Kebakaran hutan dan lahan gambut mendesak ditangani secara lebih komprehensif mengingat bencana kabut asap pekat telah melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
PEKANBARU, KOMPAS Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan gambut merebak di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan. Selain mencemari udara hingga tergolong sangat tidak sehat, asap pekat telah mengganggu aktivitas warga dan penerbangan. Darurat bencana asap di depan mata karena kebakaran lahan masih terus meluas dan sulit dipadamkan.
Di Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Indeks Standar Pencemaran Udara berada di atas 200 atau masuk kategori sangat tidak sehat. Sejak beberapa hari lalu, Gubernur Riau Syamsuar mengimbau seluruh bupati dan wali kota se-Riau agar meminta pihak sekolah mengurangi aktivitas murid di luar kelas. Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nasir juga mengimbau warga membatasi aktivitas di luar rumah.
Sri Hartati (32), warga Panam, Kota Pekanbaru, mengaku pasrah. ”Dalam kondisi berasap ini, di dalam atau di luar rumah sebenarnya sama saja, sama-sama menghirup asap,” kata Sri.
Di Kalimantan Tengah, asap pekat menyelimuti Kota Palangkaraya dan Sampit serta Kabupaten Kotawaringin Timur dan Pulang Pisau. Di ruas Jalan Trans-Kalimantan dari Sampit menuju ke Seruyan, misalnya, jarak pandang di bawah 100 meter sehingga mengganggu pengendara. Asap juga telah mengganggu penerbangan di Kalteng.
Sementara asap pekat di Kalimantan Barat tidak hanya mengganggu penerbangan di Bandara Supadio, Pontianak, tetapi juga mengganggu warga. Sejak minggu lalu, sejumlah sekolah di Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, dan Sintang diliburkan karena udara tergolong sangat tidak sehat.
Berjibaku padamkan api
Upaya pemadaman kebakaran lahan pun terus dilakukan di sejumlah daerah. Tim gabungan TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Manggala Agni, warga peduli api, dan perusahaan berjibaku memadamkan api. Pemadaman dilakukan tim di darat dan dari udara.
Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, kebakaran lahan gambut terus merambat di sejumlah areal restorasi vegetasi dan konsesi yang dikelola korporasi. Bara api di bentangan luas itu sulit dikendalikan karena hamparan gambut dalam kondisi kering.
Citra Landsat 8 menunjukkan kebakaran membentang luas dalam radius hampir 15 kilometer, mulai dari Kabupaten Muaro Jambi hingga Tanjung Jabung Timur. Sejak akhir pekan lalu, sebaran titik-titik api di kedua wilayah itu bertemu sehingga sulit dikendalikan. ”Tim masih berjuang menahan api, jangan sampai tambah meluas,” kata Kepala Dinas Kehutanan Jambi Bestari.
Pantauan di areal restorasi gambut Londerang, Tanjung Jabung Timur, sekat-sekat kanal yang dibuat pada 2017 ikut terbakar. Api tak hanya menghanguskan hamparan revegetasi dan sekat kanal, tetapi juga lokasi alat pemantau kebakaran. (SAH/ITA/ESA/IDO)