Kedatangan para wisatawan China yang bermalam di seluruh negara Asia Pasifik tercatat melonjak dari 10,5 juta orang tahun 2009 menjadi 62,4 juta orang tahun 2018.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bali masih menjadi destinasi favorit di Asia Pasifik bagi turis mancanegara. Riset Asia Pacific Destinations Index Mastercard menunjukkan, posisi Bali terus menguat di antara 20 destinasi tujuan Asia Pasifik teratas tahun 2018.
Bali, yang mewakili Indonesia, berhasil meningkatkan posisinya dari ke-10 pada tahun 2017 menjadi ke-9 pada tahun 2018. Peringkat itu, antara lain, dihitung dari total jumlah wisatawan yang datang untuk bermalam yang saat ini sebanyak 8,3 juta wisatawan.
Berdasarkan riset Asia Pacific Destinations Index (APDI) Mastercard, bagian dari Global Destination Cities Index (GDCI), yang dirilis Senin (9/9/2019), mayoritas wisatawan ke Bali berasal dari China (22,4 persen), Australia (19,3 persen), dan India (5,8 persen).
”Rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Bali menghabiskan 8,6 malam dengan jumlah pengeluaran per hari 125 dollar AS (Rp 1,75 juta). Sebanyak 96,7 persen wisatawan berkunjung ke Bali untuk berlibur, sementara 3,3 persen wisatawan berkunjung untuk tujuan bisnis,” kata Senior Vice President Data & Services Asia Pasific Mastercard Rupert Naylor.
Riset APDI kali ini juga mengumumkan lima destinasi terpopuler di Asia Pasifik bagi wisatawan mancanegara, yakni Bangkok, Singapura, Kuala Lumpur, Tokyo, dan Seoul. Kelima destinasi itu dikunjungi lebih dari seperlima atau 22 persen dari total wisatawan yang menginap di 161 kota dan pusat regional teratas di kawasan Asia Pasifik sepanjang tahun 2018.
Menurut Kementerian Pariwisata, Bali juga masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan devisa pariwisata Indonesia. Dari devisa pariwisata sebesar 19,2 miliar dollar AS (Rp 268,8 triliun) tahun 2018, 40 persennya merupakan kontribusi Bali.
”Untuk itu, pariwisata menjadi salah satu sektor yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti, beberapa waktu lalu.
Badan Pusat Statistik mencatat, Indonesia dikunjungi 15,81 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2018. Gerbang utama wisman masih Bandara Ngurah Rai, Bali, yang dimasuki 6.026.437 wisman. Disusul Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, sebanyak 2.812.482 wisman dan Bandara Juanda, Surabaya, 332.964 wisman.
Pengaruh China
Lima besar wisman yang datang ke Indonesia sepanjang tahun 2018 adalah Malaysia (2,50 juta kunjungan), China (2,14 juta kunjungan), Singapura (1,77 juta kunjungan), Timor Leste (1,76 juta kunjungan), dan Australia (1,30 juta kunjungan).
Riset APDI kali ini juga menunjukkan bahwa turis China berpengaruh besar pada pola perjalanan dan pengeluaran pariwisata di Asia Pasifik.
”Wisatawan China daratan menjelajahi semua sudut wilayah dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah raksasa yang tertidur menjadi pusat destinasi pariwisata populer,” kata Naylor.
Meledaknya perjalanan turis China di Asia Pasifik juga dinilai menciptakan lahan subur bagi pemerintah, badanpariwisata, serta perusahaan dan bisnis saat mereka merencanakan dan mempromosikan penawaran paket perjalanan, transportasi, dan produk ritel.
Kedatangan para wisatawan China yang bermalam di seluruh negara Asia Pasifik tercatat melonjak dari 10,5 juta orang tahun 2009 menjadi 62,4 juta orang tahun 2018.
Terus meningkat
Hal ini menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk selama periode tersebut sebesar 21,9 persen. Secara khusus, China adalah salah satu dari tiga negara asal turis teratas untuk 82 kota destinasi di Asia Pasifik atau lebih dari setengah 161 destinasi tujuan dalam APDI.
”Selain China, negara asal turis yang berperan besar atas jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi teratas di Asia Pasifik adalah Korea Selatan, Jepang, dan India. Jumlah wisatawan dari negara-negara tersebut terus meningkat dengan persentase yang luar biasa dari tahun ke tahun,” ujarnya.