Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie, yang meninggal di Jakarta, Rabu (11/9/2019), tak hanya dikenal soal kepemimpinannya, tetapi juga keilmuan dan karyanya.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie, yang meninggal di Jakarta, Rabu (11/9/2019), tidak hanya dikenal soal kepemimpinannya, tetapi juga keilmuan dan karyanya. Sebagai insinyur dan teknolog tulen, pemikirannya menjadi sumbangsih penting bagi Indonesia, bahkan dunia.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (12/9), mengungkapkan belasungkawa atas meninggalnya Habibie. Menurut dia, apa yang telah dilakukan Habibie akan terus dikenang. Tak hanya oleh Indonesia, tetapi juga dunia.
”Di mata saya, Pak Habibie bukan hanya milik Indonesia, melainkan juga dunia. Bukan hanya pemimpin, melainkan juga scientist. Bukan hanya diakui dunia, melainkan milik dunia. Itu yang patut menjadi inspirasi dan motivasi kita semua untuk terus belajar. Itu yang saya kagumi dari beliau,” ujar Moeldoko.
Moeldoko juga menceritakan pertemuan berkesan dirinya dengan Habibie, yakni saat ia masih menjabat Panglima TNI (2013-2015). Ketika itu, ia berdiskusi dengan Habibie untuk keperluan pengamanan bagi mantan presiden dan mantan wakil presiden, yang tertuang pada peraturan pemerintah.
”Ketika itu, saya menghadap beliau. Kami berdiskusi panjang lebar dan beliau memahami konteks dengan sangat utuh. Tak hanya dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi lebih luas. Saya mengambil banyak pelajaran dari beliau. Saya sangat kehilangan,” tutur Moeldoko.
Sejumlah tokoh juga telah menyampaikan belasungkawa, seperti mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, yang menilai Habibie sebagai tokoh panutan. Habibie tetap mampu memiliki waktu untuk keluarga di tengah kesibukannya dalam memajukan bangsa.
Sementara Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, wafatnya Habibie merupakan kehilangan besar bagi Indonesia. Ia juga mengimbau umat Islam untuk melaksanakan salat ghaib untuk Habibie (Kompas.id, 12/9).
Pada Rabu malam, jenazah Habibie dibawa dari RSPAD Gatot Soebroto ke rumah duka di Kuningan, Jakarta. Jenazah Habibie diserahkan ke negara, Kamis pukul 12.30.
Kemudian, pada pukul 13.00, jenazah diantar ke Taman Makam Pahlawan. Adapun upacara pemakaman dijadwalkan dimulai pukul 14.00 dan Presiden Jokowi akan menjadi inspektur upacara.
”Pak Habibie kita kenal sebagai ilmuwan kelas dunia juga Bapak Teknologi Indonesia, serta Presiden ketiga RI. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran dan bisa melanjutkan apa yang dicita-citakan oleh Bapak Prof BJ Habibie selama masa hidupnya,” ujar Presiden Joko Widodo, Rabu (Kompas, 12/9).