Gemilang di ”The Voice” Jerman, Claudia Menjadi Inspirator Warga Cirebon
Claudia Emmanuela Santoso (18), perempuan asal Cirebon, Jawa Barat, menjelma sebagai inspirator bagi warga di kampung halamannya setelah aksinya memukau juri dan penonton dalam "Blind Auditions The Voice of Germany".
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Claudia Emmanuela Santoso (18), perempuan asal Cirebon, Jawa Barat, menjelma menjadi inspirator bagi masyarakat di kampung halamannya setelah aksinya memukau juri dan penonton dalam ”Blind Auditions The Voice of Germany”. Suaranya membanggakan warga Cirebon.
Di SMA Kristen Penabur Cirebon, tempatnya pernah menimba ilmu, wajah Claudia menghiasi dinding, bahkan monitor di setiap lantai sekolah, Selasa (17/9/2019). Fotonya yang tersenyum dengan kedua tangan menunjukkan tanda cinta khas Korea dan berlatar panggung The Voice terpajang dalam spanduk.
Di monitor, penampilannya pada audisi ”The Voice of Germany” terus diputar. Bahkan, saat istirahat, suara tingginya bergema di seantero sekolah. Selama ini, saat istirahat sekitar 20 menit, pihak sekolah kerap memutar lagu, seperti ”17 Agustus” saat peringatan Hari Kemerdekaan RI.
”Beginilah cara pihak sekolah menunjukkan rasa bangga untuk Claudia yang tampil gemilang pada audisi The Voice of Germany,” ujar Kepala SMAK Penabur Cirebon Gunawan. Pada audisi yang ditayangkan di kanal Youtube pada Kamis (12/9/2019) itu, Audi, sapaannya, membawakan soundtrackThe Greatest Showman berjudul ”Never Enough”.
Perempuan berambut sepunggung ini mampu membuat Rea Garvey, salah satu juri, memencet tombol ”I want you” dan membalikkan kursinya menghadap panggung kurang dari satu menit setelah ia bernyanyi. Jika menekan tombol artinya juri menganggapnya layak lolos audisi.
Tidak berapa lama, juri lainnya, Alice Merton, Sido, dan Mark Foster, ikut berbalik. Bahkan, Alice sampai menitikkan air mata mendengar suara Audi. Mengenakan gaun merah muda, beberapa kali Audi berucap terima kasih atas standing ovation juri dan penonton. Di Youtube, hingga Selasa siang, aksi Audi telah ditonton lebih dari 6,7 juta kali dengan 33.365 komentar.
Gunawan mengatakan, Audi telah membuat Cirebon go internasional. Media sosial, daring, media arus utama, hingga media luar negeri turut membicarakan aksi Audi. ”Beberapa waktu lalu, media dari Singapura datang ke sekolah karena Audi,” ujarnya.
Audi telah membuat Cirebon go internasional. Media sosial, daring, media arus utama, hingga media luar negeri turut membicarakan aksi Audi.
Sebelum meninggalkan sekolah dan kuliah di Jerman pada 2018, Audi dikenal sebagai penyanyi yang kerap mengikuti lomba tingkat kota, provinsi, juga nasional. Dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional di Manado 2016, misalnya, anak pasangan Christin Gunawan dan Gunawan Santoso ini masuk sebagai enam finalis.
Audi juga pernah meraih juara kedua Bintang Radio RRI Cirebon sekitar 2016. Ia juga diketahui sempat mengikuti audisi salah satu pencarian bakat di stasiun televisi swasta.
Guru Musik SMA Kristen Penabur Cirebon Yohanes Subagyo mengatakan, sejak duduk di bangku sekolah dasar, bakat menyanyi Audi sudah tampak. Memasuki SMP, Audi menjadi andalah paduan suara sekolah. ”Bahkan, ketika masih kelas IX SMP, dia sudah masuk ring 1 Solatifa Choir, paduan suara SMAK Penabur,” katanya.
Ring 1 merupakan tim Solatifa Choir berisi 40 orang yang kerap mengikuti lomba. Audi berperan sebagai penyanyi solo. Sementara ring 2 dan ring 3 Solatifa Choir mengisi acara di gereja hingga upacara sekolah.
Subagyo menuturkan, Audi bersama teman-teman paduan suaranya harus mengikuti pemusatan latihan jika akan berlomba. Waktu berlatih bisa mencapai lima jam. Audi juga kerap tampil dalam Friday Event, yakni aksi perwakilan setiap kelas untuk menghibur siswa di kantin setiap Jumat. Berbagai ”panggung” itu, lanjutnya, turut menempa mental anak pelayar tersebut, selain les vokal di luar sekolah.
Meskipun harus membagi waktu dengan kegemarannya bernyanyi, Audi termasuk siswi cemerlang. ”Dia masuk di kelas unggulan, XII IPA 1. Kami melihat minat bakatnya di nyanyi, makanya ini yang dikembangkan. Sekolah tidak boleh memaksakan anak menguasai semuanya,” ujar Subagyo.
Sebagai guru, Subagyo mengaku sangat bangga atas prestasi Audi lolos di audisi The Voice of Germany. ”Kalau ketemu dengan guru kesenian dari sekolah lain, saya disalamin. Bahkan, ada guru dari SMAN 7 Kota Cirebon menangis terharu karena bangga melihat aksi Audi,” ucapnya.
Ketua Dewan Kesenian Cirebon Kota Akbarudin Sucipto juga bangga melihat penampilan Audi. Menurut dia, Audi membuktikan bahwa Cirebon punya seniman berbakat. Sederet nama seniman asal Cirebon yang sudah lebih dahulu berkarya di antaranya aktor sekaligus pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno, dan Dewi Yull.
Jessica Gustana (16), siswa kelas XII IPA 1 SMAK Penabur Cirebon, mengatakan, banyak temannya ingin menjadi seperti Audi. ”Kami bangga banget dengan Kakak Audi. Ini memotivasi kami untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah dan Cirebon di berbagai bidang,” ucapnya.