PEKANBARU, KOMPAS — Presiden Joko Widodo, Selasa (17/9/2019), mengunjungi Provinsi Riau untuk meninjau penanganan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan, pemerintah telah mengerahkan segala upaya untuk memadamkan api.
”Segala upaya dan usaha sudah dilakukan. Di darat sudah semuanya disemprot air. Tambahan pasukan hingga total ada 5.600 orang. Doa (memohon hujan) juga sudah kami panjatkan,” kata Jokowi di apron Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Riau.
Presiden diagendakan memantau proses pemadaman api menggunakan helikopter di Dusun Merbo, Kabupaten Pelalawan, dan Dusun Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar. Di dua lokasi itu, titik panas terpantau cukup parah. Sebelum meninjau dua lokasi tersebut, Presiden bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja melaksanakan shalat Istisqa untuk memohon turunnya hujan. Shalat dilaksanakan di Masjid Amrullah yang masih berada di kompleks Lanud Roesmin Nurjadin.
Presiden Jokowi ke Riau didampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar; Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita; Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Moenardo; Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto; serta Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
”Segera dipadamkan kalau sudah ada satu titik api. Kita berhadapan dengan hutan dan lahan gambut yang luas. Kalau apinya sudah banyak begini, memadamkannya tidak mudah,” ujarnya.
Hal serupa diutarakan Wiranto seusai rapat terbatas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Senin (16/9/2019) malam. Menurut Wiranto, permasalahan karhutla seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, mulai tingkat kepala desa, camat, bupati/wali kota, hingga gubernur. Wiranto menekankan, pemerintah pusat berlaku sebagai koordinator. Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan bisa mandiri dalam menghadapi permasalahan yang sama setiap tahun.
”Mencegah lebih baik daripada memadamkan,” kata Wiranto.
Terkait penegakan hukum, Siti Nurbaya dalam keterangan pers mengatakan, pihaknya melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum telah memproses 370 perusahaan yang telah terbukti membuka lahan dengan cara membakar.
Dari 370 perusahaan, 103 di antaranya berada di Riau dan telah ditindaklanjuti oleh Kepolisian Daerah Riau. Selain itu, 49 entitas perusahaan telah disegel pemerintah.
Belum berhasil
Pagi ini TNI AU kembali akan menebar garam di awan untuk menurunkan hujan. Pesawat C130 Hercules dikerahkan untuk mengangkut 2,4 ton garam. Upaya memodifikasi cuaca belum berhasil lantaran hujan belum juga turun di Kota Pekanbaru. Berdasarkan data dari BNPB pada Senin (16/9/2019), luas lahan terbakar di Provinsi Riau mencapai 49.266 hektar, sedangkan jumlah titik panas terpantau 58 titik.
Pagi ini, TNI AU kembali akan menebar garam di awan untuk menurunkan hujan. Pesawat C130 Hercules dikerahkan untuk mengangkut 2,4 ton garam.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyampaikan, pihaknya juga masih berupaya menangani karhutla dengan strategi pemadaman darat, udara, dan penegakan hukum. Namun, tidak semua helikopter yang disiagakan mampu melakukan pengeboman air di beberapa titik karena keterbatasan jarak pandang.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka mengatakan, pihaknya siap mengerahkan seluruh alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk membantu memadamkan karhutla. Pekan ini, TNI AU bakal mengerahkan pesawat nirawak atau drone untuk mendeteksi titik-titik panas. Selain itu, drone juga akan difungsikan untuk memantau pergerakan orang-orang yang berniat membakar hutan pada malam hari.
Drone tersebut, kata Ronny, memiliki teknologi yang dapat mendeteksi suhu tubuh. Dengan demikian, meski malam hari, gerak-gerik pembakar hutan dapat dipantau aparat penegak hukum.