Para peternak berbondong-bondong belajar gratis di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (13/9/2019).
Oleh
NINO CITRA
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Para peternak berbondong-bondong belajar gratis di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (13/9/2019). Mereka akan mengikuti kuliah yang diadakan oleh fakultas itu. Kuliah gratis itu menjadi bentuk pengabdian akademisi di perguruan tinggi kepada masyarakat.
Kuliah gratis diikuti oleh sekitar 400 peternak dari beberapa daerah, yakni Yogyakarta, Magelang, Klaten, Wonogiri, Demak, Kudus, Boyolali, Magetan, Madiun, Sitobondo, Ponorogo, Pasuruan, dan lain sebagainya. Kuliah itu sudah berjalan empat edisi sejak diadakan pertama kalinya pada 2012.
”Peternakan itu sangat simpel dan praktis. Ini juga merupakan lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat perdesaan. Mudah-mudahan program ini bisa membantu masyarakat yang menginginkan tambahan pengetahuan,” Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus, saat dihubungi dari Yogyakarta, Jumat (13/9/2019).
Selain itu, Ali menyatakan, ada banyak hasil penelitian mengenai praktik peternakan dari peneliti di fakultas tersebut. Kuliah gratis menjadi salah satu cara penyebaran pengetahuan tagar bisa lebih banyak memberikan manfaat.
”Masyarakat luas, terutama peternak ataupun calon pengusaha peternakan, memerlukan dukungan, membutuhkan informasi yang berasal dari sumber-sumber pengetahuan dari perguruan tinggi,” kata Ali.
Masyarakat luas, terutama peternak atau calon pengusaha peternakan memerlukan dukungan, membutuhkan informasi yang berasal dari sumber-sumber pengetahuan dari perguruan tinggi.
Para peternak itu diajar langsung oleh dosen-dosen yang sehari-hari mengajar para mahasiswa yang berkuliah di fakultas itu. Jumat itu, dosen yang mengajar para peternak adalah Endang Baliarti, I Gede Suparta Budisatria, dan Tri Satya Mastuti Widi. Dua nama di antaranya, yakni Endang dan Gede, sudah menyandang status guru besar. Para peternak diposisikan sama dengan para mahasiswa.
Materi-materi yang diajarkan, yaitu tentang ternak potong, ternak perah, ternak unggas, pakan ternak berkualitas, dan sistem peternakan terpadu. Pelaksanaannya mulai dari 13 September 2019 hingga 11 Oktober 2019. Kuliah dilangsungkan setiap hari Jumat dengan durasi tiga jam setiap pertemuan.
Ketua Pusat Kajian Pembangunan Peternakan UGM Sigit Bintara mengatakan, pihaknya menyadari, durasi pemberian materi amat terbatas. Keadaan itu membuatnya membuka akses bagi peserta sebesar-besarnya untuk bisa berkomunikasi dengan para pengajar di luar jam kuliah. Hal tersebut bisa dilakukan, baik lewat telepon maupun surat elektronik. Pertimbangannya adalah akses informasi yang sekarang kian mudah.
”Itu salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, khususnya untuk lebih memberdayakan peternak,” kata Sigit.
Itu salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, Khususnya untuk lebih memberdayakan peternak
Sigit menambahkan, tujuan lain dari kegiatan itu adalah membangun jejaring. Tidak hanya antara peternak dan perguruan tinggi, tetapi juga di antara sesama peternak. Para peternak juga bisa saling berbagi pengalamannya beternak untuk saling menguatkan dan mengoptimalkan usahanya.
”Dari angkatan kuliah gratis sebelumnya, ada yang sudah membentuk koperasi. Mereka saling cocok dan memadukan kegiatan. Selain itu, ada juga yang bekerja sama soal pakan ataupun bibit,” kata Sigit.
Mustakim (40), peternak asal Demak, datang jauh-jauh untuk mengikuti kuliah gratis tersebut. Ia datang bersama beberapa teman dari desanya. Informasi tentang kegiatan itu diperolehnya dari kepala desanya. Ternak yang dikelolanya adalah bebek potong. Ia ingin mencari tahu cara mengoptimalkan pemeliharaan ternak agar hasilnya lebih baik lagi.
”Selama ini, kendala dalam ternak itu masalah cuaca. Barangkali, di sini, ada peneliti-peneliti yang bisa membantu saya cari jalan keluar buat itu. Harapannya, nanti bisa lebih baik lagi mengelola ternaknya,” tutur Mustakim.
Hal berbeda disampaikan peternak asal Magelang, Agus Imam (40). Ia merupakan pembudidaya ikan air tawar. Alasannya mengikuti kegiatan tersebut karena ingin mencoba beternak kambing atau sapi. Menurut dia, belajar dari para ahli akan berguna untuk mempersiapkan rencana peternakannya itu secara lebih matang lagi.