Dalam seni, khususnya di Perancis, pernah ada pandangan ”seni adalah untuk seni” (l’art pour l’art), tidak dicampurkan dengan urusan lain.
Oleh
Ninok Leksono
·2 menit baca
Dalam seni, khususnya di Perancis, pernah ada pandangan ”seni adalah untuk seni” (l’art pour l’art), tidak dicampurkan dengan urusan lain. Tapi, sebagian orang juga berpandangan bahwa seni juga bisa digunakan untuk tujuan lain, dalam hal ini untuk tujuan kemanusiaan.
Semangat ini pula tampaknya yang diangkat Alicia Hartono (16, penyanyi mezzo-sopran) dan Bimashakti N Ksatriya (14, treble—penyanyi bersuara paling tinggi untuk kategori koor pria) ketika mengggelar konser ”L’Ardore” di Balai Resital Kertanegara, Sabtu (14/9/2019) petang.
Alicia dan Bimashakti tak semata melantunkan lagu-lagu klasik indah dari era Barok hingga Impresionis, tetapi juga menggalang dana untuk anak-anak penderita kanker melalui Yayasan Kanker Anak Indonesia.
Di antara karya-karya yang dilantunkan kedua penyanyi adalah ciptaan George F Handel, JS Bach, WA Mozart, terus berlanjut hingga Vaughan Williams, Richard Strauss, dan Claude Debussy.
Untuk komposer terakhir, yang dipilih adalah ”Les Cloches” (Lonceng), satu tembang puitik yang syairnya ditulis oleh Paul Bourget.
”Les feuilles s’ouvraient sur le bord des branches…delicatement. Les cloches tintaient, legeres et franches, dans le ciel clement”...(Dedaunan di cabang nan hijau berayun lembut… membuka dengan senyap... Lonceng-lonceng dengan musiknya berbunyi ringan, di bawah langit yang tersenyum).
Inilah dua remaja Indonesia yang—meminjam tema konser L’Ardore yang berarti passion atau gereget nan kuat—rela menghabiskan banyak jam dalam hidupnya untuk menekuni seni vokal. Mengikuti perkembangan keduanya, antara lain melalui TRCC (The Resonanz Children Choir), mengikuti sejumlah masterclass dari empu dan maestro/a vocal, Alicia dan Bimashakti telah memperlihatkan talenta yang bersinar terang. Namun, lebih dari itu, keduanya juga memiliki hati yang lembut, berbela-rasa terhadap penderita kanker anak yang menderita.
Suara-suara merdu keduanya, didukung oleh pianis Daniel Alexander Tan, Michelle Siswanto (biola 1), Diki Pradana (biola 2) Yakobus (viola), dan Dani Ramadhan (cello), telah menjadi pelengkap matahari senja yang elok.