Paus Fransiskus menyebut kerusakan hutan di negara- negara tertentu tak bisa dilihat sebagai isu lokal. Masalah itu sudah menjadi isu global karena mengancam dunia.
ANTANANARIVO, SABTU —Paus Fransiskus, Sabtu (7/9/2019), menyatakan bahwa deforestasi dan berkurangnya keanekaragaman hayati dalam waktu cepat di negara-negara tertentu tak bisa dianggap sebagai isu lokal. Hal ini karena masalah tersebut mengancam masa depan seisi planet ini.
Seruan itu disampaikan Paus dalam kunjungan ke Madagaskar, pulau terbesar keempat di dunia, yang menurut beberapa lembaga riset dan badan bantuan, kehilangan 44 persen hutan dalam 60 tahun terakhir. Paus juga menyoroti masalah korupsi dan mengaitkannya dengan wabah kemiskinan serta perburuan ilegal dan pengeksporan sumber daya alam.
Dalam pidato di hadapan para pejabat Madagaskar, Paus menyebut adanya sekelompok orang yang meraup keuntungan dari deforestasi besar-besaran.
”Semakin buruknya keanekaragaman hayati melemahkan masa depan negara dan bumi, rumah kita bersama,” kata Paus.
Keprihatinan Paus terhadap kerusakan hutan dan keanekaragaman hayati itu dilontarkan setelah dalam beberapa pekan terakhir kebakaran besar melanda hutan hujan di Amazon. Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak kritik masyarakat internasional terhadap kebijakannya memperluas lahan pertanian, sembari menegaskan bahwa hal itu adalah isu domestik.
”Hutan-hutan terakhir terancam oleh kebakaran hutan, perburuan, pembalakan tanpa batas di hutan-hutan yang sangat penting. Keanekaragaman tumbuhan dan hewan terancam punah oleh penyelundupan dan pengeksporan legal,” kata Paus.
Paus Fransiskus menjadikan keprihatinan pada masalah lingkungan sebagai salah satu pilar kepausannya. Ia kerap menghubungkan masalah pemanasan global dengan eksploitasi terus-menerus oleh orang kaya terhadap warga miskin di dunia. Ia juga telah mengeluarkan ensiklik berisi seruan perlunya memelihara alam ciptaan Tuhan.
Bulan depan, Paus memimpin pertemuan dengan para uskup dari wilayah Amazon, kawasan yang dia sebut sebagai ”paru-paru bumi”.
Paus juga menyatakan, lapangan kerja harus disediakan untuk menghentikan tindakan orang-orang yang mengancam lingkungan. Dengan demikian, orang-orang itu tak melihat pekerjaan mereka yang merusak lingkungan menjadi satu-satunya cara bertahan hidup.
”Jadi, penting menciptakan lapangan pekerjaan dan aktivitas yang memberi penghasilan, sementara juga melindungi lingkungan dan membantu rakyat keluar dari kemiskinan,” ujar Paus di hadapan Presiden Madagaskar Andry Rajoelina dan kabinet.
Perangi korupsi
Paus juga mendorong pemimpin di Madagaskar untuk memerangi korupsi. ”Saya ingin mendorong Anda untuk memerangi dengan kekuatan dan kebulatan tekad terhadap seluruh bentuk korupsi yang mewabah dan spekulasi yang memperbesar kesenjangan sosial, serta menangani situasi instabilitas dan pengucilan yang selalu menciptakan kondisi kemiskinan yang tak manusiawi,” kata Paus.
Madagaskar adalah salah satu dari negara termiskin di dunia. Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) memperkirakan 90 persen dari 26 juta lebih penduduk negeri itu hidup dengan pendapatan kurang dari 2 dollar AS per hari. Kasus malnutrisi anak kronis tersebar di negeri itu.