JAKARTA, KOMPAS — Di tengah begitu banyak permasalahan ekonomi, sosial, dan politik yang tengah melanda bangsa ini, Pekan Kebudayaan Nasional 2019 segera digelar 7-13 Oktober 2019 di Istora Senayan Jakarta. Amanah resolusi Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 ini diharapkan bisa menjadi tempat untuk merajut kembali kebersamaan dengan nilai-nilai dasar kebudayaan.
Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019 mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia” yang mengacu pada stanza kedua Lagu Indonesia Raya “Marilah Kita Mendoá Indonesia Bahagia”. Ada lima kegiatan utama yang akan digelar dalam PKN 2019, yaitu kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, pameran kebudayaan, pertunjukan, dan pawai budaya.
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pelaksana PKN 2019 menargetkan lebih dari 105.000 pengunjung akan hadir menyaksikan perhelatan akbar tersebut. Mereka bisa menyaksikan 108 pertunjukan selama sepekan, mengikuti konferensi dengan delapan tema berbeda-beda, aneka macam permainan rakyat dari berbagai provinsi, pameran, hingga pawai yang melibatkan 10.000 peserta.
Kampung Permainan Rakyat akan menyajikan berbagai macam permainan rakyat, seperti gobak sodor, terompah panjang, egrang, dan lari balok. Pameran kebudayaan akan menyuguhkan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari wastra, warisan budaya tak benda, warisan dunia, hingga desa percontohan pemajuan kebudayaaan. Pengunjung juga bisa mengikuti konferensi pemajuan kebudayaan yang mengupas tentang pengetahuan tradisional, florikultura, ekonomi budaya, asal-usul DNA, ekologi, etno astronomi, etno botani, hingga ketahanan pangan.
“Dengan kebudayaan diharapkan ada pola interaksi yang lebih fleksibel dan leluasa dengan basis kebersamaan, bukan persaingan. Ini adalah platform dengan tujuan memajukan kebudayaan Indonesia bahagia. Daripada memperdebatkannya di ruang-ruang sidang atau membawanya menjadi kebijakan-kebijakan yang kaku, justru interaksi seperti ini lebih spontan, tidak banyak diatur, dan mengikuti insting yang ada di masyarakat kita untuk kemudian menghidupkan kebudayaan,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Jumat (13/9/2019), di Jakarta.
Dengan kebudayaan diharapkan ada pola interaksi yang lebih fleksibel dan leluasa dengan basis kebersamaan, bukan persaingan.
Konsep PKN mirip seperti Pekan Olahraga Nasional yang akan dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga ke pusat. Bedanya, PKN tidak dikemas sebagai adu prestasi atau kompetisi semata, tetapi lebih kepada representasi daerah-daerah atas kekayaan kebudayaan mereka masing-masing yang kemudian berinteraksi satu sama lain dalam satu kesatuan Indonesia.
“Sejauh ini, rasa kebersamaan begitu tinggi. Semua ingin sama-sama sukses dan mereka menyadari betul bahwa mereka satu per satu adalah bagian dari yang lebih besar. Kesadaran seperti ini sulit ditemukan di dunia politik yang sangat individualis, berpusat pada masing-masing orang dan masing-masing pihak, dan keras pada pendirian dan pendapat. Begitu masuk di kebudayaan, mereka langsung cair dan ada semangat kebersamaan yang luar biasa,” tambah Hilmar.
Sebanyak 25 provinsi berkontribusi
Antusiasme daerah untuk mengikuti PKN 2019 cukup tinggi. Hingga saat ini, sudah ada 25 provinsi yang siap mengirimkan perwakilan dalam pawai yang disebut Parade Digdaya Nusantara. Parade akan diikuti 10.000 peserta yang terdiri dari 640 peserta Gerakan Seniman Masuk Sekolah, 200 penari, dan ribuan peserta dari 25 provinsi. Mereka akan berkonvoi dari Gedung DPR MPR menuju Jalan Asia Afrika, Senayan, dan Kemdikbud sejauh 3,2 kilometer.
Parade akan diikuti 10.000 peserta yang terdiri dari 640 peserta Gerakan Seniman Masuk Sekolah, 200 penari, dan ribuan peserta dari 25 provinsi.
“Ini adalah kesempatan kita untuk mewujudkan kedigdayaan kita dalam kebudayaan. Masing-masing kelompok akan menampilkan kolaborasi dengan iringan musik tradisi,” ucap Denny Malik, Direktur Artistik Pawai PKN 2019.
Selama sepekan, Istora Senayan juga dipenuhi dengan aneka macam pameran. Menurut Kurator Artistik PKN 2019, Alit Ambara, pameran dikemas dengan platform terbuka sehingga mengakomodasi seluruh capaian artistik dari para peserta pameran.