Inter Milan melakukan start yang bagus di awal musim Liga Italia hingga merebut puncak klasemen yang selama ini dimonopoli Juventus. Situasi ini membuat persaingan Serie A semakin menarik.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MILAN, MINGGU — Juventus selalu menjadi tim yang sulit dilengserkan dari puncak klasemen Serie A dalam delapan musim terakhir. Apalagi, pada saat ini ketika tim ”Nyonya Besar” itu sudah memiliki banyak uang dan pemain idaman banyak klub, seperti Cristiano Ronaldo dan Matthijs de Ligt. Pelatih Inter Milan Antonio Conte pun secara tidak langsung mengatakan, pelatih Juventus tidak sepantasnya cengeng dan terlalu banyak mengeluh.
Sikap Conte ini muncul setelah Inter mengambil alih puncak klasemen sementara Serie A dengan mengantongi 9 poin seusai menumbangkan Udinese 1-0 di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (15/9/2019). Adapun Juventus ditahan imbang Fiorentina, 0-0, pada Sabtu (14/5/2019) malam waktu Indonesia dan berada di peringkat kedua klasemen sementara dengan tujuh poin.
Ini merupakan pertama kalinya Juventus kehilangan tempat di puncak klasemen Serie A sejak Maret 2018. Pelatih Juventus Maurizio Sarri pun berkilah bahwa penampilan buruk tim, salah satunya, dipengaruhi cuaca yang tidak bersahabat. ”Bermain di Firenze pada siang hari ketika musim panas sebetulnya sangat berat bagi semua pemain,” ujarnya, seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Laga tersebut merupakan debut Sarri yang sesungguhnya sebagai pelatih Juventus karena ia baru tampil di lapangan setelah pada laga-laga sebelumnya absen karena menjalani perawatan penyakit pneumonia. Sarri juga mengeluhkan timnya yang tidak utuh karena Giorgio Chiellini, Mattia de Sciglio, Marko Pjaca, dan Mattia Perin masih cedera.
Namun, semua itu bukan alasan bagi Conte. ”Saya tidak ingin mengatakan apa pun (terkait keluhan Sarri), atau saya bisa mulai membandingkan keuangan kedua klub (Juventus dan Inter). Dia berada di kubu terkuat saat ini dan dia seharusnya kalem saja,” katanya seperti dikutip Football Italia.
Perang kata-kata yang dilancarkan Conte ini menjadi menarik karena ia dan Sarri seolah bertukar peran. Conte sesungguhnya merupakan sosok yang mengawali kesuksesan beruntun Juventus sebagai juara Serie A ketika ia melatih si Nyonya Besar pada tahun 2011-2014. Juga sebagai mantan pemain Juventus, Conte tahu betul karakteristik tim tersebut.
Sama seperti Conte, Sarri kembali ke Italia setelah melatih Chelsea. Namun, Conte mendapat tugas untuk membangkitkan Inter, sedangkan Sarri tinggal mempertahankan kejayaan Juventus dan berusaha meraih trofi Liga Champions. Sarri telah mendapatkan posisi yang dulu ia pandang terlalu nyaman dan mudah.
Conte tahu bagaimana Sarri ketika melihat Napoli pada 2015-2018 terlalu banyak mengeluhkan kenyamanan yang dimiliki Juventus. Dua hal yang dikeluhkan Sarri waktu itu adalah Juventus selalu mendapatkan jadwal laga yang menguntungkan dan memiliki sumber daya keuangan yang sulit ditandingi untuk membangun tim yang tangguh. Niatan Sarri bersama Napoli untuk mengudeta Juventus pun selalu gagal.
Rencana kudeta itu sebenarnya masih akan dilanjutkan Carlo Ancelotti yang kini melatih Napoli. Namun, Conte dan Inter justru mampu mengawali musim ini dengan sangat meyakinkan sehingga untuk sementara bisa dikatakan sebagai tim yang punya peluang mengudeta Juventus.
Kekuatan baru
Kekuatan Inter setelah berbelanja pemain pada musim panas ini mulai terlihat peningkatannya. Stefano Sensi, pemain yang dipinjam Inter dari Sassuolo, menjadi pahlawan dengan mencetak gol tunggal ke gawang Udinese. Gol tersebut juga berawal dari asis pemain anyar Inter dari Atletico Madrid, Diego Godin. Sensi sudah mencetak dua gol dalam tiga laga perdana Serie A musim ini dan masih belum puas.
Pada laga itu, Conte juga memberikan kesempatan kepada eks pemain Manchester United, Alexis Sanchez, untuk menjalani debut melawan Udinese yang dulu pernah ia bela. Tampil menggantikan Matteo Politano pada menit ke-80, Sanchez hampir mencetak gol perdana jika tendangannya tidak tepat mengenai kiper Udinese, Juan Musso.
Kini, Inter maupun Juventus sama-sama bersiap bertarung di ajang Liga Champions. Inter akan menghadapi Slavia Praha, Selasa (17/5/2019) dan Juventus bertandang ke Atletico Madrid, Kamis (19/9/2019) dini hari WIB.
Wakil Italia lainnya di ajang Liga Champions, Atalanta, juga menambah kepercayaan diri setelah mengalahkan Genoa 2-1 pada Minggu kemarin. Mereka akan menghadapi Dinamo Zagreb pada Kamis dini hari WIB. ”Kami punya kesempatan besar untuk menunjukkan kekuatan kami,” ujar Duvan Zapata, yang mencetak gol kemenangan ke gawang Genoa. (AFP/REUTERS)