Sebanyak 10 orang ditetapkan sebagai tersangka kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur. Sementara polisi masih memeriksa beberapa orang di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser terkait kasus serupa.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Sebanyak 10 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur. Sementara itu, polisi masih memeriksa beberapa orang di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser terkait kebakaran hutan dan lahan di sana.
Kepala Kepolisian Daerah Kaltim, Inspektur Jenderal Polisi Priyo Widyanto, ketika dihubungi di Balikpapan, Rabu (18/9/2019), mengatakan, laporan yang dia himpun dari kepolisian resor di Kaltim terdapat 9 orang tersangka di Kabupaten Berau dan 1 tersangka di Kutai Kartanegara. Semua tersangka merupakan individu, bukan instansi atau perusahaan.
"Ada juga beberapa yang masih diperiksa, seperti di Penajam Paser Utara dan Paser. Dalam kasus ini, kesulitannya adalah adanya saksi dan barang bukti," ujar Priyo.
Ia mengatakan, keikutsertaan dan kesadaran masyarakat turut membantu penanganan karhutla di Kaltim. Saat musim kemarau, seperti saat ini, masyarakat tidak dianjurkan membakar sampah atau membuka lahan dengan cara dibakar.
Ada juga beberapa yang masih diperiksa, seperti di Penajam Paser Utara dan Paser. Dalam kasus ini, kesulitannya adalah adanya saksi dan barang bukti, ujar Priyo
Ada 23 titik panas
Sementara itu, peta sebaran titik panas berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat terdapat 23 titik panas di Kaltim dengan kepercayaan 81-100 persen. Selain itu, terdapat 44 titik panas dengan kepercayaan 71-80 persen. Data itu diakses pukul 18.00 Wita.
Kebakaran lahan gambut di Penajam Paser Utara mencapai 110 hektare sejak Minggu (8/9/2019) lalu. Sampai saat ini, pendinginan di lokasi yang sudah dipadamkan masih dilakukan.
Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara Nurlaila mengatakan, kebakaran lahan gambut yang belum sepenuhnya padam berada di perbatasan Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam.
"Saat ini peralatan dan tim dikerahkan untuk pendinginan di lokasi yang sudah dipadamkan. Api hampir tidak muncul kembali ke permukaan, tetapi asap masih muncul. Itu yang difokuskan oleh tim gabungan BNPB, TNI, dan Polri," kata Nurlaila.
Ia mengatakan, tim masih akan tetap turun untuk memadamkan api sampai benar-benar padam dan tidak mengeluarkan asap. Untuk akses air, terdapat parit di sekitar lokasi kebakaran lahan, tetapi masih kesulitan untuk memadamkan api di bagian tengah lahan.
Kebanyakan kebakaran lahan milik warga dan ada yang merembet ke hutan. Pemadaman terus diupayakan dengan kerja sama tim gabungan. Tim kami akan disiagakan hingga Desember, ujar Shahar
Butuh sekitar 500 meter selang untuk menjangkau titik api di bagian tengah lahan. Tim pemadam akan fokus menyemprot air di titik-titik yang masih mengeluarkan asap dalam jangka waktu lama karena gambut cukup tebal.
Kebakaran hutan yang cukup luas terjadi di Kabupaten Berau. Ketebalan asap membuat beberapa penerbangan dari Balikpapan menuju Berau dibatalkan sebab kabut asap cukup tebal dari daerah Berau sendiri dan asap kiriman dari provinsi lain di Kalimantan.
Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Kaltim Shahar Al Haqq mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Berau mencapai 380 hektar sejak dua bulan terakhir.
“Kebanyakan kebakaran lahan milik warga dan ada yang merembet ke hutan. Pemadaman terus diupayakan dengan kerja sama tim gabungan. Tim kami akan disiagakan hingga Desember,” ujar Shahar.