Empat Jenazah Pendulang di Pedalaman Yahukimo Ditemukan
›
Empat Jenazah Pendulang di...
Iklan
Empat Jenazah Pendulang di Pedalaman Yahukimo Ditemukan
Tim Kepolisian Resor Asmat menemukan empat jenazah pendulang emas tradisional di dua lokasi di pedalaman Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua. Mereka diduga korban penyerangan sekelompok orang tak dikenal.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim Kepolisian Resor Asmat menemukan empat jenazah pendulang emas tradisional di dua lokasi di pedalaman Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua. Pihak kepolisian telah membawa jenazah ke Agats, ibu kota Asmat, pada Sabtu (7/9/2019).
Kepala Polres Asmat Ajun Komisaris Besar Andi Yoseph Enoch, saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu sore, memaparkan, tim yang berjumlah 15 orang menemukan empat jenazah di dua lokasi kamp pekerja, yakni Kelapa Tujuh dan Rumah Empat, Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIT.
Kondisi tiga jenazah hanya tersisa tulang belulang dan satu jenazah sudah menjadi abu karena hangus terbakar. ”Kami menemukan jenazah keempat korban berdasarkan laporan dari pendulang yang dievakuasi ke daerah Mabul di Asmat. Dari penuturan para korban selamat, mereka diserang sekitar 100 orang,” kata Andi.
Ia menuturkan, pihaknya mengevakuasi 148 warga dari lokasi kejadian ke Mabul. Dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. ”Empat jenazah ini baru ditemukan di dua lokasi saja yang bukan areal tambang. Sementara lokasi tambang diperkirakan jumlahnya lebih dari 10 titik,” ujar Andi.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, total sebanyak 555 pendulang dari Distrik Seredala menyelamatkan diri ke Kabupaten Boven Digoel hingga Sabtu ini. Lokasi tambang itu berbatasan dengan tiga kabupaten lain, yakni Boven Digoel, Pegunungan Bintang, dan Asmat.
Sebanyak 493 pengungsi telah diserahkan kepada pihak keluarga atau organisasi paguyuban dari kampung halaman setempat. Sementara 62 orang lainnya masih berada di posko pengungsi di Tanah Merah, ibu kota Boven Digoel.
Sembilan pendulang emas juga mengalami luka-luka akibat serangan dari sekelompok warga tersebut. Rata-rata mereka mengalami luka akibat dibacok senjata tajam dan terkena anak panah.
”Diperkirakan sekitar 700 warga masih bersembunyi di Kampung Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang. Kami akan mengevakuasi mereka dengan 10 perahu motor,” kata Ahmad. Kepolisian masih menyelidiki penyebab atau motif penyerangan tersebut.