni yang merupakan pemilik Kios Batik Sidomukti itu.
Eni menambahkan, selain Iriana, ada beberapa anggota rombongan yang juga membeli celana batik di kiosnya. Total empat celana batik dagangan Eni laku dalam kesempatan tersebut.
Selain di kios milik Eni, Ibu Negara juga membeli dua gamis di Kios Batik Tutik Dedy di Beringharjo. Menurut karyawan Kios Batik Tutik Dedy, Warni (47), Ibu Negara membeli gamis motif batik dengan harga Rp 100.000 per potong. ”Perasaan saya senang sekali bisa dikunjungi Ibu Negara. Baru kali ini bisa lihat beliau dari dekat,” ujar Warni.
Ibu Negara juga membeli sejumlah pakaian di kios PKL yang dikelola Wildan (25). Di kios yang berlokasi di trotoar sisi timur Malioboro itu, Ibu Negara membeli satu baju perempuan dewasa dan tiga baju anak perempuan. Total harga empat potong pakaian itu adalah Rp 200.000. ”Kami merasa senang Ibu Negara bisa membeli pakaian di kios kami. Ada kepuasan tersendiri beliau berkenan belanja di sini,” ujar Wildan.
Kepala Bidang Pengembangan, Penataan, dan Pendapatan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Gunawan Nugroho Utomo mengatakan, kedatangan Ibu Negara ke Pasar Beringharjo merupakan kunjungan biasa.
Dalam kunjungan itu, Gunawan menyebut tidak ada kesempatan untuk beraudiensi dengan Ibu Negara karena waktu yang sangat terbatas. ”Meskipun hanya kunjungan biasa, kami selaku pengelola dan teman-teman pedagang merasa senang sekali mendapat kesempatan kunjungan dari Ibu Negara,” kata Gunawan.