Berbekal kabel data dan sebuah komputer, para teknisi ini dapat mengubah nomor identitas internasional atau IMEI. Cara ini dapat menyiasati rencana kebijakan pemerintah dalam menekan peredaran ponsel ilegal.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA/HARRY SUSILO
·5 menit baca
Mereka seolah memiliki kesaktian karena mampu memberdayakan sesuatu yang tak berguna. Dengan berbekal kabel data dan sebuah komputer, para teknisi ini dapat mengubah nomor identitas internasional atau IMEI. Cara ini dapat menyiasati rencana kebijakan pemerintah dalam menekan peredaran ponsel ilegal.
Mengenakan kaos oblong, celana jins, dan sandal jepit, K tiba di gerainya di pusat perbelanjaan ponsel di Kota Bandung, Jawa Barat, pertengahan Agustus silam. Pengunjung hilir mudik diiringi teriakan promosi dari para penjual di gerai ponsel.
K baru membuka gerai yang berukuran 3 meter x 2 meter itu tiga jam lebih terlambat dari gerai-gerai lain yang buka pada pukul 10.00, sesuai jam buka pusat perbelanjaan. Ia lalu mengambil sebuah kotak berisi skrup, kabel data, dan perlengkapan lain. Setelah itu, dia menggenggam sebuah ponsel konsumen dan kemudian sibuk mengutak-atik ponsel tersebut.
Tak diduga, apa yang dilakukan K itu dapat menyiasati kebijakan pemblokiran ponsel lewat deteksi IMEI yang akan diberlakukan pemerintah. Teknisi tersebut menggunakan nomor IMEI dari ponsel lama yang telah rusak atau biasa disebut ”IMEI zombie” untuk menggantikan nomor IMEI pada ponsel ilegal. Dengan kata lain, nomor IMEI ponsel rusak itu seolah dibangkitkan lagi.
Perangkat lunak
K mencolokan kabel ponsel itu ke komputer yang di dalamnya terdapat sebuah perangkat lunak untuk mengakses data internal ponsel. Dengan perangkat lunak itu, K bisa memasukkan 15 digit angka IMEI lain yang sudah terdaftar di data pemerintah.
Nomor IMEI yang terdaftar itu diambil dari bangkai ponsel yang masih disimpan K. Hanya dalam waktu sekitar 2 jam, IMEI ponsel itu berubah dan saat diverifikasi, hasilnya adalah ”IMEI terdaftar di database Kemenperin”.
Yang saya lakukan adalah mengubah IMEI ponsel itu dengan IMEI yang sudah tercatat di pemerintah dari ponsel lainnya yang sudah mati. Kami biasanya menyebutnya IMEI Zombie. (Maksudnya) IMEI dari ponsel yang sudah mati, tetapi dibangkitkan kembali dan beroperasi.
Teknik itu sebelumnya digunakan K untuk memperbaiki ponsel konsumen yang mati total karena gangguan perangkat lunak.
Untuk jasa mengganti IMEI itu, K mematok harga Rp 150.000. Meski demikian, kemampuan K mengganti IMEI terbatas pada ponsel merek tertentu asal China dengan keluaran tahun 2016. Sebab, dia belum memiliki perangkat lunak untuk ponsel merek lain dengan tahun keluaran lebih baru.
Selain di Bandung, pembangkit IMEI zombie juga ada di pusat perbelanjaan gawai di Jakarta. B, teknisi ponsel di lokasi itu, mengaku bisa mengubah IMEI ponsel dari yang tak terdaftar menjadi IMEI yang sudah terdaftar di pemerintah atau biasa disebut ”menembak” IMEI.
Untuk mengubah IMEI tersebut, B menggunakan perangkat lunak dan mengenakan tarif minimal Rp 150.000. Kemampuan B juga terbatas di ponsel-ponsel merek China dengan keluaran tahun 2016. ”Hape keluaran yang baru-baru itu software dan server-nya lebih sulit, apalagi iPhone,” kata B.
Permintaan ganti IMEI
Sejak wacana penertiban IMEI digulirkan pemerintah, sejumlah konsumen dan pedagang datang kepada K agar ponsel ilegal mereka bisa diakali dan tetap bisa beroperasi. Namun, tidak semua permintaan itu disanggupi K.
