Asap kebakaran hutan selain mengancam masyarakat di Sumatera dan Kalimantan juga telah melintas hingga Malaysia.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asap kebakaran hutan, selain mengancam masyarakat di Sumatera dan Kalimantan, juga telah melintas hingga Malaysia. Titik panas juga terdeteksi muncul di wilayah Malaysia.
Berdasarkan hasil pemantauan citra Satelit Himawari-8 dan analisis Geohotspot Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akumulasi jumlah titik panas pada 12 September 2019 yang dirilis pada 13 September 2019, di wilayah Sumatera terpantau 1.231 titik, di Kalimantan terpantau 1.865 titik, di Semenanjung Malaysia 412 titik, dan di Serawak-Sabah 216 titik panas.
”Mulai pagi ini terdeteksi asap ke Semenanjung Malaysia,” sebut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Jumat (13/9/2019). Sebaran asap mulai terdeteksi memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dan Serawak pada Jumat sekitar pukul 08.00. Sebab, angin bertiup dari arah tenggara menuju barat laut.
Sebaran asap mulai terdeteksi memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dan Serawak pada Jumat pagi.
Titik panas dan asap diprediksi masih dapat berlangsung hingga pertengahan Oktober seiring dengan masih berlangsungnya periode musim kemarau di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. ”Sejak bulan Juli lalu hingga saat ini, BMKG terus memprediksi potensi kemudahan lahan terbakar serta memonitor titik-titik panas dan sebaran asap,” katanya.
Kualitas udara
Hasil pemantauan kondisi kualitas udara wilayah kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan BMKG menunjukkan, titik pemantauan partikel pencemar udara ukuran 10 mikron (PM10) di Pekanbaru, Riau, dalam kategori berbahaya yang menyentuh angka 404,71 µg/m3 pada Jumat pukul 12.00. Sementara di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat, dikategorikan dalam kondisi sedang dengan besaran konsentrasi 95,89 µg/m3 pada saat yang sama.
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menambahkan, kualitas udara di Sampit juga mencapai level berbahaya. Sementara di Sumatera, hampir seluruh Provinsi Riau tergolong jauh melebihi ambang batas aman hingga ke tingkat bahaya.