Keindahan alam dan kekayaan budaya Bali menjadi magnet bagi para pegiat lari untuk mengikuti lomba lari Maybank Bali Marathon.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Pulau Dewata, Bali memang tak pernah pudar daya tariknya. Karena pesona ”Pulau Para Dewa” itu pula, banyak wisatawan mau berpartisipasi dalam perlombaan tahunan, Maybank Bali Marathon (MBM) yang akan bergulir pada Minggu (8/9/2019). Para pelari itu ingin menikmati sensasi berolahraga sambil berwisata di ”Negeri Seribu Pura” tersebut.
Salah satu peserta yang terpikat dengan sensasi itu adalah pelari asal Jakarta yang mengikuti kategori half marathon MBM 2019 Ilhami Ningsih. Perempuan berusia 40 tahun yang ditemui di Taman Bhagawan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (6/9/2019) itu, mengatakan, dirinya sudah empat kali ikut MBM. Pertama kali ia ikut kategori 10K pada 2015. Lalu, dia tak bosan ikut lagi pada kategori 10K pada 2016, half marathon pada 2017, dan half marathon pada 2019.
Ilhami menuturkan, salah satu yang membuatnya tak bosan dengan ajang itu adalah manajemen panitia yang begitu rapi dari awal pendaftaran, pengambilan paket lari (race pack), pengamanan saat perlombaan, hingga ketersedian water station di sepanjang jalur lomba.
”Selain itu, banyak hiburan yang disediakan panitia, seperti acara festival saat menyambut peserta dan acara seni budaya di sepanjang jalur lomba,” ujar Ilhami.
Selain itu, Ilhami menambahkan, daya pikat Pulau Bali tidak bisa dipungkiri menjadi alasan dia mau datang lagi di MBM. Secara tidak langsung, perlombaan itu wadahnya untuk menikmati suasana Bali dengan cara yang lain. ”Apalagi di sepanjang jalur lomba, saya bisa melihat perdesaan dan persawahan khas Bali. Setelah lomba, saya bisa jalan-jalan ke pantai,” katanya.
Hal tak jauh beda diungkapkan oleh peserta asal Kuala Lumpur, Malaysia yang ikut kategori half marathon Mohammad Fahmi. Pria berusia 36 tahun itu pernah ke Bali beberapa tahun silam. Ia sangat menikmati sajian wisata Pulau Dewata yang begitu beragam, dari wisata budaya, perbukitan, hingga pantai.
Sebagai salah satu penggemar lari, Fahmi mendengar ada perlombaan MBM. Dirinya yang sudah terpikat dengan Bali, akhirnya berusaha ikut MBM. ”Dengan ikut lomba ini, saya bisa mendapat dua hal sekaligus, yakni berlomba lari sesuai kegemaran saya dan berwisata,” tuturnya.
Setelah berulang mencoba
Adapun peserta asal Jakarta yang mengikuti kategori half marathon Raditio Ghifiardi (45) menyampaikan, ia sudah beberapa kali mencoba mendaftar MBM tetapi gagal. Pada tahun ini, dia akhirnya bisa berpartisipasi. Ia memang sangat menggemari Bali. Tak terhitung berapa kali ia ke Pulau Seribu Dewa itu.
”Tapi, saya belum pernah mencoba berlomba sambil berwisata di sini. Saya benar-benar ingin mencoba karena kata teman-teman suasananya asik,” ujarnya. Bahkan, Raditio yang ikut MBM turut membawa istri dan anaknya ke Bali.
Tahun ini adalah tahun kedelapan MBM. Ajang yang memperebutkan total hadiah lebih dari Rp 2,3 miliar untuk 88 pemenang itu memang terus mendapatkan perhatian dari para penggemar lari nasional maupun mancanegara. Paling tidak, tahun ini, peserta MBM mencapai 11.600 orang atau meningkat 10 persen dibanding sebelumnya.
Para peserta itu berasal dari 50 negara, antara lain dari Kenya, Ethiopia, Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, Australia, Jepang, beberapa negara Asia lain, hingga para pelari lokal. Lomba yang dibagi tiga kategori itu, yakni marathon (2.444 peserta), half marathon 5.135 peserta), dan 10K (4.080 peserta) itu juga memiliki sejumlah kegiatan lain untuk menghibur peserta maupun keluarga peserta.
Selain menyiapkan festival penyambutan peserta dan sejumlah kegiatan kesenian di sepanjang jalur lomba, panitia juga menggelar lomba lari anak yang akan diikuti 81 peserta dan wheelchair atau kursi roda sejauh 5K yang akan diikuti 60 peserta.
Di luar itu, banyak terdapat stan sponsor yang menawarkan sejumlah produk terkait olahraga lari. ”Adapula photobooth maupun photo spot untuk para peserta yang ingin narsis seusai perlombaan,” kata Erry Nugroho, anggota Humas MBM 2019.