Komnas HAM Bakal Investigasi Insiden Bersenjata di Papua
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyiapkan tim investigasi mengusut insiden tujuh warga tertembak dalam kontak senjata di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (17/9/2019).
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS-Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyiapkan tim investigasi mengusut insiden tujuh warga tertembak dalam kontak senjata di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (17/9/2019). Tujuannya, untuk memahami duduk perkara peristiwa ini sekaligus mengetahui upaya penegakan hukum yang ditempuh aparat keamanan sudah sesuai prosedur atau belum.
"Saya bersama tim akan mengambil keterangan dari empat korban luka yang tengah dirawat di Timika. Kami akan melakukannya pada Jumat (20/9) ini," kata Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey saat dihubungi dari Jayapura, Papua, pada Kamis (19/9).
Sejauh ini, salah satu data yang tersedia berasal dari Kodam XVII/Cenderawasih. Disebutkan, tim Satuan Tugas Penegakan Hukum TNI dan Polri terlibat kontak senjata dengan kelompok Militer Murib di Kampung Olenki, sekitar pukul 16.00 WIT. Insiden itu memicu tiga warga tewas dan empat orang lainnya luka-luka.
Korban tewas adalah Tekiman Wonda, Edison Mom, dan Rudi Mom, yang masih balita. Jenazah mereka sudah dimakamkan di llaga, Rabu kemarin. Sedangkan korban luka tembak adalah Topina Mom (36), Tabuni (37), Herina Kinal (32), dan Yefrina Mom (16 ). Mereka kini dirawat di Timika.
"Kami akan melihat upaya penegakan hukum yang dilakukan aparat. Namun, bila ternyata warga hanya dijadikan tameng oleh kelompok bersenjata, hal itu merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan, " tutur Frits.
Kami akan melihat upaya penegakan hukum yang dilakukan aparat. Namun, bila ternyata warga hanya dijadikan tameng oleh kelompok bersenjata, hal itu merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan
Ia berpendapat, ke depan, sebaiknya aparat keamanan menghindari konflik apabila ada kelompok separatis bersenjata di tengah warga. "Aparat dapat menyerang bila diserang lebih dahulu. Hal itu jadi upaya bela diri, " tambahnya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Cpl Eko Daryanto menyampaikan belasungkawa pada keluarga korban. Ia mengatakan, kontak senjata bermula dari tembakan yang dilepaskan kelompok separatis bersenjata kepada tim Satgas Gakkum. Saat itu, tim hendak mendekati tempat persembunyian kelompok separatis. Jarak antara aparat dengan lokasi persembunyian hanya 100 meter.
Tim Satgas Gakkum lantas melepaskan tembakan balasan. Hal itu membuat kelompok itu panik dan melepaskan tembakan secara sporadis. "Kelompok itu berhasil melarikan diri sambil terus melepaskan tembakan secara sporadis," ungkap Eko.
Ke depan, Eko mengatakan, Panglima Kodam Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab dan Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja, juga akan menerjunkan tim investigasi. "Kami menyatakan upaya penegakan hukum di Kampung Olenki dilaksanakan secara terukur. Tim investigasi akan mengumpulkan data terkait insiden itu dengan valid, " tegasnya.