Mahasiswa Aceh Galang Donasi untuk Korban Asap di Riau
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banda Aceh, Provinsi Aceh, menggalang donasi dari warga untuk membantu korban asap kebakaran lahan di Provinsi Riau.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Banda Aceh, Provinsi Aceh, menggalang donasi dari warga untuk membantu korban asap kebakaran lahan di Provinsi Riau. Mahasiswa Aceh juga mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku pembakaran lahan.
Galang donasi dimulai sejak Rabu (18/9/2019) hingga sepekan ke depan. Mereka turun ke jalan protokol mengumpulkan sumbangan dalam bentuk uang dari warga kota. Uang hasil donasi akan diberikan untuk korban asap melalui aksi cepat tanggap.
Dedi Irawan, koordinator aksi galang donasi, menuturkan, ada 150 mahasiswa yang turun ke jalan untuk mengumpulkan derma. Mereka berdiri di persimpangan jalan membentangkan spanduk. Selain turun ke jalan, mereka juga mengumpulkan donasi dengan cara mengamen ke warung kopi.
”Hati kami tersentuh menyaksikan kondisi warga yang jadi korban asap. Mereka tidak bersalah, tetapi menerima dampak buruk,” kata Dedi yang kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, Banda Aceh.
Dedi mendapatkan informasi warga korban asap membutuhkan masker dan makanan sehat. Namun, donasi akan digunakan sesuai dengan kebutuhan warga yang menjadi korban.
Hati kami tersentuh menyaksikan kondisi warga yang jadi korban asap. Mereka tidak bersalah, tetapi menerima dampak buruk.
Dedi mengatakan, asap dari kebakaran hutan dan lahan membuat warga Riau tidak berdaya. Mereka mengalami gangguan pernapasan, sekolah diliburkan, dan aktivitas ekonomi terhambat. ”Negara gagal melindungi warganya, bertahun-tahun kejadian serupa terulang,” kata Dedi.
Seperti dilaporkan Kompas, kebakaran lahan dan hutan terjadi di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan. Kualitas udara di Riau sempat melebihi ambang batas. Warga harus menggunakan masker saat beraktivitas. Sebagian sekolah diliburkan.
Pada Selasa (17/9/2019), belasan mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menggelar aksi mendesak aparat penegak hukum dan Presiden Joko Widodo menindak tegas pelaku pembakar lahan.
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Rifqi Ubai Sultan, mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kebakaran lebih banyak karena faktor kelalaian manusia. Menurut Rifqi, beberapa kasus malah ada faktor kesengajaan.
”Investigasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mengenai insiden kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, sepanjang 15-21 Juli 2019, terjadi kebakaran di lahan konsesi milik sembilan perusahaan,” kata Rifqi.
Rifqi mendesak aparat penegak hukum menindak tegas perusahaan yang membiarkan wilayah konsesinya terbakar. ”Karhutla telah menyebabkan korban jiwa, kerugian finansial, serta kepunahan flora dan fauna,” ujarnya.
Rifqi mengajak warga Banda Aceh untuk membantu meringankan beban korban asap di Riau dan daerah lain di Indonesia.