Angin Kencang dan Medan Terjal Hambat Pemadaman di Gunung Slamet
Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet wilayah Bukit Igir Genting, Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal meluas.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS - Kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet wilayah Bukit Igir Genting, Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah meluas. Hingga Rabu (18/9/2019) malam, kobaran api sulit dipadamkan lantaran medan yang terjal dan angin di sekitar lokasi bertiup kencang.
Kobaran api di lereng barat Gunung Slamet, sejak Selasa (17/9/2019) justru meluas hingga petak 16 Resort Pemangkuan Hutan Igir Klanceng Kesatuan Pemangkuan Hutan Pekalongan Barat, tepatnya di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes.
Koordinator Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Kartono mengatakan, upaya pemadaman telah dilakukan sejak Selasa siang menggunakan peralatan sederhana seperti gepyok dan kayu-kayu basah. Pembuatan parit untuk menyekat wilayah terdampak kebakaran juga sudah dilakukan. Namun, kencangnya tiupan angin membuat api terus meluas hingga ke wilayah Kabupaten Brebes dan Banyumas.
Dari sekitar 18 hektar (ha) hutan yang terbakar, petugas baru bisa memadamkan sekitar 8 ha. Menurut Kartono, petugas kesulitan mengakses air. Pasalnya, jarak terdekat antara perkampungan dengan lokasi kebakaran hutan berkisar 3-4 kilometer. Selain itu, medan di sekitar lokasi kebakaran juga cukup terjal dan rawan longsor. Akibatnya, upaya pemadaman dihentikan pada Rabu malam dan akan dilanjutkan Kamis (18/9) pagi.
"Upaya pemadaman kami hentikan karena lokasi hutan yang terbakar cukup terjal dan rawan longsor. Jika dipaksakan terlalu berisiko mengancam keselamatan petugas," kata Kartono saat ditemui Rabu, di Dukuh Sawangan.
Kartono menambahkan, Rabu malam, sebagian petugas mendirikan posko penanggulangan dan dapur umum di Dukuh Sawangan yang akan digunakan sebagai tempat berkoordinasi dan memenuhi keperluan konsumsi para petugas.
Kepala Kepolisian Resor Tegal Ajun Komisaris Besar Dwi Agus Prianto mengatakan, Polres Tegal akan menyiagakan 100 personel untuk membantu pemadaman api. Jika sebelumnya, pemadaman hanya dilakukan melalui jalur pendakian Sawangan, upaya pemadaman pada Kamis pagi akan ditambah dari jalur pendakian Permadi dan jalur pendakian Gupala yang terletak di Desa Guci, Kecamatan Bumijawa.
Hingga kini, polisi belum bisa menentukan penyebab pasti kebakaran hutan. Namun, ada sejumlah warga yang melapor bahwa sebelum kebakaran ada empat pencari burung beraktivitas di sekitar lokasi kebakaran.
Wakil Administrator Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Hartanto menuturkan, 18 ha hutan yang terbakar berada di petak 48 Kabupaten Tegal dan petak 16 Kabupaten Brebes. Adapun luas total hutan di KPH Pekalongan Barat sekitar 860 hektar. Perum Perhutani belum bisa menghitung total kerugian lantaran api masih terus menjalar.
"Kami belum bisa memastikan berapa total kerugiannya. Rencananya kami baru akan menghitung total kerugian saat api sudah seluruhnya padam," ucap Hartanto.
Berdasarkan data dari KPH Pekalongan Barat, selama 2019, sudah tujuh kali kasus kebakaran hutan melanda wilayah KPH Pekalongan Barat. Kebakaran pada Rabu siang merupakan yang terparah.
Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto mengimbau semua pihak untuk terus waspada dengan kebakaran susulan. Sudaryanto berharap, kebakaran yang melanda lereng Gunung Slamet tidak seperti kebakaran di lereng Gunung Merbabu.
"Semoga kasusnya tidak seperti kebakaran di lereng Merbabu yang awalnya sudah padam lalu beberapa hari kemudian nyala kembali. Saya imbau masyarakat tidak main-main dan menganggap sepele kejadian seperti ini," ucap Sudaryanto.