Tiga Megaproyek Senilai Sepertiga APBD Sultra Mulai Berlangsung
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah memulai tiga megaproyek senilai total Rp 1,6 triliun atau sekitar lebih dari sepertiga APBD Sultra 2019. Proyek itu dianggap proyek mercusuar.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah memulai tiga megaproyek senilai total Rp 1,6 triliun atau sekitar lebih dari sepertiga APBD Sultra 2019. Pemerintah bahkan berencana untuk meminjam anggaran guna memperlancar pelaksanaan proyek ke depannya. Meski demikian, beberapa pihak beranggapan proyek yang dibangun tidak substansial dan terkesan hanya merupakan proyek mercusuar.
Sejumlah proyek yang mulai berlangsung di Sultra adalah pembangunan perpustakaan senilai total Rp 98 miliar, rumah sakit jantung senilai Rp 426 miliar, dan jalan Kendari-Toronipa senilai Rp 1,1 triliun. Total ketiga proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 1,6 triliun yang semuanya direncanakan dibiayai oleh anggaran daerah.
Angka yang mencapai sepertiga APBD Sultra 2019 yang hanya Rp 4,2 triliun ini cukup besar untuk memperbaiki puluhan sekolah dan ratusan kilometer jalanan rusak di wilayah ini.
Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Pahri Yamsul menuturkan, pihaknya saat ini menangani dua proyek pembangunan yang merupakan prioritas pembangunan Pemprov Sultra, yaitu perpustakaan dan RS jantung. Sementara untuk pembangunan jalan ditangani oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sultra.
Untuk pembangunan perpustakaan, ucapnya, saat ini telah dimulai sejak Juli lalu dan dialokasikan Rp 28 miliar. Pembangunan tahap pertama ini ditargetkan untuk menyelesaikan fondasi hingga terbangunnya empat lantai dari total tujuh lantai perpustakaan.
”Selama lebih kurang lima bulan sampai Desember itu kami targetkan selesai tahap pertama. Sekarang progresnya sudah sekitar 50 persen dengan fondasi telah selesai dan lantai satu mulai terbangun. Pembangunannya sendiri berlangsung hingga 2021 dengan total anggaran sekitar Rp 98 miliar,” ucapnya, Senin (9/9/2019).
Progres pembangunan perpustakaan berskala internasional ini telah terlihat, yang berlokasi di pusat Kota Kendari. Pekerja terus menyelesaikan fondasi dan pengerjaan tiang. Perpustakaan ini dirancang bukan hanya sebagai perpustakaan, melainkan juga wisata edukasi dengan beragam fasilitas.
Selain perpustakaan ini, tambah Pahri, pihaknya juga telah memulai pembangunan rumah sakit jantung yang juga berskala internasional. Rumah sakit ini nantinya memiliki tinggi 17 lantai dan merupakan rumah sakit jantung pertama di Indonesia timur. Proses pemancangan tiang dimulai di lahan seluas 5 hektar di Kemaraya, Kota Kendari.
”Untuk RS jantung, tahap pertama ini nilainya Rp 95 miliar. Sekarang sudah mulai dilakukan pemancangan. Memang agak terlambat dari jadwal karena kita harus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, dampak dari pembangunan gedung berlantai tinggi. Tapi, kami optimistis bisa selesai sesuai target,” lanjutnya. RS jantung ini ditargetkan untuk mengambil pasar dan rujukan di Indonesia timur.
Sementara itu, pelebaran akses jalan Kendari-Toronipa juga mulai berlangsung. Jalan sepanjang 14,6 kilometer yang menghubungkan Kota Kendari dengan Toronipa, Kabupaten Konawe, yang merupakan lokasi wisata ini akan diperlebar menjadi 27 meter dengan total anggaran Rp 1,1 triliun.
”Untuk tahap pertama ini akan dikerjakan pembangunan jalan sepanjang 2,1 kilometer dengan total anggaran Rp 144 miliar. Dananya berasal dari APBD dan direncanakan selesai dalam tiga tahun,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Abdul Rahim.
Menurut Rahim, pelaksanaan pekerjaan jalan tahap pertama telah mulai dilakukan sepekan terakhir dengan target hingga Desember mendatang. Desain awal yang mengambil jalan ke laut telah direvisi sehingga pembangunan hanya menambah jalan eksisting saat ini. Pembangunan jalan untuk mendukung pariwisata yang selama ini seperti tidak diperhatikan dengan baik.
Pinjaman Rp 1,1 triliun
Pembangunan sejumlah megaproyek yang pendanaannya berasal dari anggaran daerah ini tak ayal membuat dana daerah terserap banyak di proyek ini. Untuk menanggulangi proyek yang bernilai besar, utamanya jalan dan RS jantung, Pemprov Sultra pun telah mengajukan pinjaman senilai Rp 1,1 triliun ke PT Sarana Multi Infrastruktur.
Dihubungi terpisah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sultra Isma menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dua kementerian terkait rencana peminjaman dana untuk proyek infrastruktur ini, yaitu Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan. Rekomendasi dari dua kementerian pun telah diperoleh setelah koordinasi dilakukan.
”Kami mengajukan pinjaman Rp 1,1 triliun untuk membiayai dua proyek, yaitu pelebaran jalan dan pembangunan RS jantung. Dan, hal itu sangat boleh dilakukan,” ucap Isma. Rencana peminjaman ini bukan kali pertama dilakukan Pemprov Sultra. Terhitung telah tiga kali peminjaman dilakukan untuk membiayai pembangunan.
Meski demikian, sejumlah proyek yang dibangun saat ini, terlebih dengan skema peminjaman, mendapat banyak sorotan. Pengamat kebijakan publik dari Universitas Muhammadiyah Kendari, Andi Awaluddin, mengemukakan, pembangunan RS jantung dan perpustakaan, jika dikelola baik mungkin bisa berdampak besar nantinya. Akan tetapi, untuk pembangunan jalan Kendari-Toronipa bukan sesuatu yang mendesak.
”Masih banyak jalan yang rusak di daerah lain, yang menghambat ekonomi masyarakat. Ini saya lihat sudah menyimpang dari visi gubernur sebelumnya. Apalagi dengan skema peminjaman itu bukan sesuatu yang urgen dan mendesak untuk dilakukan. Kelihatan ini ada sesuatu yang aneh dan hanya seperti proyek mercusuar. Bisa dibayangkan jika triliunan rupiah itu untuk membangun puskesmas atau sekolah,” ujar Awaluddin.
Masih banyak jalan yang rusak di daerah lain yang menghambat ekonomi masyarakat. Ini saya lihat sudah menyimpang dari visi gubernur sebelumnya.
Jika menghitung satu ruang kelas senilai Rp 50 juta, akan terbangun sekitar 30 ruangan baru dengan nilai Rp 1,5 triliun.
Belum lagi, lanjut Awaluddin, dengan rencana membangun kantor DPRD dan kantor gubernur baru yang saat ini sudah masuk kajian di anggaran perubahan. Ia berharap agar pembangunan benar-benar memperhatikan asas manfaat dan direncanakan jauh lebih matang.