Jumlah mahasiswa asal Papua yang meninggalkan tempat kuliahnya di sejumlah daerah terus bertambah. Diperkirakan jumlah mahasiswa yang pulang telah mencapai 300 orang dari Sulawesi Utara dan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah mahasiswa asal Papua yang meninggalkan tempat kuliahnya di sejumlah daerah terus bertambah. Diperkirakan jumlah mahasiswa yang pulang telah mencapai 300 orang dari Sulawesi Utara dan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Hal ini disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe saat ditemui seusai pertemuan dengan pihak KPU dan Bawaslu Papua di Jayapura, Senin (9/9/2019).
”Saya juga pusing dengan masalah ratusan mahasiswa yang memilih pulang ke Papua. Padahal, situasi keamanan di daerah-daerah tersebut telah kondusif,” kata Lukas.
Lukas mengatakan, ratusan mahasiswa yang kembali ke Papua bukanlah atas perintah pemerintah daerah setempat, melainkan kemauan mereka sendiri.
”Saya juga pusing dengan masalah ratusan mahasiswa yang memilih pulang ke Papua. Padahal, situasi keamanan di daerah-daerah tersebut telah kondusif,” kata Lukas.
Lukas menuturkan, dirinya akan berkoordinasi dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat, dan seluruh kepala daerah di 28 kabupaten serta 1 kota.
”Dalam pertemuan ini, kami akan membicarakan terkait pulangnya ratusan mahasiswa ini. Kami dapat memulangkan kembali mereka setelah adanya komunikasi bersama,” tutur Lukas.
Bupati Mamberamo Tengah Ham Ricky Pagawak mengaku sekitar 60 mahasiswa yang dibiayai pihaknya telah pulang ke Papua. Hal ini dipicu rasa trauma setelah adanya persekusi dan ujaran rasis atas mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
”Kami belum dapat berkomunikasi dengan puluhan mahasiswa yang pulang ini. Saya masih menantikan keputusan dari Gubernur Papua terkait solusi untuk menangani mereka,” tambahnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua, Thomas Sondegau, menyesalkan pulangnya ratusan mahasiswa asal Papua. Padahal, pemerintah telah menjamin keselamatan mereka untuk menempuh pendidikan di setiap daerah.
”Seharusnya mahasiswa tersebut fokus belajar untuk menggapai cita-citanya. Dengan cara seperti ini dapat merugikan dirinya sendiri,” kata Thomas.