Usaha Rintisan Indonesia Dapat Pengakuan Internasional
Usaha-usaha rintisan Tanah Air mendapat pengakuan internasional dalam ajang International Telecommunication Union (ITU) Telecom World 2019 di Budapest, Hongaria. Ruangguru memenangi ITU Telecom Global Industry Award.
Oleh
gesit ariyanto dari budapest, hongaria
·3 menit baca
BUDAPEST, KOMPAS — Usaha-usaha rintisan Tanah Air mendapat pengakuan internasional dalam Konferensi Telekomunikasi dan Informasi Digital Dunia, International Telecommunication Union Telecom World 2019 di Budapest, Hongaria. Ada yang memenangi kompetisi, ada pula yang didekati calon investor ataupun ajakan kerja sama.
Kamis (12/9/2019) waktu Budapest, usaha rintisan (start up) Ruangguru menjadi pemenang kompetisi ITU Telecom Global Industry Award. Mereka menyisihkan delapan finalis yang dinilai para juri dari sejumlah negara.
Ruangguru dinilai punya potensi menghadirkan solusi inovasi lebih besar lagi dalam inklusi digital. ”Kami merasa terhormat karena start up Indonesia diakui dunia. Ini pengakuan yang menambah semangat seluruh tim Ruangguru,” kata Vice President Business Operation Ritchie Goenawan di Budapest, Kamis sore.
Penghargaan diberikan Sekretaris Jenderal Badan Telekomunikasi Internasional (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Houlin Zhao. ITU merupakan lembaga di bawah PBB yang membidangi teknologi, informasi, dan telekomunikasi.
Ruangguru dinilai punya potensi menghadirkan solusi inovasi lebih besar lagi dalam inklusi digital.
Ruangguru memiliki sekitar 13 juta pengguna aplikasi produk Ruang Belajar. Belum lama ini Ruangguru membuka program usaha rintisan di Vietnam dengan nama Kienguru. Dalam waktu dekat, Ruangguru juga akan meluncurkan produk Skill Academy untuk pasar global.
Sementara itu, dalam paparan terakhir di Paviliun Indonesia di HungExpo, dua usaha rintisan lain, Aruna dan Bahaso, juga mendapat apresiasi pengunjung. ”Ada perusahaan pendanaan yang mendekati, yaitu dari Eropa dan satu negara lain,” kata CEO yang juga co-founder Aruna, Farid Naufal Aslam.
Perusahaan pendanaan dari komunitas Eropa mampu menyediakan investasi 2 juta dollar AS, sedangkan yang lain lebih kurang sama. ”Kami bukannya tidak mau, tetapi kami sedang fokus mengembangkan skala bisnis dan cakupan teknologi dulu,” kata Farid.
Aruna merupakan usaha rintisan e-dagang produk laut bernilai ekonomi tinggi seperti lobster, kepiting, kerapu, dan tuna. Saat ini, 90 persen ikan tangkapan kelompok nelayan di 15 kabupaten diekspor Aruna, terutama sejak 2018.
Sementara Bahaso juga menerima sejumlah pihak yang tertarik bekerja sama atau ingin tahu lebih dalam mengenai produk dan dampak aplikasi yang diluncurkan tahun 2015 itu.
Dalam paparannya, CEO Bahaso Allana Abdullah menjelaskan tentang Bahaso, aplikasi belajar bahasa Inggris yang mudah dan terjangkau dari sisi biaya ataupun lokasi.
Bahaso juga menjajaki kerja sama dengan para pihak yang memiliki visi yang sama. Bahasa asing sangat penting untuk mengembangkan diri ataupun dalam pergaulan global.
Bahaso juga baru saja menandatangani kerja sama dengan Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan aplikasi belajar agama, Islami. ”Kami ingin mengajak siapa saja, termasuk anak-anak muda, benar-benar memahami agamanya dari orang-orang yang memang memahami dan menguasai ajaran Islam, dengan cara yang lebih menyenangkan,” kata Allana.
Sebelumnya, usaha rintisan lain juga telah memaparkan aplikasi dan potensi mereka. Mereka difasilitasi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Usaha rintisan menjadi bahasan yang menonjol dalam sesi-sesi diskusi konferensi. Mereka berada di garis depan membuka keterisolasian daerah menggunakan inovasi digital, sekaligus memperluas dampak ekonomi digital.
”Potensinya luar biasa, tetapi kendala juga ada. Untuk itu harus dibantu agar persoalan itu dapat diatasi sejak awal,” kata Head of Open Innovation Management PT Telkom Indonesia Tbk Dinoor Susatijo.
Melalui program usaha rintisan Indigo Creative Nation, Telkom memberikan kesempatan usaha-usaha rintisan mengembangkan diri. Pengembangan itu mulai dari konsep awal hingga beroperasi, termasuk memberikan bantuan pendanaan.
Sejak 2018, ada 146 usaha rintisan yang didampingi Telkom. Sebanyak 24 usaha di antaranya dipastikan menerima pendanaan lebih.