Visi Habibie Layak Dilanjutkan
Berbagai lapisan masyarakat melepas Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Visi Habibie tentang teknologi dan sumber daya manusia relevan untuk terus dilanjutkan.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9/2019). Namun, visi pembangunannya, terutama tentang pentingnya nilai tambah dari teknologi, khususnya di bidang dirgantara dan kemaritiman, serta sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih, layak dilanjutkan hingga kini.
”Dalam masa senjanya, almarhum tanpa kenal lelah selalu mengingatkan supaya kita selalu menjadi manusia-manusia berhati Indonesia. Beliau terus mengingatkan pentingnya SDM untuk dikuatkan, diisi dengan agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,” tutur Presiden Joko Widodo dalam pidato saat menjadi inspektur upacara pemakaman Habibie yang dilakukan secara kenegaraan.
Hadir melepas kepergian Habibie di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Nyonya Sinta Nuriyah Wahid, Wakil Presiden 2001-2004 Hamzah Haz, Wakil Presiden 1993-1998 Try Sutrisno, serta Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail.
Masyarakat juga datang ke TMP Kalibata untuk mengantarkan Habibie. Masyarakat lainnya memadati jalan yang menjadi rute perjalanan rombongan kendaraan yang membawa jenazah Habibie dari rumah duka di Patra Kuningan ke TMP Kalibata.
Selain lambaian tangan dan telepon genggam yang ingin mengabadikan peristiwa tersebut, dari kerumunan masyarakat yang berdiri di pinggir jalan itu juga terdengar lantunan doa dan ucapan selamat jalan untuk Habibie.
Doa untuk Habibie dilakukan berbagai kelompok masyarakat, seperti ratusan pegawai PT Dirgantara Indonesia yang melaksanakan shalat gaib di Masjid Habiburrahman, Bandung, Jawa Barat.
Doa bersama juga digelar sekitar 400 siswa dan guru SD Negeri Joglo, Solo, Jawa Tengah. Sebelum berdoa bersama, setiap anak membuat pesawat terbang dari kertas lipat. Sebagai wujud penghormatan terhadap Habibie, seusai doa bersama, para siswa lalu menerbangkan pesawat-pesawat kertas di halaman sekolah.
Di samping makam istri
Habibie yang meninggal Rabu (11/9) pukul 18.05 di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, kemarin dimakamkan di sebelah pusara istrinya, Hasri Ainun Besari. Kedua putra Habibie, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie, ikut membantu menurunkan jenazah ayahnya ke liang lahad.
Presiden Jokowi dalam sambutannya menegaskan, jasa Habibie tidak bisa dilupakan. Habibie telah meletakkan fondasi demokrasi bagi Indonesia yang dinikmati hingga saat ini.
Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, disebut Presiden Jokowi sebagai negarawan sejati, inspirator, dan ilmuwan yang meyakini bahwa tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya; serta ilmu pengetahuan, iman, dan takwa harus bersatu. Habibie adalah suri teladan untuk semua anak bangsa Indonesia.
Sementara itu, dalam pidatonya, Ilham Akbar Habibie mengajak untuk belajar dari semangat ayahnya yang tak kenal lelah dan selalu mendorong persatuan. ”Biarpun hampir wafat, Bapak memanggil kami semua (dan berpesan) untuk selalu bersatu. Kebersatuan ini saya kira bisa diterapkan di Indonesia. Kita adalah keluarga semuanya,” tuturnya.
Selain mendorong teknologi dan industri, Habibie juga memperjuangkan Islam dan demokrasi di Indonesia. Hal ini, kata Ilham, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa keduanya kompatibel.
Habibie juga memberi contoh dalam cinta kepada anak-anaknya dan seluruh masyarakat. Cinta yang ditunjukkan bukan hanya cinta suami-istri Habibie-Ainun yang sudah diangkat ke layar lebar, melainkan juga cinta kepada sanak saudara, kepada pekerjaan, kepada negara bangsa, dan kepada dunia. ”Cinta seluas-luasnya. Namanya adalah Habibie, yang mencintai dan dicintai,” tambah Ilham.
Visi Habibie pun tampak sejak muda. Karya dan kerjanya dilakukan untuk Indonesia dalam 50-100 tahun mendatang. Semangatnya untuk membangun teknologi dan industri telah melahirkan industri-industri strategis di Indonesia. Dedikasinya pada teknologi berbasis riset juga tak terbantahkan serta menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Warga Indonesia menjadi percaya diri untuk sejajar dengan negara-negara besar di dunia.
”Sungguh Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Karena itu, kita hadir di TMP Kalibata untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau,” kata Presiden Jokowi.
Sebelum dibawa ke TMP Kalibata untuk dimakamkan, dilakukan upacara penyerahan jenazah dari pihak keluarga kepada pemerintah di rumah duka di Patra Kuningan. Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
Saat memberikan sambutan, Anwar yang mewakili pemerintah menyampaikan turut berdukacita atas kepergian almarhum. Dia juga mendoakan segala kesalahan dan dosa almarhum dapat diampuni serta amal baktinya diterima oleh Tuhan Yang Mahakuasa.
Peninggalan
Salah satu karya Habibie, pesawat N-250, masih tersimpan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI). Pesawat turboprop dengan kapasitas 50-70 penumpang itu terbang perdana pada 1995.
Meski proyek pesawat itu telah dihentikan akibat krisis ekonomi 1997, Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PT DI Adi Prastowo mengatakan, penerbangan N-250 telah membuka mata dunia tentang kemampuan bangsa Indonesia dalam mengembangkan industri pesawat terbang.
”Lewat karyanya, Pak Habibie jadi motivator bagi generasi penerus di dunia kedirgantaraan,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PT DI Irlan Budiman menambahkan, terhentinya proyek pesawat N-250 tak lantas mengubur semangat Habibie. Kini, PT DI tengah mengembangkan pesawat N-219. Proses sertifikasinya ditargetkan selesai tahun ini.
Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose menyampaikan, saat memimpin Pindad pada tahun 1983-1998, Habibie mencetuskan ide tentang kemandirian Indonesia dalam industri pertahanan dengan mengedepankan riset, inovasi, serta bisa menciptakan produk militer secara mandiri. ”Dasar-dasar ide beliau itu yang kini jadi dasar bagi kami,” ucap Abraham.
(INA/TAM/RWN/DIT/SEM/SHR/FAN/AYU/MTK/ERK/NTA)