Nilai integritas penting untuk ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Transfer nilai itu bisa dilakukan dengan cara mendongeng. Lewat cara itu, anak bisa belajar tanpa harus merasa ada pihak yang mengguruinya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Nilai integritas penting untuk ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. Transfer nilai itu bisa dilakukan dengan cara mendongeng. Lewat cara itu, anak bisa belajar tanpa harus merasa ada pihak yang mengguruinya.
Hal itu ingin dicapai oleh Pagelaran Dongeng Jogja 2019 bertema ”Gemah Ripah Loh Critane” yang digelar di Hutan Pinus Mangunan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (15/9/2019). Turut hadir dan tampil dalam acara tersebut Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2015-2019 Saut Situmorang.
Saut mengatakan, kata ”integritas” itu terasa begitu berat jika harus disampaikan kepada anak-anak. Kata itu lebih mudah dicerna oleh orang dewasa. Penyampaian informasi tentang integritas perlu diolah sedemikian rupa agar bisa diterima anak-anak.
Bagi Saut, dongeng menjadi cara yang menarik untuk menyampaikan masalah ”integritas”. Anak-anak belajar sambil mendengarkan cerita dengan cara yang menyenangkan. Hal itu harus dilakukan secara terus-menerus tanpa pernah terputus.
”Ini program tahunan. Khusus dongeng ini akan dijadikan program yang terus berlanjut. Sebab, kalau sekali-sekali membangun integritas, ini sama saja dengan sikat gigi yang sekali-sekali. Tetap bisa sakit gigi juga,” kata Saut.
Adapun nilai-nilai integritas yang ditetapkan KPK terdiri dari jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil, dan sabar.
Dalam kesempatan itu, Saut tampil dengan memainkan lagu berjudul ”Can You Feel The Love, Tonight?” ciptaan Elton John dan Tim Rice yang menjadi lagu latar dari film Lion King. Sebelumnya, ia bercerita tentang kisah dari film tersebut. Keberanian tokoh utama dari kisah itu untuk melawan tokoh antagonis menjadi hal yang bisa diteladani. Keberanian termasuk salah satu nilai integritas dari KPK.
Sementara itu, nilai-nilai integritas yang ditetapkan KPK terdiri dari jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil, serta sabar.
Ayu Purbasari, Koordinator Pagelaran Dongeng Jogja 2019, menyampaikan, ajang tersebut merupakan gelaran tahunan. Tahun ini memasuki tahun keempat dari pergelaran tersebut. Tujuan utamanya adalah memopulerkan budaya dongeng yang memiliki kemampuan untuk transfer pengetahuan tentang nilai-nilai baik.
”Ini harapannya agar orang-orang di luar sana terbiasa dengan kegiatan mendongeng. Entah dari guru ke anak didiknya atau dari orangtua ke anaknya. Kami ingin mendongeng itu populer,” kata Ayu.
Ayu mengatakan, dongeng itu media yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar. Dongeng itu juga bisa dilakukan oleh semua orang. Anak-anak bisa belajar tanpa harus merasa digurui.
”Dongeng ini mendidik tanpa menggurui anak-anak. Anak-anak juga tertarik perhatiannya. Hal-hal yang menyenangkan itu membuat anak-anak tertarik sambil sedikit-sedikit memberikan nilai baik kepada mereka,” kata Ayu.
Rona Mentari, pendongeng dan pendiri Rumah Dongeng Mentari, mengatakan, lewat dongeng, masa depan bangsa ini bisa dipupuk. Nilai-nilai kebaikan yang disampaikan melalui dongeng dapat tertanam ke diri anak-anak dan membentuk karakter mereka. Integritas sebagai nilai yang sangat mendasar bagi setiap individu perlu ditularkan dengan metode dongeng tersebut.
”Nilai integritas adalah nilai yang sangat dasar dan universal. Setiap manusia perlu memiliki itu jika ingin menjadi apa pun. Itu mereka pelajari tanpa merasa digurui dengan cara bercerita,” kata Rona.
Rona menyampaikan, setiap orangtua seharusnya bisa menjadi pendongeng bagi anaknya. Tidak perlu dengan teknik yang tinggi berupa perubahan suara atau gambar. Cukup membacakan cerita sebelum tidur bagi anak. Itu saja sudah sangat berarti bagi si anak.
”Semudah membacakan dongeng sebelum tidur. Orangtua memberikan sesuatu yang berarti. Anak hanya ingin mendengar suara orangtuanya,” Rona.