Jepang diperkirakan akan menominasikan mantan Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional Jepang Masatsugu Asakawa sebagai Presiden ADB, menurut dua sumber yang menolak menyebutkan nama.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao mengundurkan diri pada Selasa (17/9/2019). Pengunduran diri Nakao akan berlaku efektif pada 16 Januari 2020.
“Saya merasa ini adalah saat yang tepat untuk meminta orang dengan ide segar dan komitmen kuat untuk menggantikan saya. Saya mengumumkan pengunduran diri saya sekarang agar institusi ini bisa melakukan transisi administrasi yang lebih lancar,” kata Nakao dalam pernyataan tertulis dikutip dari situs resmi ADB di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Pemilihan presiden baru ADB berdasarkan pemungutan suara akan diselenggarakan oleh Dewan Gubernur ADB berdasarkan Piagam ADB. Proses pemilihan harus mengedepankan prosedur yang terbuka, transparan, dan bersifat meritokrasi.
Nakao telah menjabat sebagai Presiden ADB menggantikan mantan Gubernur Bank Jepang, Haruhiko Kuroda, sejak 28 April 2013. Ia kembali terpilih sebagai Presiden ADB pada 24 November 2016.
Ia mencatat sejumlah pencapaian selama menjabat, seperti meningkatkan pinjaman dan hibah ADB dari 14 miliar dollar AS pada 2013 menjadi 22 miliar dollar AS pada 2018. Selain itu, ia berkontribusi dalam penggabungan sumber daya modal dengan kredit lunak Dana Pembangunan Asia (ADF) sehingga mendorong operasional perusahaan.
ADB juga secara proaktif merespons kesulitan negara anggota tingkat volatilitas eksternal tinggi, seperti bencana alam dan pengungsi, dengan menyediakan pinjaman dan hibah dari berbagai proyek. Menurut Nakao, ADB juga mencatat kenaikan pendanaan melalui obligasi mata uang lokal dan menerbitkan obligasi tematik, seperti obligasi hijau, jender, dan air.
“ADB akan terus mengembangkan diri untuk menanggapi perubahan kebutuhan negara-negara anggota berkembang. ADB hendak membantu mewujudkan Asia Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” tutur Nakao.
Dia mengatakan, Asia telah berkembang secara signifikan beberapa tahun terakhir di sejumlah negara, terlihat dari konsumsi domestik yang tinggi. Angka kemiskinan juga turun.
Perkembangan positif itu terjadi berkat kebijakan pemerintah yang tepat, investasi dan perdagangan terbuka, serta inovasi. ADB turut berkontribusi dalam perkembangan tersebut.
Namun, Naoko mengatakan, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi, antara lain mengentaskan kemiskinan dan menurunkan kesenjangan pendapatan, serta membantu negara rentan dan negara kepulauan kecil. Selain itu, Asia Pasifik perlu mewujudkan kesetaraan jender, memitigasi perubahan iklim, menjaga lingkungan, mendorong ketahanan pangan, serta meningkatkan kerja sama regional.
Calon baru
Jepang diperkirakan akan menominasikan mantan Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional Jepang Masatsugu Asakawa sebagai Presiden ADB, menurut dua sumber yang menolak menyebutkan nama. Selama ini, posisi penting di ADB selalu dipegang oleh Jepang.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menolak untuk mengonfirmasi apakah Asakawa akan terpilih. “Ia akan menjadi orang yang paling tepat (untuk menggantikan Nakao),” ujarnya ketika ditanyakan pada Selasa (17/9/2019).
Jepang berperan penting dalam menciptakan ADB yang menawarkan pinjaman kepada negara-negara berkembang Asia. Pejabat senior Kementerian Keuangan Jepang terus mendominasi jabatan presiden ADB.
ADB adalah bank regional yang berdiri sejak 1966. Anggota ADB lebih dari 60 negara. Bank yang ini bermarkas di Manila, Filipina, memiliki tujuan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di Asia.
Adapun ADB tengah menghadapi persaingan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). AIIB merupakan bank pembangunan yang disponsori China. (Reuters)