Iman, Takwa, dan Ilmu Pengetahuan dalam Ajaran Habibie
Habibie merupakan Ketua Dewan Kehormatan ICMI dan juga pernah menjabat Ketua ICMI yang pertama pada 1990-1995. Ia menjadi salah satu pencetus gagasan agar umat Islam harus terdidik dan terus mengikuti teknologi.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wafatnya presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie di Jakarta, Rabu (11/9/2019), meninggalkan duka yang mendalam bagi bangsa ini, khususnya anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia. Habibie menjadi sosok teladan yang terus mengajarkan keseimbangan antara iman, ketakwaan, dan ilmu pengetahuan.
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan, hingga akhir hayatnya, Habibie terus menjadi inspirasi bagi cendekiawan Muslim untuk terus mengikuti perkembangan ilmu teknologi tanpa harus meninggalkan iman dan ketakwaan.
”Kami sungguh berduka dan merasa kehilangan sosok beliau. Hingga akhir hayatnya, beliau masih aktif memberikan sumbangsih pengetahuan bagi bangsa dan negara, khususnya bagi ICMI,” ucap Jimly saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Jimly mengatakan, Habibie masih sering menanyakan kabar dan perkembangan ICMI di usianya yang telah senja. Habibie, lanjutnya, tidak bosan mengingatkan agar kebutuhan spiritual dan kebutuhan ilmu pengetahuan harus sama-sama terpenuhi.
Habibie merupakan Ketua Dewan Kehormatan ICMI dan juga pernah menjabat Ketua ICMI yang pertama pada 1990-1995. Ia menjadi salah satu pencetus gagasan agar umat Islam harus terdidik dan terus mengikuti perkembangan teknologi.
Jimly menyebutkan, pada Selasa (10/9/2019), dirinya menjenguk Habibie bersama dengan anggota Wantimpres, Malik Fadjar; Guru Besar UGM Sofian Effendi; dan putra pertama Habibie, Ilham Akbar Habibie.
”Kami diminta untuk menjenguk beliau bersama dengan Quraish Shihab, tetapi Quraish kemarin masih berhalangan untuk hadir. Saya melihat Habibie seperti tertidur, padahal beberapa waktu lalu kami sempat berbincang-bincang dan ia tampak masih sehat,” ucapnya.
Jimly pun mengenang masa-masa ketika dirinya menjadi asisten Habibie saat almarhum menjabat sebagai presiden. ”Saya ingat sekali ketika beliau membacakan laporan pertanggungjawabannya sebagai presiden dan ditolak oleh MPR pada tahun 1999. Kami melewati masa-masa itu bersama,” ujarnya.
Habibie meninggal pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, ini meninggal dalam usia 83 tahun.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo melayat almarhum di RSPAD Gatot Soebroto. Mewakili pemerintah, Presiden menyampaikan duka mendalam atas kepergian Habibie.
”Saya menyampaikan belasungkawa mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah, Bapak Profesor BJ Habibie, pukul 18.05, di RSPAD Gatot Soebroto,” kata Presiden di hadapan jurnalis.