Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Dilengkapi Stasiun Pengisian Listrik
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta kini dilengkapi dengan satu stasiun pengisian listrik untuk mendukung taksi listrik yang melayani penumpang di sana.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah mendukung hadirnya pilihan taksi listrik di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, yang difasilitasi PT Angkasa Pura II. Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pun kini dilengkapi dengan satu stasiun pengisian listrik untuk mendukung taksi listrik yang melayani penumpang di sana.
Keberadaan stasiun pengisian listrik tersebut diharapkan mendorong semua pihak untuk menyiapkan daya dukung bagi lebih banyak kendaraan listrik.
Minggu (8/9/2019), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal taksi listrik milik PT Blue Bird Tbk dari Bandar Udara (Bandara) Soekarno-Hatta ke pusat kota Jakarta. Kesempatan itu juga diikuti Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Layanan taksi itu dihadirkan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan didukung satu stasiun pengisian listrik. Masyarakat bisa menaiki taksi listrik tersebut dengan mendatangi titik penjemputan atau memesan melalui situs Blue Bird Group. Sebanyak 25 unit taksi listrik disiapkan untuk melayani perjalanan pulang-pergi Bandara Soekarno-Hatta-Jakarta.
Seusai mencoba menaiki taksi listrik berjenis BYD e60 buatan China, Budi mengaku merasa nyaman karena performa kendaraan tersebut sama seperti kendaraan berbahan bakar minyak pada umumnya. Ia pun mengapresiasi inisiatif Blue Bird.
”Pengadaan kendaraan seperti ini tentu tidak mudah karena perlu upaya khusus. Pengadaan taksi berbasis listrik ini juga berkaitan dengan harga, operasionalisasi, dan penunjang yang harus dirangkai dan disiapkan dengan baik,” ujarnya.
Budi mengatakan, dalam waktu dua tahun ke depan, pemerintah akan meningkatkan lebih banyak kendaraan listrik, khususnya untuk transportasi umum. Hal itu sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan.
Namun, pemerintah masih akan mendiskusikan skema pengadaan serta bentuk dari kendaraan dan sistem penunjangnya.
”Pemerintah sedang mendiskusikan, apa kendaraan umum yang akan memakai listrik penuh, lalu yang industri pakai kendaraan hibrida (setengah listrik). Yang pasti, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, dan Kementerian Perindustrian perlu berkontribusi untuk menunjang ini,” ujarnya.
Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo mengatakan, inisiatif perusahaannya untuk menghadirkan layanan taksi listrik di Bandara Soekarno-Hatta diharapkan dapat memunculkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat akan kemajuan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
”Layanan taksi listrik di bandara ini belum ada di Asia Tenggara, bahkan Asia,” klaimnya.
Layanan e-Taxi pertama kali dihadirkan Blue Bird di Jakarta pada Mei 2019. Taksi itu menggunakan mobil Tesla Model X 75D A/T (4 unit) untuk jenis Silver Bird dan Premium dan mobil BYD tipe E6 (21 unit).
Selain bebas emisi, setiap e-Taxi juga mampu menempuh jarak 400 kilometer (km) dari kondisi bahan bakar penuh, dibandingkan dengan maksimal jarak 250 km yang mampu dikejar taksi reguler. Dalam masa uji coba sampai saat ini, Blue Bird masih menyubsidi biaya operasional taksi yang bernilai investasi puluhan miliar tersebut.
Insentif
Blue Bird pun mengharapkan pemerintah untuk secepatnya meningkatkan ekosistem investasi dan operasional kendaraan listrik. Upaya itu bisa dilakukan dengan memberikan insentif fiskal maupun nonfiskal.
”Dari fiskal, kendaraan kami masih kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN), walaupun pajak impor sudah dapat subsidi. Sebisa mungkin, pajak-pajak itu ada insentifnya karena sampai saat ini kita tidak menaikkan ongkos taksinya. Selain itu, juga perlu insentif nonfiskal, seperti parkir gratis dan sebagainya,” tutur Noni.
Indonesia juga diharapkan agar segera memiliki pabrik kendaraan listrik agar harganya dapat terjangkau. Apalagi, Blue Bird berencana untuk memiliki 200 mobil listrik di 2020. Selain itu, Noni juga berharap pemerintah membantu menyediakan stasiun pengisian listrik seiring dengan kemungkinan bertambahnya kendaraan listrik di masa depan.