”Memata-matai” Mata-Mata
Meskipun tetap tinggal sebagai misteri, kisah spionase tingkat tinggi agen rahasia yang diduga sebagai kaki tangan AS di Kremlin menarik perhatian media di AS dan Rusia.
"Dia mungkin mata-mata. Tapi apakah dia mata-mata?”
Pertanyaan besar itulah yang dicoba diulik dan dipastikan media massa di AS sejak awal pekan ini. Sejumlah media besar mencoba memastikan adanya dugaan seorang agen Badan Pusat Intelijen AS (CIA) yang mengekstraksi pejabat Rusia yang memberikan informasi tentang campur tangan Kremlin dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 lalu.
CNN, Senin (9/9/2019), mengungkapkan adanya misi rahasia untuk mengeluarkan pria itu dan keluarganya dari Rusia. Hal itu semata-mata dilakukan di tengah kekhawatiran tentang keselamatan mereka.
Media tidak mengidentifikasi pria yang diduga mata-mata itu, paling tidak dalam laporan yang dipublikasikan. Selayaknya kegiatan spionase yang diselimuti kerahasiaan, hal itu terutama diduga terkait dengan rahasia pemerintah dan pertaruhan nyawa.
Namun, surat kabar Rusia, Kommersant, sehari setelah laporan CNN diturunkan menyebut seorang individu. Dikatakan, si pria adalah staf pemerintah Vladimir Putin yang hilang. Disebut pula bahwa orang itu adalah seorang agen yang memberi informasi kepada otoritas AS tentang jalannya pilpres AS tahun 2016.
Malam, pasca-Kommersant mengunggah berita itu, NBC News mengunggah cerita tentang ”mantan pejabat senior Rusia” yang tinggal di wilayah Washington di bawah perlindungan Pemerintah AS. NBC News mengutip keterangan dua sumber dari kalangan pejabat dan mantan pejabat Pemerintah AS. Bahkan, salah satu wartawan NBC, Ken Dilanian, pergi ke rumah tempat orang ini seharusnya tinggal.
Namun, dirinya tak menemukan orang yang dimaksud. Dalam laporannya dituliskan, dirinya membunyikan bel pintu dan menunggu selama lima menit. Yang muncul bukan pria yang dicarinya, melainkan dua pria lain yang mengaku teman si pemilik rumah. Mereka bertanya apa yang tengah dilakukan Dilanian.
Pihak NBC pun berspekulasi, orang-orang itu adalah agen Pemerintah AS. Namun, diungkapkan, NBC sengaja tak menyebutkan nama yang berbau nama Rusia itu. Itu dikatakan atas permintaan otoritas AS, dengan alasan jika nama itu disebutkan dapat membahayakan nyawa orang itu.
”Saya ingin mengetuk pintu, berharap dia akan keluar dan berbicara kepada saya, bahkan jika kita tak saling kenal,” kata Dilanian. Disebutkan bahwa seorang sumber memberitahunya bahwa orang Rusia pasti tahu di mana dia berada karena itu bukan rahasia. ”Jika kamu mencari nama via Google, kamu bisa menemukan di mana dia tinggal,” ujar Dilanian.
Kritik
Kisah yang diangkat NBC itu menjadi polemik. Kritikus media di The Washington Post, Erik Wemple, mengatakan, ”NBC News ingin menjadi bagian dari kisah mata-mata Rusia. Hal itu adalah sesuatu yang sangat bodoh.”
Wemple mempertanyakan manfaat apa yang didapatkan masyarakat dari kisah itu. Menurut dia, satu hal yang pasti, mata-mata itu tak terlindungi dengan baik.
”Haruskah kita tahu bahwa orang itu menggunakan nama aslinya?” tulisnya. ”Haruskah kita tahu bahwa dia tinggal di daerah Washington? Haruskah kita mengetahui apa pun selain dari yang dilaporkan CNN dan New York Times?”
Akan tetapi, kritik Wemple belum mampu menyurutkan minat media mengorek kisah itu. The Washington Post sendiri menurunkan laporan yang ditulis Shane Harris dan Ellen Nakashima. Mereka mengidentifikasi orang Rusia itu dan kota tempat tinggalnya. Diceritakan bagaimana keduanya pergi ke sebuah rumah, tetapi gagal bertemu dengan pria itu. Ketika melihat mainan dan pakaian berserakan di halaman, mereka menulis, ”Sebuah keluarga sepertinya pergi dengan tergesa-gesa”, mengutip salah satu tetangga yang tinggal di dekat rumah itu.
Satu hal yang sama dari tulisan The Washington Post dan NBC: mereka tak bisa mengonfirmasi bahwa orang yang rumahnya mereka kunjungi adalah mata-mata yang memberikan informasi kepada CIA tentang campur tangan Rusia dalam Pilpres 2016 di AS. NBC menulis bahwa orang itu cocok dengan profil seseorang yang mungkin memiliki akses ke informasi tentang kegiatan Putin dan yang akan direkrut pejabat intelijen AS. The Washington Post mengutip sumber dari pejabat AS yang mengatakan, orang itu ”hampir pasti merupakan aset CIA yang berharga”.
Topik tentang agen itu terus bergulir di AS dan Rusia. Kedua pemerintah sama-sama membantah tahu tentang keberadaan orang yang diduga mata-mata itu.
Terbaru, pada Kamis (12/9) juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan, Moskwa telah menghubungi Washington melalui Interpol. Diungkapkan, pihak Rusia melaporkan dan memastikan seorang warga Rusia dan keluarganya hilang di wilayah AS. Keberadaan ”warga” yang diduga bernama Oleg Smolenkov itu masih misterius. (AP/AFP/BEN)