Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Butuh Investasi Tambahan
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, yang ditargetkan diresmikan tahun ini membutuhkan investasi tambahan untuk pembangunan tiang pancang. Sejumlah titik diketahui kondisi tanahnya tidak sesuai prediksi.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
SAMARINDA, KOMPAS — Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur, yang ditargetkan diresmikan tahun ini membutuhkan investasi tambahan untuk pembangunan tiang pancang. Tiang pancang dibutuhkan di sejumlah titik yang diketahui kondisi tanahnya tidak sesuai dengan yang diprediksikan.
Saat meninjau pembangunan jalan tol di pintu tol Palaran, Samarinda, Minggu (8/9/2019), Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, pengerjaan konstruksi di beberapa titik terhambat keadaan tanah yang tidak sesuai dengan prediksi awal dan dibutuhkan teknologi khusus untuk mengatasinya.
”Dari 65 kilometer yang dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, tanah yang jelek 45 kilometer. Sepanjang 5 kilometer di beberapa titik kami buat pile slab (jembatan) untuk mengatasinya,” ujar Desi. Tanah yang tidak sesuai dengan prediksi itu berupa tanah gembur, gambut yang rawan ambles. Penggunaan teknologi baru untuk mengatasi masalah tanah itu diperkirakan membutuhkan tambahan investasi.
Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda STH Saragih mengatakan, saat ini kontraktor sedang menghitung ulang kebutuhan dana untuk tiang pancang di beberapa titik.
”Akan dihitung ulang (kebutuhan investasi tambahannya), kemudian diajukan ke Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bulan ini kami sudah diminta untuk mengajukan. Kami belum tahu kebutuhan investasinya berapa,” kata Saragih.
Desi mengatakan, saat ini progres pembangunan seksi I dan V mencapai 97 persen. Adapun untuk seksi II, III, dan IV sudah lebih cepat, yakni 99 persen.
Progres pembangunan seksi I dan V mencapai 97 persen. Adapun untuk seksi II, III, dan IV sudah lebih cepat, yakni 99 persen. (Desi Arryani)
Seperti diketahui, salah satu proyek strategis nasional yang terbagi dalam lima seksi itu terentang 99,35 kilometer dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan hingga Jembatan Mahkota 2 Samarinda. Total investasi proyek mencapai Rp 9,97 triliun dengan pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan pinjaman dana asing.
Mobil truk melintas di salah satu ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019). Meski terkendala pembebasan lahan dan kontur tanah, salah satu proyek strategis nasional ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.Investasi yang dikerjakan PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda mencakup sebagian seksi I Km 13, seksi II, seksi III, dan seksi IV (Samboja-Jembatan Mahkota II). Adapun seksi lainnya dibangun dengan skema dana dukungan tunai atau viability gap fund (VGF) dari pemerintah, yakni seksi I (Km 13-Samboja) dan seksi V (Km 13-Bandara Sepinggan).
VGF adalah skema dana jaminan yang diberikan pemerintah untuk membangun sarana infrastruktur bekerja sama dengan pihak swasta. VGF bisa menurunkan biaya konstruksi proyek infrastruktur sehingga tingkat pengembalian investasi semakin tinggi.
Berdasarkan pantauan Kompas di pintu tol Palaran Samarinda, jalan tol sudah selesai dikerjakan. Terdapat sebuah jembatan setinggi 5 meter yang melintasi jalan tol. Beberapa alat berat masih dioperasikan di sisi kanan dan kiri di luar jalan tol. Beberapa pekerja terlihat tengah mengerjakan bangunan pendukung di luar jalan tol.
Pembebasan lahan untuk jalur tol sudah selesai dilakukan sehingga pembangunan konstruksi jalan bisa dikebut. Namun, lahan pendukung di sisi kanan dan kiri jalan belum sepenuhnya selesai dibebaskan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, 1 persen lahan masih dalam proses pembebasan. Lahan itu tersebar di beberapa titik di sisi kanan dan kiri jalan tol. Lahan itu nantinya digunakan untuk bangunan atau jalan pendukung yang menghubungkan ke jembatan layang yang melintasi jalan tol.
”Tahap pembebasan lahan ada dua, masuk pengadilan untuk konsinyasi dan tahap musawarah. Tanah di kiri-kanan yang belum bebas itu untuk bangunan pelengkap jalan tol. Meski demikian, akhir tahun ini kami optimistis semuanya selesai,” ujar Danang.
Selain pembangunan konstruksi jalan, perlengkapan pendukung jalan tol, seperti lampu dan rambu lalu lintas, juga tengah diselesaikan pemasanganya. Danang mengatakan, dalam rapat dengan kontraktor, pemasangan atribut dan perlengkapan pendukung itu sudah selesai terpasang dalam tiga minggu kedepan.
“Setelah semua beres, kontraktor akan menyerahkan jalan tol ke badan usaha jalan tol. Setelah itu, Bina Marga, BPJT, polisi, dan Dirjen Perhubungan Darat akan melakukan uji laik fungsi. Setelah itu, Dirjen Bina Marga akan menerbitkan sertifikat laik operasi, baru jalan tol itu bisa dioperasikan penuh,” ujar Danang.
Pembangunan jalan tol ini juga diharapkan akan berguna sebagai infrastruktur pendukung mobilitas orang dan barang untuk menyokong calon ibu kota baru yang direncanakan berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Jalan tol ini melintasi Kecamatan Samboja yang berbatasan langsung dengan Sepaku.
Jarak tempuh Balikpapan-Samarinda diperkirakan hanya 1 jam dengan kecepatan 100 km per jam melalui jalan tol ini. Jika menggunakan jalan poros Balikpapan-Samarinda, waktu tempuh bisa mencapai 3 jam.