Sebanyak 22 pendaki dievakuasi akibat kebakaran hutan yang melanda Gunung Merbabu di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2019).
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 22 pendaki dievakuasi akibat kebakaran hutan yang melanda Gunung Merbabu di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2019). Kebakaran yang terjadi sejak Rabu (11/9) itu belum juga padam.
Kepala Desa Wonolelo, Marpomo, mengatakan, evakuasi tersebut dilakukan ratusan warga bersama sukarelawan, personel TNI, polisi, dan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Magelang, Kamis sekitar pukul 14.00. ”Dalam proses evakuasi tersebut, diketahui ada dua pendaki asing asal Singapura,” ujarnya.
Hingga Kamis sekitar pukul 15.15, jumlah pendaki yang sudah berhasil dievakuasi turun sekitar delapan orang. Evakuasi akan terus dilanjutkan hingga semua pendaki berhasil turun.
Marpomo mengatakan, api terlihat pada Rabu sekitar pukul 19.00. Sejak itu, sebagian warga terus bersiaga dan melakukan pemantauan untuk mengantisipasi kemungkinan api menjalar ke lahan pertanian atau permukiman.
Pada Kamis pagi, menurut dia, ratusan warga bergabung dengan personel pemadaman lainnya untuk memadamkan api di Gunung Merbabu. ”Pemadaman dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan gebyok (memukul dengan ranting),” ujarnya.
Kamis siang, kepulan asap terpantau di desa-desa yang bahkan berada pada radius sekitar 20 kilometer dari Gunung Merbabu. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang Supranowo mengatakan, pihaknya sudah dua kali mengirimkan personel secara bergantian untuk membantu upaya pemadaman di Gunung Merbabu.
Namun, hingga Kamis petang, api di gunung itu masih belum bisa sempurna dipadamkan. ”Sempat terlihat mati, tetapi di sejumlah lokasi api terlihat kembali menyala,” ujarnya.
Supranowo mengatakan, pemadaman api di Gunung Merbabu terkendala oleh angin yang bertiup kencang. Kondisi tersebut membuat api menjalar dengan cepat sehingga semua personel harus sigap dan berhati-hati dalam melakukan upaya pemadaman.
Sebelumnya, pada Senin (9/9) dan Rabu (11/9), juga terjadi dua kali kebakaran di kawasan hutan di Gunung Merapi, tak jauh dari Merbabu. Pada Senin, luas areal terbakar 1,9 hektar. Pada Rabu, luas areal yang terbakar 1,3 hektar.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Wiryawan mengatakan, jika sebelumnya hanya membakar semak belukar dan ilalang, pada Rabu, api juga sudah mulai menghanguskan kawasan hutan pinus.
”Sebagian pohon pinus yang terbakar adalah pohon yang sudah mati karena terkena abu erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Namun, di sebagian areal, api juga membakar bagian bawah pohon-pohon pinus yang masih hidup,” ujarnya.
Meski demikian, pohon-pohon pinus yang terbakar bagian bawahnya tersebut dipastikan masih dapat terus tumbuh. Di dua lokasi tersebut, upaya pemadaman dilakukan dengan menggunakan pompa punggung (jet shooter), pompa mesin, dan selang air yang dihubungkan dengan mesin pompa.
Hingga saat ini, Wiryawan mengatakan, dirinya belum mengetahui secara pasti pemicu kebakaran tersebut. Namun, dia menduga kuat hal itu terjadi akibat kelalaian manusia.