Perusahaan perdagangan secara elektronik atau e-dagang Bukalapak tengah mengkaji ulang performa layanan bisnis. Proses ini berdampak pada pengurangan jumlah pekerja.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan perdagangan secara elektronik atau e-dagang Bukalapak tengah mengkaji ulang performa layanan bisnis. Proses ini berdampak pada pengurangan jumlah pekerja.
Chief Strategy Officer Bukalapak Teddy Oetomo di Jakarta, Selasa (10/9/2019), menegaskan, tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal seperti yang diberitakan sejumlah media massa. Dari sekitar 2.000 pekerja, efisiensi yang dilakukan menyasar 10 persen dari jumlah total pekerja.
Kaji ulang yang dia maksud menyasar layanan bisnis yang dianggap tidak sesuai dengan kemampuan Bukalapak, misalnya layanan benda terhubung dengan internet (IoT) dan ritel cerdas.
Teddy juga mengakui adanya alasan efisiensi. Sebagai gambaran, untuk urusan penulisan konten tambahan, perusahaan bisa mengambil sumber dari perusahaan media di bawah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek). Emtek menjadi investor mayoritas di Bukalapak.
”Sejak didirikan 10 tahun lalu, visi Bukalapak adalah ’mendigitalkan’ UMKM. Sebagai perusahaan rintisan bidang teknologi, trial and error itu lumrah dan kami melakukannya sampai mengembangkan aneka inovasi layanan. Namun, kami sekarang sudah masuk di fase tumbuh ke skala besar sehingga memfokuskan kembali visi awal itu penting,” ujarnya.
Kaji ulang sejauh ini memutuskan Bukalapak mempertahankan layanan bisnis laman pemasaran, teknologi finansial, mitra Bukalapak, dan produk virtual.
Menyoal persaingan antarpemain e-dagang di Indonesia, dia memandang, saat ini, setiap perusahaan mempunyai segmentasi berbeda-beda sehingga tidak bisa diperbandingkan satu dengan lainnya.
”Kompetisi sekarang lebih rasional. Hal ini tidak berkaitan langsung dengan langkah yang sedang kami lakukan,” ucapnya. Nilai total transaksi (GMV) tumbuh tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Selama Desember 2018-Agustus 2019, ETBIDA loss berkurang setengah.
Terkait rumor Emtek enggan menyuntikkan kembali investasi ke Bukalapak, Teddy mengatakan tidak mengetahui. Hanya saja, dia menyatakan, Emtek masih menjadi pemegang saham utama.