Konser Amal Alumni IPB untuk Kepedulian Pendidikan
Pembangunan manusia lewat pendidikan tinggi masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya kemampuan mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk bisa berkuliah tanpa kendala finansial.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepedulian bersama untuk membantu pendidikan dibutuhkan bangsa ini. Sebab, bangsa ini perlu melaksanakan pembangunan manusia secara serius agar dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi dan karakter mumpuni.
Namun, pembangunan manusia lewat pendidikan tinggi masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya kemampuan mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk bisa berkuliah tanpa kendala finansial.
Rektor IPB University Arif Satria di acara konser amal Voices That Care #2 yang digagas Yayasan Alumni Peduli IPB (YAPI) di Jakarta, Rabu (11/9/2019) malam, mengatakan, semua orang bisa berkuliah di IPB University asal memenuhi standar syarat masuk. ”Tidak ada syarat harus kaya. Yang penting IPB memberi akses kuliah yang luas pada masyarakat,” ujar Arif.
Menurut Arif, hanya sekitar 8 persen mahasiswa IPB University yang mampu bayar uang kuliah sesuai uang kuliah tunggal. ”Sisanya tugas kami mencari dana, termasuk dari alumni untuk membangun kepedulian bersama,” ujar Arif.
Arif mengatakan, pendidikan tinggi harus jadi mobilitas vertikal bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk mengubah nasib keluarga. ”Ayo, tanggulangi kemiskinan dengan membuka akses perguruan tinggi di mana pun, termasuk IPB. Tugas bersama kita untuk menanggulangi,” kata Arif.
Ketua YAPI Heri Sunaryadi mengatakan, penggalangan dana lewat konser amal sudah dua kali dilakukan YAPI. Kegiatan ini untuk mengumpulkan dana yang akan disalurkan dalam bentuk beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu.
”Kami berterima kasih banyak donasi yang diberikan dengan digelarnya konser amal Voices That Care#2 ini. Donasi dari perusahaan maupun individu sangat berarti untuk masa depan anak bangsa yang kuliah di IPB,” ujar Heri.
Menurut Heri, IPB University sebagai kampus rakyat memanggil semua anak bangsa berkualitas untuk berkuliah. Namun, pada tahun lalu, terdata sekitar 53 persen mahasiswa berasal dari keluarga dengan pendapatan di bawah Rp 3 juta per bulan. Sekitar 30 persen saja yang ditanggulangi lewat beasiswa Bidikmisi dari pemerintah.
”YAPI hadir untuk menjembatani bagi mahasiswa yang mau meraih mimpinya di IPB, tetapi secara finansial tidak beruntung,” kata Heri.
Penyaluran beasiswa YAPI sudah dirasakan sekitar 500 mahasiswa dengan nilai sekitar Rp 5 miliar. Sebagaian besar penerima merupakan mahasiswa baru, sedangkan 10-15 persen mahasiswa lama yang terancam putus kuliah karena kendala finansial.
”Banyak air mata alumni tumpah saat melakukan assessment ke mahasiswa penerima beasiswa YAPI. Semangat mahasiswa ini untuk menggapai mimpi di IPB yang membuat kami semangat untuk tetap jadi jembatan yang membantu mereka bisa selesai dari IPB,”tutur Heri.
Penerima beasiswa YAPI, Agnes Berliana Minggun, mengatakan, kesulitan ekonomi keluarga terjadi ketika tempat kerja ayahnya mengalami goncangan. Penghasilan keluarga minim dan ibu terpaksa jadi buruh cuci.
”Sebenarnya, ibu minta saya kerja saja dulu, tetapi saya ingin kuliah dan diterima di IPB. Sangat sulit menjalani kuliah dengan keuangan yang minim, orangtua sampai berutang. Saya bersyukur bisa dibantu dengan beasiswa YAPI,” tutur Agnes di video yang diputar di sela-sela konser orkestra amal bertajuk ”Bring Back 80s” bersama Addie MS dan Twilite Orchestra.
Agnes bermimpi kelak punya yayasan untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak beruntung. Ia ingin anak-anak tersebut punya kesempatan meraih mimpi mereka lewat pendidikan.
Konser amal yang digelar YAPI dihadiri banyak alumni, termasuk sejumlah pejabat. Hadir antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Penonton menikmati suguhan musik yang membawa mereka ke tahun 1980-an semasa kuliah. Penyanyi Vina Panduwinata yang dinanti-nanti mampu menyemarakkan suasana dengan mengajak penonton bernyanyi bersama sejumlah lagu hits pada 1980-an. Ada pula penyanyi yang juga alumnus IPB University Yana Julio, serta penyanyi muda Ghaniyya Ghazi dan Dini Fitriyanti. Tak ketinggalan Paduan Suara Mahasiswa IPB University Agria Swara.