Sebab, K cukup selektif dalam menerima permintaan membangkitkan IMEI zombie. Ia tidak akan bekerja jika pelanggan dengan lugas menyebutkan bahwa ponselnya black market dan ingin diubah IMEI-nya. Di komunitas pedagang dan mekanik ponsel, kata-kata ”ponsel black market” sangat tabu untuk diucapkan sebab berkonotasi negatif.
Mereka baru mau bekerja apabila calon pelanggan menyebutkan kata kunci yang tepat, seperti permintaan untuk ”tembak IMEI baru” atau ”inject IMEI baru”. Hal itu untuk mengantisipasi jika ada aparat yang berpura-pura memperbaiki ponsel lalu malah menggerebeknya.
K dan B adalah sedikit dari sekian banyak teknisi ponsel yang bisa membangkitkan IMEI zombie. Kompas bertanya ke banyak teknisi ponsel di pusat perbelanjaan ponsel di Kota Bandung dan Jakarta, tetapi hanya K dan B yang menyanggupi hal itu. Membangkitkan IMEI zombie butuh keterampilan khusus yang tak banyak dimiliki teknisi pada umumnya.
Keahlian
Di kalangan teknisi ponsel ada tiga jenis keahlian. Yang pertama adalah teknisi bagian muka (interface) ponsel. Ini adalah keterampilan paling mudah yang bisa dilakukan teknisi, seperti mengganti dan memperbaiki layar ponsel. Kebanyakan teknisi mampu melakukannya.
Jenis keterampilan kedua adalah teknisi perangkat keras (hardware). Pekerjaan teknisi ini adalah mengganti atau memperbaiki bagian perangkat keras ponsel, seperti mengganti baterai, memperbaiki tombol volume, atau memperbaiki bagian dalam ponsel. Untuk melakukan ini, teknisi perlu peralatan khusus, seperti obeng dan mesin solder. Selain itu, teknisi juga perlu menguasai pengetahuan tentang anatomi ponsel yang akan diperbaiki.
Lalu, jenis keterampilan yang ketiga adalah keterampilan yang dimiliki K dan B, yaitu teknisi perangkat lunak (software). Yang mereka lakukan adalah memperbaiki kerusakan sistem internal ponsel. Keterampilan ini jarang dimiliki kebanyakan teknisi ponsel sebab keterampilan ini perlu pengetahuan dan kemampuan mengakses perangkat lunak yang sesuai dengan ponsel.
K mengatakan, keterampilan yang dia kuasai itu dipelajari secara otodidak. Bergaul bersama kakaknya yang sudah 15 tahun menjadi pedagang ponsel, K sering mengoprek ponsel bekas. ”Dari kecil, saya hobi mengutak-atik alat elektronik seperti ini. Bergaul juga sama teknisi senior yang kerja di toko kakak saya. Iseng-iseng belajar, lama-lama bisa,” kata K yang belum genap berusia 30 tahun ini.
Wakil Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) Syaiful Hayat mengatakan, modus IMEI zombie bukan hal yang baru. Namun, itu berpotensi menjadi modal bagi para pelaku usaha untuk menyiasati kebijakan IMEI. Apalagi, pemerintah belum menyiapkan langkah antisipasi.
Mantan pebisnis telekomunikasi, Sutikno Teguh, mengatakan, praktik mengganti IMEI pada ponsel ilegal dengan IMEI zombie merupakan salah satu cara agar ponsel ilegal tetap laku dijual. Kelak apabila ponsel ilegal sudah ditertibkan dengan deteksi IMEI melalui pengoperasian sistem informasi basis database IMEI nasional atau Sibina, ponsel-ponsel ilegal tidak bisa digunakan.
Tolong pemerintah dalam membuat kebijakan ini berpikir dengan gaya penjahat sedikit. Ini Sibina bisa diakali. Ayo tutup celahnya.
Sebanyak apa pun kebijakan, ada saja oknum yang mencoba beragam upaya untuk menyiasati aturan. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk cermat dalam menerbitkan regulasi dan memperkuat penegakan hukum demi menekan peredaran ponsel ilegal.