Pasar tidak melulu berkutat menawarkan bahan pangan untuk mengenyangkan badan. Di Pasar Temon, Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, asupan jiwa juga disediakan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
Pasar tidak melulu berkutat menawarkan bahan pangan untuk mengenyangkan badan. Di Pasar Temon Pinggir Sawah, Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masyarakat pembeli bisa mencoba alternatif pengenyang jiwa. Pembeli ditawari pelayanan hati dan pikiran dengan “membeli” asupan jiwa.
Asupan jiwa yang dimaksud adalah jasa konsultasi yang ditawarkan oleh lapak yang diberi nama Lapak Jasa Melupakan Mantan. Di lapak ini, setiap pengunjung akan dilayani oleh Warsidi, seorang guru sosiologi dan Patria Jati Kusuma, yang sehari-hari berprofesi sebagai psikolog di Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Mereka yang ingin mendapatkan jasa konsultasi tersebut, cukup membayar dua benggol, atau sekitar Rp 4.000 saja. Setelah itu, silahkan curhat sepuas hati.
Pasar Temon yang baru pertama kali dibuka Minggu (15/9/2019), adalah pasar dengan konsep unik. Dibuka setiap Minggu Pon, pasar menggunakan alat pembayarannya benggol yang terbuat dari lempengan kayu kecil. Untuk mendapatkan satu benggol, pembeli harus membayar Rp 2.000.
Disebut Pasar Temon karena pasar dibuat sebagai lokasi bertemu, pertemuan atau patemonan dalam bahasa Jawa. Karena lokasinya di tepi sawah, maka disebut Pasar Temon Pinggir Sawah.
Warsidi mengatakan, sejak pasar dan semua warung dan tempat berjualan dibuka mulai pukul 07.00 hingga pukul 11.00, dia bersama Patria, sudah menerima kedatangan enam tamu. Menyesuaikan dengan nama lapak, sebagian besar tamu memang mengeluhkan bagaimana bisa kembali membuka lembaran baru setelah memutuskan hubungan dengan kekasih karena tamu kali ini kebanyakan pelajar SMA.
“Karena merasa malu, dalam berkonsultasi pun, teman-temannya ikut membantu untuk menerangkan masalah yang dihadapi,” ujarnya. Rata-rata pelajar SMA tersebut didampingi oleh dua hingga lima rekannya.
Namun beberapa tamu juga datang mengeluhkan masalah kehidupan sehari-hari. “Ada beberapa orangtua yang datang dan berkonsultasi perihal pendidikan dan perilaku dari anak-anaknya,” ujarnya.
Lapak jasa konsultasi itu memang tidak seramai dengan 10 warung dan lapak lainnya yang menjual nasi, jajanan, dan beraneka makanan tradisional. Banyak tamu yang datang masih terlihat malu dan ragu-ragu untuk membicarakan masalah pribadinya.
Patria mengatakan, langkah membuka jasa konsultasi ini adalah bagian dari upaya sosialiasi, membuka pandangan masyarakat luas, bahwa jasa psikolog juga bisa digunakan masyarakat untuk membantu memecahkan masalah keseharian mereka dalam keluarga.
“Dengan stan ini, kami juga ingin memperjelas, membuka pandangan banyak orang bahwa jasa psikolog tidak sekedar dibutuhkan oleh mereka yang mengalami gangguan jiwa saja,” ujarnya.
Selama masih bisa diajak berkomunikasi, maka orang yang mengalami gangguan jiwa cukup mengatasi masalahnya dengan berkonsultasi dengan psikolog. Namun, jika yang bersangkutan sudah tidak bisa diajak berbicara, maka yang bersangkutan membutuhkan penanganan medis lebih lanjut oleh psikiater.
Patria mengatakan, masyarakat desa seperti di Desa Sambak, memang belum terlalu familiar dengan jasa konsultasi psikologi. Padahal, tidak kalah dengan masyarakat di perkotaan, masyarakat pedesaan juga tetap memiliki beban masalah yang berpotensi menganggu kejiwaan.
Masyarakat pedesaan juga tetap memiliki beban masalah yang berpotensi menganggu kejiwaan.
Sebagai contoh, Patria yang sehari-hari membuka praktek pribadi di Desa Kwaderan, Kecamatan Kajoran, juga pernah menangani kasus warga yang mengalami depresi setelah bercerai dengan pasangannya.
“Kasus-kasus yang saya tangani membuktikan bahwa depresi atau gangguan kejiwaan, bisa terjadi pada siapa pun. Oleh karena itu, dengan membuka jasa konsultasi ini, kami pun berharap warga bisa lebih terbuka dan tidak membiarkan masalah yang dihadapi berlarut-larut dan menjadi beban bagi kejiwannya,” ujarnya.
Sekretaris Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sambak, Muhammad Ainur Rofiq, mengatakan, jasa konsultasi melupakan mantan ini sengaja dibuka sebagai pemancing untuk menarik minat kalangan muda milenial datang berkunjung ke Pasar Temon. Di satu sisi, lapak ini sengaja dibuka sebagai salah satu “variasi dagangan” untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat.
Selain warung dan tempat berjualan yang menawarkan aneka barang dan jasa konsultasi, Pasar Temon juga menawarkan beragam jasa lainnya untuk kebutuhan hiburan seperti becak mini sebagai permainan anak-anak, dan sejumlah reptil yang dibawa oleh komunitas reptile Desa Sambak, yang sengaja dipamerkan untuk keperluan foto bersama pengunjung. Selain itu, juga terdapat satu penjual yang khusus menjual jasa cukur rambut.
Semua kelembagaan desa berpartisipasi. Bahkan lansia pun ikut terlibat. Pasar yang diselenggarakan oleh BUMDes itu diharapkan menciptakan obyek wisata baru dan menciptakan kunjungan tamu ke Desa Sambak. Dengan demikian ekonomi warga makin bergerak. Lebih dari itu, kebutuhan yang tersembunyi di relung hati pun terpenuhi.