Kereta Bandara Hentikan Layanan dari Stasiun Bekasi
PT Railink selaku operator Kereta Bandara Soekarno-Hatta menghentikan layanan kereta bandara dari Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, yang bertujuan mengoptimalkan persiapan pengoperasian kereta bandara di Stasiun Manggarai.
Oleh
Stefanus Ato
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — PT Railink selaku operator Kereta Bandara Soekarno-Hatta menghentikan layanan kereta bandara dari Stasiun Bekasi, Kota Bekasi. Penutupan itu bertujuan mengoptimalkan persiapan pengoperasian kereta api bandara di Stasiun Manggarai.
Stasiun itu akan dijadikan pusat intergrasi antarmoda transportasi berbasis rel. Dyah Suryandari dari humas PT Railink mengatakan, penghentian operasional kereta bandara sudah dilakukan sejak Minggu (8/9/2019).
Warga Bekasi yang akan menggunakan layanan kereta bandara terlebih dahulu menggunakan kereta rel listrik dari Stasiun Bekasi dan transit di Stasiun Manggarai.
”Nanti Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral integrasi antarmoda. Kami akan melayani naik turun penumpang kereta bandara dari Stasiun Manggarai,” katanya, Senin (9/9/2019).
Dyah menambahkan, sejak operasional kereta bandara di Stasiun Bekasi dihentikan, kereta bandara hanya bisa dijangkau dari Stasiun BNI City, Bukit Duri, Batu Ceper, dan Bandara Soekarno Hatta.
Dyah juga tak bisa memastikan adanya kemungkinan operasional kereta api bandara di Stasiun Bekasi kembali mendapatkan pelayanan.
Disesalkan warga
Penghentian kereta bandara ini disesalkan sejumlah warga yang sering menggunakan kereta tersebut. Misalnya Pandu Aji Prakoso (21), Warga Tambun, Kabupaten Bekasi.
Menurut Pandu, kereta bandara tidak hanya dibutuhkan warga Bekasi untuk ke Bandara Soekarno-Hatta, tetapi juga menjadi pilihan warga yang ingin mengakhiri perjalanan di Stasiun Sudirman atau Stasiun Batu Ceper.
”Sebenarnya kecewa karena saya juga sering menggunakan kereta bandara sebagai pilihan kedua. Apalagi kereta bandara itu sering ada promo dengan tarif cukup murah mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Itu the best bangetlah," kata pendiri Forum Pengguna dan Pecinta Kereta Api itu.
Pandu menambahkan, kereta bandara juga dibutuhkan warga sebagai alternatif, terutama pada pukul 11.15 dan pukul 14.10. Sebab, di jam itu, penumpang harus menunggu KRL cukup lama, yanki 20-40 menit.
Pendapat berbeda disampaikan Nurul (35), warga Bekasi yang sering menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi. Nurul menilai penghentian itu akan berdampak positif terhadap perjalanan KRL karena tidak ada lagi pembagian rel antara kereta bandara dan KRL.
”Double-double track juga sudah aktif. Sekarang ditambah lagi dengan berhenti beroperasi kereta bandara, berarti waktu tunggu KRL semakin baik,” ucapnya.
Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno dari Universitas Katolik Soegijapranata, menambahkan, jika masih dibutuhkan warga Bekasi, kereta bandara sebaiknya beroperasi hanya pada pagi hari sebelum KRL melayani penumpang. Sebab, dengan dihentikannya operasional kereta bandara akan berperan positif melancarkan perjalanan KRL.
”Prediksi saya, penumpang (pengguna KA Bandara) lebih banyak pagi. Jadi, seandainya nanti di Stasiun Manggarai sudah beroperasi, Stasiun Bekasi sebaiknya dilayani kereta bandara saat pagi saja,” katanya.