Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, membekali sekitar 5.000 petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau atau Cak Koen dengan tumbler.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, membekali sekitar 5.000 petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau atau Cak Koen dengan tumbler. Pemberian tumbler untuk mengurangi timbulan sampah plastik dari botol dan keresek bekas air minum petugas kebersihan.
Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Ipong Wisnoewardono, Jumat (13/9/2019), di Surabaya, mengatakan, pembagian tumbler dilakukan kepada 5.000 atau sekitar 40 persen petugas kebersihan. Pihaknya menargetkan semua petugas kebersihan yang berjumlah sekitar 12.000 orang memiliki tumbler yang digunakan sebagai wadah bekal air minum saat bekerja.
”Pembagian tumbler merupakan bagian dari perluasan upaya Pemkot Surabaya dalam mengurangi sampah plastik. Kami memulai upaya ini dari instansi masing-masing agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat,” ujarnya.
Pekerjaan yang dilakukan petugas kebersihan, lanjut Ipong, membutuhkan minum yang cukup banyak karena berada di bawah terik matahari. Biasanya para petugas kebersihan mengonsumsi air minum di sela pekerjaan. Mereka setidaknya butuh dua hingga tiga botol air minum dalam kemasan selama sehari.
Setelah dibekali dengan tumbler, mereka diharapkan membawa air minum dari rumah. Jika bekal air yang dibawa sudah habis, mereka bisa membeli air minum tambahan di warung-warung menggunakan tumbler yang dibawa sehingga tidak menambah sampah plastik sekali pakai. ”Membawa bekal air minum juga bisa menghemat pengeluaran petugas kebersihan,” ucap Ipong.
Pembagian tumbler merupakan bagian dari perluasan upaya Pemkot Surabaya dalam mengurangi sampah plastik. Kami memulai upaya ini dari instansi masing-masing agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Pemkot Surabaya menegaskan komitmennya untuk mengurangi sampah plastik melalui penerbitan surat edaran tentang imbauan untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Dalam surat edaran yang ditujukan kepada seluruh pelaku usaha di Surabaya tersebut, ada sejumlah imbauan penting untuk mengurangi sampah plastik.
Dalam surat edaran itu disebutkan, pelaku usaha diminta tidak lagi menggunakan bungkus plastik dan styrofoam pada makanan dan minuman. Styrofoam juga diminta tidak digunakan untuk wadah kemasan. Penggunaan kantong plastik hanya yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Warga juga diminta memilah sampah dan mendaur ulang sendiri ataupun bekerja sama dengan pihak lain.
”Dalam setiap rapat, kami tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan karena sudah diganti dengan air isi ulang menggunakan gelas,” katanya.
Danone-AQUA Sustainable Development Director Karyanto Wibowo mengatakan, pihaknya ikut mendukung upaya pengelolaan sampah plastik melalui daur ulang kemasan air minum. Produk terbarunya, AQUA LIFE, terbuat dari 100 persen bahan daur ulang dan dapat didaur ulang. Air minum dalam kemasan seharga Rp 8.000 per botol ukuran 1,1 liter tersebut saat ini baru bisa ditemui di Bali dan Jakarta.
Dalam setiap rapat, kami tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan karena sudah diganti dengan air isi ulang menggunakan gelas.
”Dalam satu botol Aqua saat ini sudah mengandung konten daur ulang 25 persen. Kami menargetkan kandungan daur ulang mencapai 50 persen pada 2025,” ujarnya.