Kemenpora Sayangkan Rencana PB Djarum Hentikan Audisi Bulu Tangkis
JAKARTA, KOMPAS - Berbagai pihak, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga, menyayangkan rencana PB Djarum untuk menghentikan beasiswa bulu tangkis kepada anak-anak Indonesia sejak 2020. Djarum dinilai sebagai swasta yang konsisten membantu pemerintah dalam pembinaan atlet usia muda.
Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Raden Isnanta, Minggu (8/9/2019), menyayangkan rencana Djarum Foundation untuk menghentikan audisi umum bulu tangkis mulai 2020.
“Tidak mungkin semua pembinaan dipegang oleh pemerintah karena keterbatasan biaya sehingga butuh bantuan pihak swasta,” kata Isnanta.
Seperti diberitakan Kompas.id, Sabtu (7/9/2019), Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin, menyampaikan, audisi bulu tangkis tahun 2019 ini tetap digelar meski terjadi polemik dari sejumlah pihak karena dugaan potensi iklan produk tembakau dan eksploitasi anak saat audisi.
Sebagai solusi, peserta tidak lagi mengenakan kaus bertuliskan “Djarum Badminton Club” dan menghilangkan kata “Djarum” pada judul audisi menjadi “Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019”.
Atas polemik tersebut, PB Djarum akan menghentikan sementara audisi umum pada 2020 sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Baca juga: Djarum Hentikan Audisi Bulu Tangkis Mulai 2020
Pada saat ini, pemerintah sedang mengembangkan industri olahraga yang lebih profesional. Untuk mengembangkan program tersebut, maka dibutuhkan peran dari masyarakat dan dunia usaha.
Isnanta menegaskan, pemerintah tidak mungkin berjalan sendiri sehingga membutuhkan peran perusahaan yang ingin mengembangkan olahraga di Indonesia seperti Djarum.
Hingga saat ini, Djarum Foundation telah berkontribusi besar kepada pemerintah terutama dalam pengembangan olahraga, khususnya bulu tangkis. “Sungguh disayangkan, bulu tangkis ini adalah olahraga yang banyak mengibarkan bendera merah putih di kancah internasional,” kata Isnanta.
Isnanta berharap, seluruh pemangku kebijakan duduk bersama membicarakan persoalan ini hingga matang. Jika PB Djarum menutup program audisi ini, maka bidang olahraga adalah pihak yang dirugikan sebab selain pembinaan usia muda, Djarum Foundation berkontribusi juga pada pembinaan atlet pelatnas.
Isnanta mengingatkan, untuk menghasilkan atlet yang berprestasi butuh pembinaan usia dini dan di Indonesia hanya ada sedikit klub yang fokus melakukan program tersebut. Pembinaan usia dini juga berkaitan dengan regenerasi yang dibutuhkan agar prestasi olahraga Indonesia tidak menurun.
Ia melihat kaderisasi di cabang olahraga bulu tangkis adalah salah satu yang bagus, sementara ada cabang olahraga lain yang kesulitan dalam masalah kaderisasi. “Beberapa cabang olahraga mengalami masalah dalam kaderisasi karena berkaitan dengan pendanaan,” ujar Isnanta.
Humas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ayu Dyah Pasha mengaku prihatin dengan penutupan audisi badminton yang selama ini digelar PB Djarum. PB Djarum adalah sebuah nama lembaga yang tidak berkaitan dengan pengenalan merek dagang.
Ayu juga melihat tidak adanya unsur eksploitasi anak pada kegiatan yang digelar PB Djarum sebab keluarga juga memiliki tanggung jawab untuk mencegah anak agar tidak merokok.
Baca juga: Orangtua Sayangkan Penghentian Audisi Umum Djarum 2020
Menurut Ayu, kegiatan olahraga yang sudah dijalankan PB Djarum justru akan membuat anak menjauhi rokok sebab mereka ingin meraih prestasi yang tinggi.
Mereka tidak mungkin kuat bermain badminton jika merokok. Selama ini orangtua mendaftarkan anaknya ke PB Djarum karena mereka adalah salah satu klub terbaik di Indonesia.
Selain itu, PB Djarum telah mengadakan kegiatan ini selama 50 tahun. Mereka juga menyediakan tempat tinggal sebagai bagian dari program pembibitan. “Kalau kamuflase (kegiatan ini bagian dari promosi), tidak mungkin sampai berjalan hingga 50 tahun,” ujar Ayu.
Proses pembinaan yang sudah berjalan 50 tahun ini tidak akan mudah dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dan Badan Usaha Milik Negara yang akan menggantikan posisi PB Djarum dalam program pembibitan.
Mereka butuh riset dan investasi yang besar untuk dapat menghasilkan atlet berprestasi seperti binaan dari PB Djarum.
Ayu mengatakan, PB Djarum menutup kegiatan audisi ini karena mengikuti aturan. Karena itu, ia berharap ada solusi yang bisa membantu semua pihak dan tidak merugikan satu sama lain.
“Seharusnya masalah ini dibicarakan dengan semua pihak sebab perlu juga melihat prestasi yang sudah disumbangkan oleh Djarum Foundation,” kata Ayu.
Ia tidak ingin bulu tangkis mengalami nasib seperti olahraga lain yang sulit berkembang karena tidak memiliki sponsor. Swasta memiliki peran yang besar dalam membantu pemerintah untuk memajukan olahraga di Indonesia.
Baca juga: Potensi Merata, Final Audisi Umum PB Djarum Ketat
Pengamat bulu tangkis dan mantan pemain tim nasional Indonesia Christian Hadinata menyayangkan rencana penutupan audisi badminton yang selama ini digelar PB Djarum.
“Kalau sampai berhenti, maka akan terputus regenerasi,” ujar pemain yang aktif menyumbangkan gelar juara untuk Indonesia pada tahun 1971 hingga 1986 tersebut.
Hadinata mengibaratkan proses pembinaan atlet seperti piramida. Pada bagian terbawah akan lebih besar dari pada sisi atas. Seperti halnya dalam pembibitan, klub akan mengumpulkan banyak calon atlet dan mereka akan diseleksi untuk mencari yang terbaik.
Hadinata menegaskan, pembinaan yang baik adalah dikumpulkan dalam satu wadah dan dilatih secara profesional. Klub seperti PB Djarum ini yang akan menyumbangkan banyak atlet ke pelatnas.
PB Djarum juga telah mengadakan kegiatan ini selama 50 tahun dan telah melahirkan banyak pemain besar yang mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional seperti Liem Swie King dan Hariyanto Arbi.
Reputasi tersebut menjadi daya tarik orang untuk mengikuti audisi yang digelar PB Djarum.
Dalam akun media sosialnya, Hariyanto Arbi menuliskan keprihatinannya terhadap penutupan kegiatan audisi yang selama ini diadakan PB Djarum. Ia mengucapkan terimakasih kepada PB Djarum yang telah berjasa berkeliling Indonesia untuk mencari bakat terpendam untuk dibina menjadi seorang atlet yang mampu menjadi juara.
Ia berharap, pihak yang terkait dengan keputusan ini dapat mencari pengganti PB Djarum yang dapat mengadakan audisi untuk mencari bakat-bakat muda penerus generasi juara bulu tangkis yang selama ini menjadi kebanggan bangsa Indonesia.
“Saya akan selalu bangga menggunakan kaos PB Djarum,” tulis Hariyanto Arbi dalam akun Twitternya.