Kepulauan Riau dikepung asap kiriman kebakaran hutan dan lahan dari Sumatera serta Kalimantan. Kualitas udara dan jarak pandang di tujuh kabupaten/kota secara bersamaan merosot tajam pada Rabu (18/9/2019).
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS - Kepulauan Riau dikepung asap kiriman kebakaran hutan dan lahan dari Sumatera serta Kalimantan. Kualitas udara dan jarak pandang di tujuh kabupaten/kota secara bersamaan merosot tajam pada Rabu (18/9/2019). Petugas kesehatan diminta sigap menangani warga yang terdampak.
Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto mengatakan, indeks standar pencemar udara pada pagi hari ini sudah berada di level sangat tidak sehat. Konsentrasi PM 10 di Batam pada puncaknya mencapai 226 mikrogram per meter kubik (µg/m3).
Konsentrasi PM 10 dan PM 2,5 terus meningkat. Biasanya nilai masing-masing parameter itu di Batam hanya sekitar 50 mikrogram per meter kubik (µg/m3). Pada pagi hari ini nilai PM 10 dan PM 2,5 masing-masing mencapai 226 µg/m3 dan 179 µg/m3.
"Di tengah kondisi seperti ini pemerintah mengimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar ruang. Adapun petugas kesehatan harus proaktif menangani keluhan warga," kata Isdianto.
Hari ini, Dinas Kesehatan Kota Batam telah merekomendasikan pemerintah untuk memulangkan siswa lebih cepat pada hari ini. Namun, menurut Isdianto, siswa baru mulai akan diliburkan jika konsentrasi PM 10 mencapai 230 µg/m3.
Persediaan masker saat ini jumlahnya 100.000 buah dinilai kurang untuk dibagikan ke warga Kepri yang jumlahnya sekitar 2 juta orang. Isdianto mengatakan, jumlah itu sebentar lagi akan ditambah Kementerian Kesehatan sebanyak 500.000 masker.
Di tengah kondisi seperti ini pemerintah mengimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar ruang. Adapun petugas kesehatan harus proaktif menangani keluhan warga, kata Isdianto.
Letak geografis Kepri yang berada di antara Sumatera dan Kalimantan membuat daerah ini terpapar asap dari dua arah. Kabupaten Natuna dan Anambas terpapar asap dari Kalimantan, sedangkan lima kabupaten/kota lainnya terpapar kabut dari Sumatera.
Data Stasiun Metereologi Hang Nadim menunjukkan jarak pandang mendatar sejumlah bandara di Kepri berkisar antara 2.000 meter hingga 4.000 meter. Kondisi paling parah terjadi di Bandara Letung, Anambas, jarak pandang mendatar hannya berkisar 1.500 meter.
Direktur Badan Usaha Bandara Hang Nadim Suwarso mengatakan, aktivitas penerbangan di Batam belum terganggu kabut asap. Jarak pandang mendatar di Batam saat ini berkisar 4.000 meter. Sedangkan jarak pandang aman minimal untuk penerbangan adalah 2.000 meter.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kepri Komisaris Besar Rustam Mansur mengatakan, saat ini di Kepri tersisa 10 titik panas di seluruh Kepri. Mayoritas titik panas itu berada di Kabupaten Bintan dan Natuna. Sampai saat ini, 15 kasus pembakaran lahan dan hutan sudah disidik Polda Kepri.
"Semua kasus yang disidik itu motif pelakunya bersifat perorangan. Untuk soal penindakan pelaku kebakaran lahan dan hutan kami tidak main-main melaksanakan arahan presiden," ujar Rustam.
Menurut dia, pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Kepri cukup berhasil mengingat dari 117 titik rawan kebakaran hanya 10 titik yang saat ini masih menyala. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pelaku pembakar hutan terancam hukuman penjara selama 15 tahun.