Mereka dipersiapkan menghadapi dunia pariwisata yang melibatkan internet untuk segala. Revolusi teknologi informasi digital di bidang pariwisata (Pariwisata 4.0) telah membawa perubahan signifikan dalam pariwisata.
Oleh
Erika Kurnia
·5 menit baca
Sepuluh perempuan dalam balutan gaun mewah menanti giliran untuk mengambil secara acak bola pingpong bertuliskan nomor rahasia. Nomor itu mewakili satu destinasi wisata unggulan Indonesia yang harus mereka jelaskan dalam waktu 30 detik, tidak hanya di hadapan beberapa juri, tetapi juga ratusan penonton dalam studio dan jutaan pemirsa televisi nasional secara langsung.
Satu per satu perempuan terpilih dari berbagai provinsi itu mendapat giliran menjelaskan destinasi wisata yang kerap tidak sesuai daerah asal mereka. Pertanyaan itu menjadi ujian terakhir bagi sepuluh perempuan muda tersebut untuk memperebutkan mahkota Putri Pariwisata 2019.
Finalis asal DKI Jakarta, misalnya, mendapat giliran untuk menjelaskan wisata Bromo, Tengger, Semeru di Jawa Timur. Finalis asal Aceh mendapatkan pertanyaan mengenai kawasan Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Salah satu finalis asal Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup beruntung karena mendapat pertanyaan terkait wisata Labuan Bajo di provinsinya.
Kendati demikian, tentu tidak mudah menjelaskan satu daerah dalam waktu 30 detik. Beberapa finalis mampu secara lugas menjelaskan keunggulan dari nama destinasi wisata yang didapatnya. Tak sedikit juga yang tampil gugup dan kurang berhasil menyampaikan penjelasan berisi dalam waktu singkat.
Finalis NTT, Clarita Mawarni Salem, pun tampak sedikit gugup ketika menyebutkan destinasi wisata yang ditawarkan Labuan Bajo. Namun, ia mampu menjelaskannya dengan lebih baik dengan bubuhan kalimat persuasif. Sesi itu pun menjadi pembuktian terakhirnya sebelum kemudian dinobatkan sebagai Putri Pariwisata ke-12 di 2019.
”Saya sempat pesimistis karena ajang unjuk kebolehan sebelumnya. Saya kira nilai saya kurang,” ujar lulusan SMAK Fides Quaerens Intelectum di Timor Tengah Utara, NTT, itu seusai acara di Jakarta, Jumat (6/9/2019) malam.
Dengan gelarnya saat ini, perempuan kelahiran 2001 itu pun berharap bisa menyebarkan lebih banyak citra positif mengenai pariwisata di Indonesia timur, khususnya NTT.
”Saya pernah punya pandangan buruk soal NTT saat dulu tinggal di Riau, jadi saya tahu cara pandang orang luar. Saat ini, saya mau membuktikan kepada orang di luar sana bahwa NTT itu luar biasa sekali,” ujarnya, yang mengaku 80 persen siap untuk melenggang ke ajang Miss Tourism International.
Pariwisata 4.0
Pada malam itu juga, ujian berat juga harus dilewati 36 muda mudi yang akan memperebutkan gelar Putra Putri Pariwisata Nusantara (P3N) 2019. Tantangan yang dihadapi untuk melewati proses terakhir setelah masuk 16 besar bukan sekadar menjelaskan perihal destinasi wisata yang sudah umum diketahui.
Dalam sesi pertanyaan, delapan besar finalis putri diharuskan menjelaskan dalam 30 detik mengenai bagaimana mereka akan mempromosikan berbagai jenis pariwisata di media sosial, seperti wisata olahraga, wisata maritim, dan wisata embara.
Sementara delapan besar finalis putra diuji dengan pertanyaan mengenai bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk pariwisata, seperti cashless payment, virtual reality, e-reservation, dan robotic service.
Dari sesi penjurian terakhir tersebut, Muhammad Fadly dari Sulawesi Tengah dan Puja Lestari dari Sumatera Barat terpilih sebagai Putra Putri Pariwisata Nusantara 2019.
Kedua acara penganugerahan yang diselenggarakan bersamaan oleh Kementerian Pariwisata dan Yayasan El John Indonesia pada tahun ini terbilang spesial. Para finalis, yang sebagian besar merupakan generasi Z (kelahiran 1995-2010) itu dipersiapkan untuk mampu mempromosikan keindahan Indonesia melalui platform digital.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pada kesempatan sebelumnya mengatakan, mereka dipersiapkan untuk menghadapi dunia pariwisata yang melibatkan internet untuk segala. Menurut dia, revolusi teknologi informasi digital di bidang pariwisata (Pariwisata 4.0) telah membawa perubahan signifikan dalam penyelenggaraan kepariwisataan.
”Perubahan ini tidak hanya menciptakan peluang, tetapi juga berbagai tantangan pada setiap pilar kepariwisataan Indonesia dalam mencapai tujuannya, yakni menyejahterakan masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Ia pun mengharapkan para finalis dan pemenang ajang tersebut untuk ikut mengembangkan daerah yang memiliki potensi wisata dengan memanfaatkan teknologi digital. Menurut dia, 70 persen masyarakat milenial atau yang lebih muda melakukan pencarian, pemesanan, dan pembayaran dengan memanfaatkan platform digital dan media sosial.
Terlebih lagi, sektor pariwisata telah menjadi salah satu penghasil devisa terbesar bagi Indonesia. ”Pariwisata itu sudah ditetapkan sebagai inti ekonomi bangsa. Pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar nantinya. Devisa sektor pariwisata sebesar 19,2 miliar dolar AS tahun 2018 dan diproyeksikan mencapai 20 miliar dolar AS tahun 2019. Para finalis harus juga punya peran melakukan sesuatu di era digital ini,” paparnya.
Pendiri Yayasan El John Indonesia Johnnie Sugiarto mengatakan, untuk sampai ke sana, semua finalis yang sebelumnya diseleksi di daerah akan terus dibekali dengan berbagai pendidikan dan pelatihan. Mereka juga secara otomatis mendapatkan beasiswa pendidikan agar lebih mampu menjalankan tugasnya sebagai promotor pariwisata.
”Kami mendorong agar putra putri yang masuk ke yayasan kami bisa berpromosi lewat digital. Mereka harus tahu cara berbicara yang baik di depan publik dan teknik menulis supaya di media sosial mereka tidak sekadar posting foto atau video lalu ngomong seenaknya,” tuturnya.
Di media sosial, semua orang memang mampu menjadi orang yang berpengaruh (influencer) dan ikut menarik perhatian sebagai pengiklan (endorser). Namun, perlu strategi yang tepat agar dapat menjadi endorser dan influencer yang berkualitas sehingga promosi pariwisata juga dapat berdampak mengangkat gengsi Indonesia di mata dunia.
Berikut daftar para pemenang:
Putri Pariwisata Indonesia 2019/Miss Tourism Indonesia 2019 Mawar Salem (NTT)
Runner-up 1 Putri Pariwisata Indonesia 2019/Miss Culinary Tourism Indonesia 2019 Jeni Rahmadial Fitri (Riau)
Runner-up 2 Putri Pariwisata Indonesia 2019/Miss Marine Tourism Indonesia 2019 Yasmin Oktavia (Jawa Timur)
Runner-up 3 Putri Pariwisata Indonesia 2019/Miss Sport Tourism Indonesia 2019 Pradita Dinar Anggini (DKI 4)
Runner-up 3 Putri Pariwisata Indonesia 2019/Miss Cultural Tourism Indonesia 2019 Angel Rumihin (Maluku)
P3N 2019 Muhammad Fadly (Sulawesi Tengah) dan Puja Lestari (Sumatera Barat)
Runner-up 1 Ribuan Aulia (Kalimantan Barat) dan Naomi Cristi Bela Kalalo (Sulawesi Utara)